Bukan Melindungi Diri Saja, tapi Ini Alasan Utama Mengapa Bunglon Berubah Warna
Menarik untuk dicatat bahwa perubahan warna kulit pada bunglon juga memiliki peran dalam proses reproduksi.
Bunglon merupakan jenis kadal yang dikenal karena kemampuan luar biasa dalam mengubah warna tubuhnya. Reptil ini termasuk dalam keluarga Chamaeleonidae dan dapat mengubah warna kulitnya dengan cara yang sangat menarik, yaitu dengan menyebarkan atau memusatkan butiran pigmen di dalam sel-sel khusus yang disebut chromatophores.
Proses ini memungkinkan bunglon untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka, berkomunikasi dengan spesies lain, dan bahkan mengekspresikan emosi. Ketika pigmen dalam sel-sel tersebut terkonsentrasi, kulit bunglon akan tampak lebih cerah.
Sebaliknya, jika pigmen menyebar di seluruh sel, warna kulitnya akan menjadi lebih gelap. Namun, perubahan warna ini lebih rumit daripada sekadar respons lingkungan.
Emosi juga memiliki peran yang sangat penting dalam fenomena ini. Berdasarkan informasi dari laman IFL Science pada Sabtu (2/11), terdapat dua alasan utama mengapa bunglon mengubah warna kulitnya.
Pertama, perubahan warna ini berfungsi untuk mengatur suhu tubuh mereka. Sama seperti manusia yang cenderung menghindari pakaian berwarna gelap pada hari panas, bunglon juga melakukan hal serupa melalui warna kulitnya.
Ketika merasa kedinginan, bunglon akan mengubah warna kulitnya menjadi lebih gelap, seperti hijau pinus, yang membantu mereka menyerap lebih banyak panas.
Sebaliknya, saat mereka ingin menurunkan suhu tubuh, warna kulitnya akan berubah menjadi lebih terang, seperti hijau mint, untuk memantulkan cahaya dan mengurangi suhu tubuh.
Kedua, perubahan warna kulit juga mencerminkan suasana hati mereka. Emosi adalah pemicu utama dalam proses perubahan warna ini.
Bunglon Berubah Warna
Ketika bunglon menghadapi ancaman atau tekanan, mereka cenderung mengubah warna kulitnya menjadi lebih gelap sebagai tanda bahaya. Di sisi lain, saat mereka merasa tenang atau nyaman, warna kulit mereka akan tampak lebih cerah dan mencolok.
Menariknya, perubahan warna ini juga memiliki peran penting dalam proses reproduksi. Bunglon jantan, khususnya, akan menunjukkan warna-warna cerah dan mencolok saat musim kawin untuk menarik perhatian betina.
Pada fase ini, mereka mampu menciptakan pola warna yang kompleks dan menawan, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti hormon, suhu, dan sistem saraf otonom mereka.
Meskipun bunglon dapat menyesuaikan warna kulitnya dengan lingkungan, perubahan warna yang signifikan biasanya terjadi ketika mereka ingin berkomunikasi dengan bunglon lainnya.
Dalam studi ilmiah, perubahan warna ini dapat mencerminkan rasa tunduk pada bunglon lain setelah kalah dalam pertempuran. Dalam konteks ini, bunglon jantan yang lebih berani umumnya memiliki warna yang lebih cerah, yang sering kali membantu mereka dalam memenangkan pertarungan.
Sebaliknya, bunglon dengan warna lebih gelap cenderung menunjukkan sikap pasrah dan lebih memilih untuk menghindari konflik. Dalam kehidupan sehari-hari, perubahan warna ini berfungsi sebagai alat komunikasi yang sangat efektif. Melalui warna dan pola yang mereka tampilkan, bunglon dapat menyampaikan berbagai nuansa emosi dan niat, baik kepada sesama bunglon maupun kepada predator.
Kemampuan ini menunjukkan betapa kompleks dan menariknya kehidupan bunglon, yang tidak hanya sekadar hewan yang mampu berkamuflase, tetapi juga makhluk dengan kehidupan sosial dan emosional yang kaya.