Jakarta Jadi Tuan Rumah MeMinds Forum 2019
Kota Jakarta, Indonesia, menjadi tuan rumah kegiatan internasional bertajuk The Meeting of Minds Forum (MeMinds) pada 11-12 Desember tahun ini. Event ini diinisiasi oleh generasi muda Indonesia dari wilayah Asia Tenggara (ASEAN) dan Timur Tengah-Afrika Utara (MENA).
Kota Jakarta, Indonesia, menjadi tuan rumah kegiatan internasional bertajuk The Meeting of Minds Forum (MeMinds) pada 11-12 Desember tahun ini. Event ini diinisiasi oleh generasi muda Indonesia dari wilayah Asia Tenggara (ASEAN) dan Timur Tengah-Afrika Utara (MENA) untuk terhubung dengan ahli-ahli di dunia dan bertemu para pemangku kepentingan dari seluruh tingkatan baik sektor publik maupun swasta.
The Meeting of Minds Forum akan dipimpin oleh Ketua Forum Prof Dr Ismail Serageldin dan didukung Wakil Ketua Forum Ibu Salina Nordin CHFC. Figur penting yang turut meresmikan forum ini adalah penerima hadiah Nobel Sir Richard Timothy Hunt, FRS FMedSci FRSE MAE, seorang ahli biokimia dan fisiologi molekuler. Kemudian penasihat forum internasional lainnya serta tokoh-tokoh global, seperti Nadereh Chamlou, Co-Founder The Billion Dollar Funds dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI.
-
Kapan Hari Afro Sedunia diperingati? Tepat pada hari ini, menarik untuk dibahas lebih jauh sejarah Hari Afro Sedunia dan berbagai fakta menarik dari rambut afro.
-
Siapa orang terkaya di ASEAN? Mengutip data Forbes Real Time Billionaires, berikut merupakan top 3 sultan di Asia Tenggara. 1. Low Tuck Kwong Pria kelahiran Singapura ini merupakan anak dari David Low Yi Ngo, yang berganti kewarganegaraan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada tahun 1992.
-
Kenapa KTT ASEAN digelar di Jakarta? KTT yang akan diselenggarakan di Jakarta tersebut menjadi momen penting bagi Indonesia sebagai tuan rumah untuk memfasilitasi dialog dan kerjasama antara pemimpin negara anggota.
-
Kapan Praka Yayang akan berangkat ke Afrika Tengah? "Berangkatnya bulan 10, di sana bertugas sebagai pengemudi dump truck," jawab Yayang.
-
Apa yang menjadi salah satu isu yang dibahas dalam KTT ke-43 ASEAN? Stabilitas kawasan akan kembali menjadi salah satu isu yang dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta pada 5–7 September 2023.
-
Kenapa kerja sama antara ASEAN dan Tiongkok perlu ditingkatkan? Melihat peran ASEAN dan Tiongkok yang penting bagi kawasan, kerja sama antara kedua belah pihak harus terus ditingkatkan,” kata Zulkifli Hasan.
Topik-topik utama yang akan didiskusikan oleh para ahli akan meliputi area yang mana Sains Teknologi dan Inovasi (STI) menyediakan solusi Tujuan Pengembangan Berkelanjutan lewat Keuangan dan Perbankan Islam, mendorong pemasukan dan keberlanjutan lewat Solusi Wakaf, Bisnis, Modal Usaha, dan untuk pemberdayaan gender dan kaum muda, peran sains dalam biologi baru dan bioteknologi, Kecerdasan Buatan (AI) dan revolusi Teknologi Informasi Komunikasi, dan Kebijakan Berkelanjutan untuk Hutan, Agrikultur, dan Ketahan Pangan.
Ibu Salina Nordin CHFC, Wakil Ketua MeMinds Forum, menjelaskan ini adalah saat yang mana kemampuan nasional dan internasional dikerahkan bersama untuk menghadapi isu-isu global. The Meeting of Minds Forum akan menghubungkan ASEAN dengan Timur Tengah, Afrika Utara dan Asia Tengah untuk membawa ide-ide dan ilmu pengetahuan terbaik di bidang ekonomi, sosial budaya dan pandangan politik, dan pengertian saintifik untuk meraih Tujuan Pembangunan Berkelanjutan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), demi masa depan yang makmur dan berkelanjutan.
"Indonesia memainkan peran penting dalam forum ini karena negara ini merupakan ekonomi terbesar di wilayah Asia Tenggara, dengan lebih dari 270 juta populasi dan muslim sebagai mayoritas. Pesatnya pertumbuhan keuangan dan perbankan Islam, Indonesia akan menjadi acuan studi berharga bagi dunia,” ujarnya dalam keterangan resminya, kemarin.
Tema-tema yang didiskusikan di Forum akan bermanfaat untuk negara-negara di wilayah ASEAN dan MENA. Menurut Asian Development Bank, sekitar 9,8 persen dari populasi Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan pada 2018. Akses pada sumber makanan di Indonesia juga tidak merata (data World Food Program), dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kemiskinan dan kurangnya infrastruktur.
Tingginya harga pangan - dengan harga beras 50-70 persen lebih mahal daripada negara-negara tetangganya - memperburuk kondisi ini. Dampaknya, 19,4 juta penduduk tidak mencapai kebutuhan pangan mereka. Keuangan sosial Islam yang menganjurkan ekonomi bersama dan mendorong redistribusi mampu memainkan peran penting dalam membantu meraih tujuan pengembangan oleh Bank Dunia untuk mengakhiri kemiskinan global pada 2030.
Institusi dan instrumen dari keuangan sosial Islam berakar dari redistribusi dan kedermawanan, yang meliputi qard al hasan, zakat, dan sedekah, mampu memenuhi kepentingan dasar dari kaum miskin dan membentuk keamanan sosial. Instrumen dari wakaf (sumbangan Islam atau kredit) ideal untuk pembentukan dan pemeliharaan aset yang akan menjamin alur pendapatan untuk mendukung penyediaan pendidikan, kesehatan, dan upaya
sosial lainnya.
“The Meeting of Minds Forum sangat diperlukan. Dengan wawasan, keahlian, dan kerja sama antara kami dan generasi berikutnya, kita mampu merancang roadmap untuk meraih masa depan yang makmur dan berkelanjutan. Kami menyadari kebutuhan tiga tahun lalu, sejak membangun kerja sama dengan 50 Heritage Future Leaders yang juga merupakan bagian dari komite Forum MeMinds. Amanda Susanti, pendiri Sayurbox, e-commerce yang menyediakan buah-buahan dan sayuran segar langsung dari para petani, telah menyelesaikan masalah perdagangan yang adil. Namun demikian, populasi di dunia yang mungkin akan bertumbuh hingga 9,7 miliar pada 2050 akan mendorong permintaan yang lebih tinggi untuk kesediaan pangan. Dan di sisi lain, perubahan iklim juga akan mempengaruhi produksi pangan. Kami melihat perlunya memanfaatkan sains pada biologi baru dan bioteknologi, sekaligus kebijakan berkelanjutan untuk hutan, agrikultur, dan ketahanan pangan. Semua ini adalah isu-isu global yang dihadapi oleh seluruh negara,” paparnya.
Tokoh-tokoh muda
Heritage Future Leaders Committee terdiri dari figur-figur muda berpengaruh dari Mesir, Singapura, Malaysia, dan Indonesia yang akan meneruskan warisan dari The Meeting of Minds Forum 2019.
The Meeting of Minds akan berlangsung selama dua hari berturut-turut, 11-12 Desember 2019 dan dihadiri oleh 3.000 peserta. Forum ini tidak hanya menghadirkan diskusi panel, tapi juga program yang mendorong kerja sama dan wirausaha seperti business matching dan diskusi meja bundar, MeMinds startup Pitching Competition, dan sesi Linking.
Sekretariat MeMinds berkomitmen untuk mengadakan The Meeting of Minds Forum setiap tahun untuk memastikan platform internasional ini terus melanjutkan upaya demi mencapai masa depan yang makmur dan berkelanjutan.
(mdk/sya)