Jauh dari ideal, minimnya anggaran riset tetap jadi persoalan
Menristekdikti sedang mengusahakan anggaran riset bisa sampai Rp 12 triliun
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohammad Nasir, mengakui jika persoalan riset masih berkutat di anggaran yang masih kecil. Dirinya mengatakan, jika saat ini anggaran riset masih 0,09 persen dari GDP negara atau sekitar Rp 9 triliun. Padahal, idealnya anggaran riset setidaknya 1 persen dari GDP negara.
"Kita sedang usahakan untuk meningkatkan anggaran riset kita ini bisa mencapai Rp 12 triliun," ujarnya saat memaparkan kinerja setahun Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) di Gedung II BPPT, Jakarta, Jumat (30/10).
-
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.
-
Kenapa Kemkominfo mendorong kemajuan teknologi? “Kami lakukan untuk mendorong kemajuan teknologi dan ekonomi bangsa yang lebih baik dan membuka berbagai ruang bagi masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
-
Bagaimana Menkes mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini? Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Apa saja jenis-jenis teknologi yang dibahas dalam konteks? Teknologi dapat didefinisikan sebagai penerapan pengetahuan dan keterampilan untuk menciptakan produk atau proses yang bermanfaat bagi manusia.
-
Kapan teknologi dianggap sebagai perpanjangan tangan manusia? Dapat dikatakan bahwa teknologi adalah semacam perpanjangan tangan manusia untuk dapat memanfaatkan alam dan sesuatu yang ada di sekelilingnya secara lebih maksimal.
-
Bagaimana teknologi membantu meningkatkan penghasilan? Teknologi meningkatkan penghasilan dengan bisnis online yang beragam dan menarik. Kita dapat menjual produk atau jasa kita secara online dengan mudah dan murah, serta mempromosikan bisnis kita melalui media sosial atau platform digital lainnya.
Dia pun mengakui, untuk mendongkrak anggaran riset, tak semata-semata dana yang dikeluarkan hanya dari pemerintah, melainkan pihak-pihak lain yang berpotensi membantu meningkatkan anggaran riset tersebut.
"Saat ini itu, masih didominasi oleh negara. Sekitar 74 persen masih negara. Nah, kita juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak misalnya KADIN, BUMN, dan ini sudah mulai penjajakan," katanya.
Model kerja sama nantinya, ungkap dia, riset akan dilakukan oleh pemerintah maupun perguruan tinggi. Namun, ketika sudah masuk dalam tahapan scale up, giliran industri yang membiayai.
"Riset dari kami, tapi masuk tahapan scale up industri nanti ikut biayain. Harus agresif kita sama hal ini. Kontribusi swasta masih sekitar 26 persen dari anggaran penelitian. Di luar negeri, udah swasta yang paling besar," tandasnya.
Nah, untuk memberikan stimulus swasta agar mau berkontribusi dalam anggaran riset, maka akan diberlakukan insentif. Lebih jelas, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Muhammad Dimyati, model insentif yang diberikan adalah pengurangan pajak yang semestinya dibayarkan.
"Jadi, ketika ada industri yang melakukan riset bersama pemerintah, hal itu akan dihitung dari pembayaran pajak. Tetapi, hal itu belum diputuskan. Masih dibicarakan," terangnya.
Baca juga:
Menteri Nasir tak masalah mahasiswa Uniba wisuda pakai peci
Ingin lindungi mahasiswa, alasan pemerintah bekukan 200 PTS
Jerman dan Indonesia terus kebut kerjasama inovasi teknologi
Setelah website revolusi mental kini ada mobil kapsul waktu
Ini mobil Ekspedisi Kapsul Waktu pembawa mimpi rakyat Indonesia