Kecerdasan buatan akan dimanfaatkan penjahat siber
Kecerdasan buatan akan dimanfaatkan penjahat siber. Laporan juga mengindikasikan potensi serangan rantai pasokan tingkat tinggi akan muncul, dan peningkatan serangan dari fileless malware, pelanggaran data dan serangan pada perangkat mobile, misalnya trojan perbankan.
Semakin canggihnya teknologi, maka tak bisa dimungkiri akan semakin canggih juga kejahatannya. Hal itu merupakan sesuatu yang mutlak terjadi. Hal itu diungkapkan oleh peneliti keamanan dari Avast.
Avast memperkirakan akan ada kejahatan siber baru selain kejahatan siber yang sudah ada sebelumnya pada 2018, seperti serangan siber dengan program artificial intelligence (AI). Sebagaimana diketahui, AI atau kecerdasan buatan ini tengah menjadi trending di dunia teknologi. Semua perusahaan berlomba-lomba menerapkan kecerdasan buatan.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
"Kami memperkirakan penjahat siber akan memanfaatkan teknologi AI untuk meluncurkan serangan phising yang canggih, di samping serangan malware," kata Ondrej Vlcek, CTO & EVP, Avast melalui keterangannya, Selasa (30/1).
Selain itu, Avast juga memperkirakan peningkatan serangan massal, serangan ransomeware, serangan terhadap perangkat Internet of Things (IoT), malware cryptomining dan serangan terhadap layanan yang dibangun dengan Blockchain.
Laporannya juga mengindikasikan potensi serangan rantai pasokan tingkat tinggi akan muncul, dan peningkatan serangan dari fileless malware, pelanggaran data dan serangan pada perangkat mobile, misalnya trojan perbankan.
"Semakin bertambahnya kerangka pembelajaran mesin yang open source, ditambah dengan penurunan harga perangkat keras yang signifikan, penjahat siber kian memiliki peluang untuk menggunakan kerangka pembelajaran mesin untuk menyusup melewati algoritme pembelajaran mesin yang dikembangkan perusahaan keamanan," jelasnya.
Maka dari itu, pihaknya mewanti-wanti agar pengguna lebih waspada terkait ancaman ini. Terlebih bagi pengguna ataupun produsen yang menyematkan teknologi kecerdasan buatan.
Baca juga:
Kasus order fiktif, Lazada: sistem keamanan berfungsi baik
Hati-hati game online mulai disusupi hacker
Peneliti Jerman ini temukan cara untuk bajak grup WhatsApp
Korut menyangkal jadi dalang serangan siber WannaCry
AS tuding Korea Utara dalang serangan malware WannaCry