Kisah Kodak yang Abai dengan Tanda-tanda Perubahan Berujung Bangkrut, Padahal Sudah Diperingatkan
Kodak, ikon kamera film, terpuruk karena menolak mengembangkan kamera digital yang diciptakan oleh insinyur mereka sendiri di tahun 1975.
Kodak, merek kamera yang pernah menjadi simbol kesuksesan industri fotografi, kini menjadi cerita masa lalu. Perusahaan ini mencapai puncak kejayaannya pada akhir abad ke-20, dengan nilai perusahaan mencapai USD31 miliar pada 1996. Namun, kesuksesan itu berakhir tragis ketika Kodak gagal beradaptasi dengan revolusi kamera digital.
Pada 1975, seorang insinyur Kodak, Steve Sasson, menciptakan kamera digital pertama di dunia. Penemuan ini adalah langkah revolusioner dalam dunia fotografi, tetapi perusahaan memutuskan untuk mengabaikannya. Mengapa begitu?
-
Apa saja kesalahan yang dilakukan Kodak hingga bangkrut? Berkaca dari kasus ini, menurut para pengamat ada beberapa kesalahan yang dilakukan Kodak sampai akhirnya perusahaan ini mati, antara lain: Kodak Tidak Berani Melakukan Perubahan Perusahaan yang tidak bisa beradaptasi dengan zaman, bisa dipastikan bakal ketinggalan dan bangkrut. Ini yang sesungguhnya dialami Kodak.
-
Bagaimana Kodak melewatkan peluang bisnis? Pada Januari 2012, sebenarnya Kodak pernah memperkenalkan dua kamera baru yang diyakini bisa terhubung secara nirkabel dengan printer dan posting foto ke Facebook. Namun sejumlah pengamat teknologi mengatakan bahwa kamera baru tersebut tidak bisa terhubung tanpa smartphone atau koneksi internet. Pengamat juga memberikan pendapatnya bahwa orang tidak akan tertarik dengan fitur baru, kecuali sesuatu yang revolusioner.
-
Kenapa Kodak bangkrut? Banyak pihak menilai bahwa keterpurukan yang dialami Kodak karena kalah saing dengan kamera digital yang saat itu semakin banyak ditemukan di pasaran.
-
Kapan Kodak bangkrut? Ya, perusahaan yang memiliki slogan “You press the button, we do the rest” itu pada tahun 2012 lalu dinyatakan bangkrut.
-
Dari mana daftar kamera digital vintage yang masih layak dibeli ini diambil? Dalam mempertimbangkan opsi kamera vintage, berikut beberapa pilihan kamera digital yang layak dipertimbangkan dilansir dari PCMag.com, Selasa (7/5).
-
Apa saja model kamera digital vintage yang masih layak dibeli? Berikut deretan kamera digital vintage yang masih layak dibeli. Kamera digital vintage semakin populer, terutama di kalangan influencer media sosial yang menganggapnya sebagai tren yang menarik.
Mengutip Unilad, Kamis (12/12), Kodak merasa bahwa kamera digital akan mengancam penjualan film, yang saat itu merupakan sumber pendapatan utama mereka. Sebaliknya, Sasson diminta untuk “mengubur” inovasi tersebut dan tidak terlalu membicarakannya.
“Menjual film secara terpisah dari kamera terlalu menguntungkan untuk dikorbankan,” ujar salah satu eksekutif Kodak pada waktu itu.
Strategi ini terbukti berhasil dalam jangka pendek. Kodak tetap menjadi pemimpin pasar kamera selama beberapa dekade berikutnya, meskipun teknologi kamera digital mulai berkembang.
Namun, ketika kamera digital mulai mendominasi pasar pada awal 2000-an, Kodak terlambat untuk bergabung. Kompetitor yang lebih adaptif seperti Canon dan Nikon segera mengambil alih pasar.
Puncak dan Kejatuhan Kodak
Pada masa kejayaannya di 1996, Kodak memimpin industri kamera dunia. Namun, pada 2012, perusahaan tersebut mengajukan kebangkrutan, sebuah langkah yang menandai akhir dari era kejayaan mereka.
- Dikenal Tajir Melintir, Sosok Bos Perusahaan Besar ini Tertangkap Kamera Tak Gengsi Makan Bekal Bekas Anak Buah
- Kamera Terbesar di Dunia ini Bisa Pantau Galaksi Luar Angkasa dari Bumi dengan Jelas
- Gelar Perayaan Waisak 2024, Candi Borobudur Incar 50 Ribu Pengunjung
- 8.725 Kendaraan Tertangkap Kamera ETLE Langgar Ganjil-Genap Saat Arus Mudik dan Balik Lebaran
Meski Kodak masih beroperasi hingga hari ini, perusahaan ini lebih dikenal sebagai bayangan dari masa lalunya. Kamera film mereka sekarang hanya diminati oleh kolektor dan penggemar nostalgia.
Kisah Kodak menjadi contoh nyata bagaimana keengganan beradaptasi dengan perubahan teknologi dapat membawa kehancuran. Di era digital yang terus berkembang, inovasi dan fleksibilitas menjadi kunci untuk bertahan hidup dalam persaingan.