Korea Utara dituding dalang virus WannaCry
Korea Utara dituding dalang virus WannaCry. Rasanya masih ingat manakala ransomware WannaCry menyerang jutaan PC di seluruh dunia. Tak hanya di Indonesia, virus ini berhasil melumpuhkan sistem komputer di Eropa, Amerika, Rusia, bahkan China. Dikabarkan lebih dari 300.000 mesin diyakini telah terpengaruh WannaCry.
Rasanya masih ingat manakala ransomware WannaCry menyerang jutaan PC di seluruh dunia. Tak hanya di Indonesia, virus ini berhasil melumpuhkan sistem komputer di Eropa, Amerika, Rusia, bahkan China. Dikabarkan lebih dari 300.000 mesin diyakini telah terpengaruh WannaCry.
Dilaporkan Ubergizmo, Selasa (20/6), meskipun banyak negara yang lumpuh akibat serangan itu, tak ada satu pun yang mengakui sebagai dalang dari WannaCry tersebut. Hanya saja, tetiba muncul laporan dari sumber intelijen Inggris yang menuding bila serangan siber itu dialamatkan oleh Korea Utara.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa yang diminta oleh hacker dalam serangan ransomware di Server Pusat Data Nasional (PDN) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi membenarkan adanya serangan ransomware pada server Pusat Data Nasional (PDN). Bahkan, kata dia, pelaku meminta tebusan senilai USD 8 juta. "Iya, menurut tim (minta tebusan) USD 8 juta," kata Budi Arie kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/6).
-
Apa kerugian yang dialami Korea Selatan akibat ransomware? Korea Selatan adalah salah satu negara yang paling terkena dampak kejahatan dunia maya dalam hal kerugian moneter. Perekonomian Korea Selatan diperkirakan mengalami kerugian sebesar USD72 miliar atau Rp 1,1 Triliun dalam satu tahun, menurut Microsoft Korea.
-
Kapan serangan ransomware WannaCry terjadi? Salah satu permintaan tebusan terbesar terjadi pada Serangan ransomware WannaCry pada Mei 2017 silam yang menyebar secara global melalui komputer dengan sistem windows.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
Dinas keamanan Inggris percaya bahwa serangan ransomware WannaCry diluncurkan oleh peretas di Korea Utara. Ketika dihubungi oleh juru tulis, juru bicara National Cyber Security Centre (NCSC), mengatakan bahwa mereka tidak dapat mengkonfirmasi atau menolak laporan tersebut. Hanya saja, intelijen inggris itu mempercayai bahwa Korea Utara ada di balik serangan itu.
Laporan bahwa Intelijen Inggris memercayai jika Korea Utara adalah otak dari serangan cyber global ini, ternyata merekomendasi juga kepada para pejabat intelijen di Amerika Serikat untuk mencapai kesimpulan serupa.
Di Indonesia sendiri, Rumah Sakit Dharmais menjadi korban dari enkripsi WannaCry tersebut. Serangan malware wannacrypt ini berdampak pada proses bisnis dari RS itu. Sebab, malware ini menyerang sistem antrian yang imbasnya kepada pasien.
Baca juga:
Tok! Badan Siber Nasional resmi ketok palu
Berkat virus Wannacry, BlackBerry raup untung
Begini pandangan Kak Seto soal fenomena virus WannaCry
Serangan WannaCrypt jadi petanda perlu segera dibentuk badan siber
Virus WannaCrypt bisa dicegah, tapi tak jamin 100 persen
Kerugian akibat serangan virus WannaCry bisa capai Rp 53 triliun
Polri akan gandeng FBI buru pelaku serangan virus WannaCrypt