'Makin banyak hacker yang gentayangan di internet'
Kebanyakan hacker menggunakan serangan DDoS untuk hancurkan targetnya.
Akamai mengeluarkan data seputar keamanan internet di dunia pada kuartal kedua tahun ini. Hasilnya, ternyata angka serangan malware terus menerus meningkat.
Seperti yang dilansir oleh ZDNet (16/10), dalam data yang dibuat Akamai, diketahui bahwa serangan ini banyak terjadi pada protokol HTTP atau sambungan internet melalui port 80. Tercatat, dari jumlah serangan yang terjadi semester pertama tahun ini protokol ini diserang setidaknya sebanyak 24 persen.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Apa yang dilakukan hacker untuk mengakses data melalui WiFi? Para hacker meniru nama jaringan WiFi publik yang sudah ada dan tanpa keamanan kata sandi (password).
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
Sementara, malware saat ini ternyata juga mulai berani menyerang sistem keamanan internet seperti SSL. Angka serangan SSL tercatat meningkat drastis hingga mengalahkan Microsoft-DS yang sebelumnya paling banyak diserang.
Untuk jenis serangan sendiri hacker masih berkutat pada serangan DDoS atau distributed denial-of-service yang efektif mampu meruntuhkan server hingga tidak bisa berjalan normal. Namun, skala serangan DDoS saat ini diketahui lebih besar sehingga mampu membuat kerugian amat besar.
Adapun sasaran serangan sendiri kebanyakan adalah sistem jaringan perusahaan besar hingga korporasi. Dengan menjatuhkan jaringan ini, korban kebanyakan diperas hacker untuk tujuan ekonomi.
Sementara itu, serangan paling berbahaya dalam 6 bulan belakangan ini dicatat oleh Syrian Electronic Army. Menguasai akun Twitter AP selama beberapa menit, SEA berhasil mengacak-acak pasar saham Wall Street hingga merugi triliunan rupiah.
(mdk/nvl)