Mengapa Donald Trump minta hacker Rusia serang Amerika?
Permintaan ini mungkin bisa menjatuhkan Hillary Clinton
Di sebuah konferensi pers Kamis lalu (28/07), calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republikan Donald Trump tiba-tiba menyuruh hacker dari Rusia untuk meretas website pemerintah AS. Apa yang terjadi?
Ternyata, permintaan peretasan Trump terkait dengan bocoran email staf DNC (Democratic National Committee) yang sempat diunggah Wikileaks beberapa hari lalu. Bocoran email ini diduga berisi email-email personal calon presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Kenapa negara-negara tersebut sering menjadi sasaran hacker? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
Kasus peretasan DNC setidaknya memuat 19.252 email dan 8.034 lampiran dari DNC sendiri, dan beberapa anggota dari Partai Demokrat dari bulan Januari 2015 sampai Mei 2016.
Beberapa email tersebut ternyata berisi informasi bila konvensi pemilihan calon presiden dari Partai Demokrat sengaja dibuat tidak adil dan lebih condong ke Hillary Clinton ketimbang bakal calon lain, Bernie Sanders. Akibatnya, DNC meminta maaf secara langsung pada Senator Bernie Sanders setelah email ini tersebar ke publik.
Nah, belakangan juga tersiar kabar bila ada masih banyak email DNC lain yang belum terbongkar dan diklaim bisa berdampak negatif terhadap citra Hillary Clinton.
Tentu hal tersebut tidak disia-siakan oleh Trump untuk menjegal lawannya. Setelah tersiar kabar bila hacker Rusia bertanggung jawab atas peretasan email DNC, Trump langsung angkat bicara.
"Rusia, bila kalin mendengar ini, Aku harap kalian mampu menemukan 30.000 email lain yang masih hilang. Aku pikir kalian akan mendapat keuntungan besar dari pers kami (AS)," ujar Trump, Techworm (28/07).
Baca juga:
4 Kasus pembobolan hacker paling mengerikan di dunia!
Ini dia hacker Anonymous yang paling gencar serang ISIS
1 Agustus 2016, hacker ancam buat 'down' Pokemon Go seharian
68 Website pemerintah Filipina kena retas, China jadi tersangka
Situs Polresta Yogya diretas, berisi pesan Joker musuh Batman