Mengapa keju Swiss bisa dipenuhi lubang?
Lubang-lubang pada keju Swiss semakin berkurang dari tahun ke tahun
Jika Anda penggemar film kartun Tom&Jerry, tentu familiar dengan keju Swiss. Ya, keju Swiss adalah jenis keju unik penuh lubang yang menjadi kesukaan Jerry tikus. Nah, baru-baru ini, ilmuwan menemukan penyebab mengapa keju itu bisa berlubang.
Ilmuwan Agroscope, lembaga pusat penelitian pertanian Swiss, menyatakan bila sisa-sisa jerami lah yang menyebabkan munculnya lubang pada keju Swiss. Bagaimana bisa?
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Siapa yang memuji penelitian ini? T. Thang Vo-Doan, seorang insinyur di Universitas Queensland, Australia, yang telah bekerja secara independen pada serangga cyborg, memuji penelitian ini karena pengaturannya yang sederhana.
Sebelumnya, banyak ilmuwan yang menyatakan bila beberapa jenis bakteri yang ikut dalam proses fermentasi keju yang bertanggung jawab atas kemunculan lubang-lubang itu. Namun, ilmuwan Agroscope membantah semua itu dengan penelitian mereka.
Dari penelitian Agroscope, memang diperoleh bukti bila jumlah jerami yang tidak sengaja masuk ke dalam susu untuk keju ikut menentukan jumlah lubang pada keju. Semakin banyak sisa jerami, maka jumlah lubang dalam keju Swiss semakin banyak.
Anda tentu penasaran dari mana jerami itu berasal, ternyata para peternak sapi Swiss sejak lama diketahui memakai ember kayu tradisional untuk mengumpulkan susu sapi bahan keju. Dan ember-ember itu sering tidak sengaja terkena jerami di peternakan.
Namun, Agroscope menambahkan bila saat ini keju-keju Swiss sudah jarang yang memiliki banyak lubang. Penyebabnya, sekarang banyak peternak sapi perah yang beralih menggunakan alat modern untuk memerah susu sapi. Hal itu membuat peluang tercampurnya jerami ke susu sedikit, akhirnya lubang di keju pun berkurang drastis, Business Insider (28/05).
Penemuan tim ilmuwan Agroscope diklaim menjawab pertanyaan besar yang sudah muncul sejak seratus tahun lalu. Teka-teki munculnya lubang pada keju Swiss mulai banyak diperbincangkan saat ilmuwan Amerika, William Clark, mempublikasikan sebuah penelitian yang menyatakan lubang keju Swiss berasal dari bakteri di susu di tahun 1917.
Sejak saat itu, banyak ilmuwan berlomba-lomba membuktikan apakah penelitian William benar. Dan baru sekarang, ada ilmuwan lain yang bisa menjawab sekaligus membantah hasil penelitian William Clark.
Baca juga:
Ribuan ubur-ubur raksasa beracun serbu pantai Inggris
Salah satu burung paling langka menampakkan diri di Australia
Ini rupa ular pertama dalam sejarah
Sebentar lagi, ilmuwan mampu ciptakan heroin dari gula
Realitanya, jadi istri Hawking itu berat