Menyibak misteri hujan salju 'darah' yang muncul sejak tahun 1818
Di balik aroma manis hujan salju darah itu, tersimpan racun yang berbahaya
Indonesia mungkin tidak pernah mendapat hujan salju seperti negara-negara dengan empat iklim, namun banyak yang menyangka bila salju itu hanya berwarna putih. Padahal, sejatinya salju bisa warni-warni bak pelangi atau merah seperti darah.
Menurut ilmuwan Matthew Wills, salju bisa mempunyai banyak warna dan itu bukanlah fenomena yang aneh. Perubahan warna tersebut diklaim akibat ulah makhluk hidup yang suka hidup di air, yaitu alga, Gizmodo (12/02)
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Siapa yang memuji penelitian ini? T. Thang Vo-Doan, seorang insinyur di Universitas Queensland, Australia, yang telah bekerja secara independen pada serangga cyborg, memuji penelitian ini karena pengaturannya yang sederhana.
Ya, saat ini tercatat ada lebih dari 350 spesies alga yang mempunyai warna yang berbeda dan menarik, mulai dari hijau hingga merah.
Di daerah yang mempunyai banyak tempat beku, kekurangan nutrisi, asam, dan sering terkena matahari, hujan salju yang turun bisa seperti pelangi yang jatuh dari langit. Namun, fenomena seperti itu sangat jarang terjadi.
Salah satu penampakan salju berwarna yang terkenal adalah salju 'pink' kemerah-merahan di Colorado, Amerika, beberapa tahun silam. Ketika itu banyak ilmuwan yang memprediksi bila warna pink pad salju akibat meteor yang jatuh di daerah tersebut.
Akan tetapi, setelah dilakukan penelitian lebih lanjut ternyata warna pink itu berasal dari alga bernama Chlamydormonas nivalis. Oleh ilmuwan, hujan salju merah muda itu kerap disebut hujan salju darah. Uniknya, aroma dari salju 'darah' tersebut terasa manis.
Akan tetapi, setelah dilakukan penelitian lebih lanjut ternyata warna pink itu berasal dari alga bernama Chlamydormonas nivalis. Oleh ilmuwan, hujan salju merah muda itu kerap disebut hujan salju darah. Uniknya, aroma dari salju 'darah' tersebut terasa manis.
Namun itu bukanlah penampakan pertama salju darah. Penemuan hujan salju darah menurut ahli sejarah pertama terjadi tahun 1818 silam oleh Kapten John Ross yang tengah melakukan ekspedisi di selat Northwest di ujung benua Amerika.
Baca juga:
Indonesia jadi negara nomor dua paling banyak buang sampah di laut!
'Big Bang' diklaim tak pernah ada, ilmuwan sebut alam semesta abadi
Ilmuwan gagal ungkap misteri 'Tangan Tuhan' yang coba makan bintang
Ini penyebab kucing suka sembunyi dalam kardus