Mundur dari Kaskus, Ken Dean Lawadinata ogah berbisnis digital lagi
Mundur dari Kaskus, Ken Dean Lawadinata ogah berbisnis digital lagi. Sebelum menjadi Chairman Kaskus di tahun 2014, Ken pernah menjabat sebagai CEO. Dia merupakan sosok yang berhasil membujuk sang founder Kaskus, Andrew Darwis untuk pulang ke Indonesia dan mengelola Kaskus pada tahun 2008.
Chairman Kaskus, Ken Dean Lawadinata, resmi mengundurkan diri dari jabatannya sejak Kamis (13/10) lalu. Sebelum menjadi Chairman Kaskus di tahun 2014, Ken pernah menjabat sebagai CEO. Dia merupakan sosok yang berhasil membujuk sang founder Kaskus, Andrew Darwis untuk pulang ke Indonesia dan mengelola Kaskus pada tahun 2008.
Saat dihubungi merdeka.com, Ken membenarkan kabar tentang pengunduran dirinya. Dikatakannya, sejak beberapa bulan lalu dia dan Andrew diajak berbicara mengenai niatan GDP Ventures mengambil saham mereka. Setelah negosiasi sekitar dua bulan lamanya, akhirnya mereka sepakat sampai ke persetujuan untuk kedua belah pihak.
"Dan pada tanggal 12 Oktober 2016 kemarin, officially semua agreement sudah di signed dan saya mundur dari jabatan sebagai Chairman maupun involvement di Kaskus. Tapi kalau Andrew, masih ada kepemilikan saham di sana tapi sangat minim," terang Ken, Sabtu (15/10).
Keberadaan Ken saat di Kaskus tak bisa dipandang sebelah mata. Berkat tangan dinginnya saat menjabat CEO Kaskus, pertumbuhan perusahaan terus mengalami peningkatan bahkan bisa dikatakan untung. Kaskus memang segelintir perusahaan digital di Indonesia yang telah mereguk 'cuan' dari bisnis digital. Maka dari itu, kata dia, sudah sewajarnya perusahaan yang untung itu dilepas.
"Menurut saya cukup umum untuk perusahaan untung dilepas. Selama harganya cocok," jelasnya.
Industri tengah bubble
Setelah kepergiannya dari Kaskus, Ken menyebut tak ingin berbisnis di sektor sama terlebih dahulu. Dia beralasan bahwa kondisi saat ini tidak memungkinkan masuk dalam bisnis tersebut karena dianggap dalam keadaan bubble.
"Sepertinya saya tidak akan masuk ke IT lagi melainkan ke sektor seperti property dan commodities yang saat ini baru melalui adjustment. Karena permintaan valuasi dari para founder di IT saat ini sangat tinggi. Tapi profit yang mereka berikan selalu minus. Mereka juga belum bisa memperkirakan kapan akan ada profit," terangnya.
"Jadi, risk untuk masuk ke IT saat ini bisa saya bilang terlalu besar, dibandingkan dengan sektor lain," tambahnya.
Menurutnya, di sektor tengah naik daun ini akan berat untuk berkompetisi. Masalahnya tambah banyak pemain maka akan bertambah kecil pula kemungkinan sukses.
"Terlalu banyak pemain IT yang saat ini tanpa persiapan rencana yang matang, masuk dan menghamburkan uang. Hal ini tentunya akan berdampak buruk terhadap sektor IT. Ini hanya waktu yang bisa memperbaiki," paparnya.
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Siapa yang mendorong literasi digital di Indonesia? Wakil Ketua Komisi I DPR-RI Teuku Riefky Harsya menekankan pentingnya literasi digital untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dalam menggunakan internet.
-
Mengapa pelaku usaha di Indonesia menganggap transformasi digital penting? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Bagaimana Hadinata Batik menggunakan platform digital untuk mengembangkan bisnisnya? Banyak bermunculan brand batik baru di tengah disrupsi digital menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi Hadinata Batik untuk terus berkembang. Hadinata Batik pun terus beradaptasi dengan berinovasi membuat model batik yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta bergabung di platform digital seperti Tokopedia dan ShopTokopedia guna mempercepat laju bisnis lewat pemanfaatan platform digital.
-
Bagaimana cara Indonesia dan Singapura meningkatkan kerja sama ekonomi digital? Pada pertemuan bilateral tersebut, kedua Menteri membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi digital melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement dan Joint Initiative on e-Commerce di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).