Nama Seseorang Benar-benar Punya Pengaruh Pada Penampilannya Ternyata Bukan Mitos, Ini Buktinya
Sebuah riset mengungkap kebenaran dari mitos jika nama punya pengaruh pada penampilan seseorang.
Kita mungkin pernah mendengar orang-orang memperhatikan bagaimana sebuah nama “cocok” dengan seseorang, tetapi ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Sebuah studi baru menemukan bahwa manusia cenderung mengubah penampilan seiring bertambahnya usia agar lebih sesuai dengan nama, baik melalui riasan, gaya rambut, ekspresi wajah, atau hiasan lainnya.
Mengutip Indy100, Kamis (1/7), penelitian yang dipublikasikan di jurnal PNAS ini menemukan bahwa manusia mampu menebak nama orang lain hanya berdasarkan tampilan wajahnya. Namun, meskipun mereka sangat cepat dalam memilih nama yang tepat untuk orang dewasa, mereka kurang berhasil dalam mencocokkan nama dan wajah anak-anak.
-
Bagaimana cara orang kaya ini dimakamkan? Makam ini menyimpan kerangka empat anggota keluarga kaya 'tuan tanah' yang dikremasi dan dikubur bersama dengan lima kereta kencana dan lima kuda.
-
Siapa yang membantunya mengingat nama orang? Untungnya, Femmy Permatasari memiliki suami yang sangat membantunya mengingat nama-nama teman-temannya itu.
-
Kenapa orang berpura-pura kaya? Perilaku ini umumnya dilakukan untuk menyembunyikan keterbatasan keuangan mereka.
-
Apa yang ditunjukkan oleh tanda tangan dengan inisial nama? Tanda tangan berupa inisial nama menunjukkan seseorang yang menjaga privasi dan cenderung tidak suka bertele-tele.
-
Kapan seseorang akan dipanggil sesuai dengan nama mereka dan dinisbatkan pada bapaknya? Pendapat yang kuat -wallahu a’lam- bahwa manusia pada hari kiamat akan dipanggail sesuai dengan nama merrka (di dunia) dan dinisbatkan pada bapak mereka, bukan pada ibunya.
-
Kenapa Burung Paruh Kodok diberi nama demikian? Burung ini dinamai Burung Paruh Kodok karena paruhnya besar, bengkok, dan pipih seperti kodok.
Hal ini menunjukkan bahwa kita pada dasarnya beradaptasi agar sesuai dengan nama seiring berjalannya waktu. Ini semua terkait dengan apa yang dikenal sebagai penataan sosial. Salah satu penulis makalah, Yonat Zwebner, dari Universitas Reichman Israel, menjelaskan bahwa penelitian timnya membuktikan pengaruh konstruksi sosial terhadap perkembangan seseorang.
“Kami telah menunjukkan bahwa konstruksi sosial, atau relasi, memang ada. Sesuatu yang hingga saat ini hampir mustahil untuk diuji secara empiris,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Relasi sosial begitu kuat sehingga dapat mempengaruhi penampilan seseorang. Temuan ini mungkin menyiratkan sejauh mana faktor-faktor pribadi lain yang bahkan lebih penting daripada nama, seperti gender atau etnis, dapat membentuk seseorang menjadi dewasa,” tambah dia.
Penelitian sebelumnya telah menemukan bukti bahwa penampilan wajah seseorang memiliki korelasi dengan nama aslinya. Namun, tidak jelas apakah hal ini terjadi karena orang-orang diberi nama agar sesuai dengan fitur wajah mereka saat masih bayi, atau karena penampilan mereka berubah selama bertahun-tahun agar lebih sesuai dengan nama mereka.
Jadi studi baru, yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Reichmann dan Universitas Ibrani Yerusalem, menguji perdebatan alam vs pengasuhan ini dengan menggunakan partisipan manusia dan algoritma pembelajaran mesin. Dalam sebuah tes, anak-anak berusia antara 8 dan 12 tahun dan orang dewasa berusia di atas 18 tahun diminta mencocokkan nama dengan wajah anak-anak dan orang dewasa sebagai bagian dari tes pilihan ganda.
Baik peserta muda maupun tua sama-sama mahir dalam mencocokkan wajah orang dewasa dengan nama mereka, namun mereka kesulitan jika menyangkut anak-anak berusia sembilan atau 10 tahun, seperti yang dicatat oleh Science Alertnotes.
Bahkan ketika wajah anak-anak tersebut secara digital sudah dibuat menyerupai orang dewasa, peserta tidak dapat menebak nama mereka secara kebetulan. Hal ini menandakan bahwa penampilan wajah seseorang berkembang setelah masa kanak-kanak agar lebih sesuai dengan namanya.
Dalam pengujian lanjutan, para ilmuwan melatih algoritma pembelajaran mesin untuk memproses kumpulan data gambar wajah yang lebih besar. Algoritma ini juga menemukan bahwa orang dewasa dengan nama yang sama cenderung lebih mirip satu sama lain dibandingkan orang dewasa dengan nama berbeda. Namun, hal serupa tidak terjadi pada anak-anak.
“Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan bahwa penampilan wajah kita pun dapat dipengaruhi oleh faktor sosial seperti nama kita, yang menegaskan dampak kuat dari ekspektasi sosial,” tulis Zwebner dan rekan-rekannya dalam makalah mereka.
Saat ini para ilmuwan sedang fokus menyelidiki pada usia berapa seseorang mulai menunjukkan stereotip yang terkait dengan namanya.
“Hasil ini menunjukkan bahwa manusia berkembang sesuai dengan stereotip yang diberikan kepada mereka sejak lahir,” tulis makalah tersebut.