NASA kirim sperma manusia ke luar angkasa
NASA pernah membuktikan bahwa sperma tikus bisa bertahan 9 bulan di luar angkasa.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah mengirim sperma manusia dan banteng ke luar angkasa. NASA ingin meneliti tentang potensi pembuahan pada mamalia di ruang hampa.
Misi pengiriman sperma beku yang dijuluki Micro-11 itu diterbangkan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) menggunakan kapsul Dragon dengan dorongan roket Falcon 9 buatan SpaceX. Peluncuran berlangsung di Cape Canaveral Air Force, Florida, Amerika Serikat, dua pekan lalu.
-
Apa yang dibahas dalam acara MA Goes To Campus di UIN Jakarta? Mengusung tema 'Hukum, Profesi Jurnalistik & Etika Sosial Media', MA Goes To Campus hadir dengan tujuan untuk mengedukasi para mahasiswa baru agar lebih tertarik dalam berkarier di bidang hukum. Khususnya menjadi hakim di Mahkamah Agung.
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Siapa Prof. Sarijaya? Momen haru tercipta saat Prof. Ir. Sarijaya dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Teknik UGM di ruang Balai Senat UGM pada Kamis (1/2).
-
Apa yang ditemukan di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan? Kepolisian menemukan lima mayat di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan usai menggeledah kampus swasta tersebut.
-
Kapan MA Goes To Campus di UIN Jakarta diadakan? Acara ini sendiri berlangsung di Auditorium Hasan Nasution, Kampus I UIN Jakarta, Rabu (27/09/2023) lalu.
-
Siapa saja yang hadir di acara MA Goes To Campus di UIN Jakarta? MA Goes To Campus yang hadir di UIN Jakarta tersebut dihadiri sederet tokoh penting. Mulai dari Rektor UIN Prof. Asep Saepudin Jahar, MA., Ph.D., Kepala Biro Hukum dan Humas MA Dr. H. Sobandi, S.H., M.H, Wakil Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta Prof. Dr. Kamarusdiana, M.H., Hakim Yustisial Kepaniteraan MA RI Dr. Abdurrahman Rahim, SH., MH, Hakim Yustisial Biro Hukum dan Humas MA Dr. Riki Perdana Raya Waruwu, S.H., M.H., serta Pimpinan Redaksi Liputan6 Irna Gustiawati.
Setelah mencairkan sampel, astronot di ISS akan mengaktifkan sperma tersebut menggunakan ramuan kimia unik. Pergerakan sperma akan dimonitor dan difilmkan dengan saksama saat "berenang" dan menyatu dengan sel telur.
Usai fase awal selesai, sampel akan dicampur dengan pengawet dan kemudian dikirim kembali ke Bumi, tempat eksperimen diselesaikan.
"Berdasarkan percobaan sebelumnya, kurangnya gravitasi mampu mengurangi mobilitas sperma," kata Fathi Karouia, ilmuwan utama proyek Micro-11 NASA, seperti dikutip dari Space Daily, Kamis (12/4/2018).
Salah satu eksperimen yang dinyatakan berhasil adalah ketika NASA membuktikan bahwa sperma tikus bisa bertahan hidup selama 9 bulan di angkasa luar. Sperma itu kemudian dikembalikan ke Bumi dan digunakan untuk reproduksi tikus.
"Penelitian ini sejalan dengan penyelidikan lain pada sampel organisme berbeda, yang telah menunjukkan bahwa mikrogravitasi memicu regenerasi sel," imbuh Karouia.
Alasan di Balik Pemilihan Sperma Banteng dan Manusia
Sperma banteng dipilih untuk penelitian ini karena pola gerakannya mirip dengan sperma manusia. Oleh karena itu, sperma banteng digunakan sebagai kontrol kualitas yang nantinya akan dibandingkan dengan sperma manusia.
"Kami belum tahu bagaimana misi luar angkasa ini dapat memengaruhi kesehatan reproduktif manusia. Investigasi tersebut akan menjadi langkah awal untuk memahami reproduksi dalam gravitasi rendah," tulis NASA dalam sebuah pernyataan.
Ini bukanlah kali pertama sel sperma dikirimkan ke angkasa luar. Sebelumnya pada 1988, Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA) pernah mengirimkan sperma banteng. Selain itu, NASA juga pernah mengirimkan sperma bulu babi.
Reporter:Afra Augesti
Sumber: Liputan6.com
(mdk/ita)