Peneliti klaim, lumpur lapindo disebabkan oleh gempa bumi
Berdasarkan hasil investigasi, semburan lumpur tersebut terjadi setelah adanya gempa bumi
Berdasarkan artikel terbaru yang diterbitkan di jurnal National Geoscience mengklaim bahwa semburan lumpur lapindo tidak disebabkan oleh pengeboran minyak di wilayah tersebut.
Peneliti menjelaskan bahwa berdasarkan bukti dan fakta yang dikumpulkan di lapangan, semburan lumpur panas tersebut dipicu oleh gejala alam, yakni gempa bumi.
-
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.
-
Bagaimana lempeng tektonik bekerja jika Bumi datar? “Ketika melakukan perhitungan sederhana seperti, 'Jika lempeng ini bergerak sejauh ini dan lempeng itu bergerak sejauh itu,' semuanya harus dilakukan pada sebuah bola,”
-
Apa yang menjadi keunggulan teknologi PLTU Batang? PLTU Batang menggunakan teknologi mutakhir terbesar di Asia Tenggara untuk saat ini, yaitu Ultra Super Critical, yang memberikan tingkat efisiensi yang tinggi dan memberikan dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan teknologi PLTU sebelumnya.
-
Siapa yang menemukan lempeng tektonik di Kalimantan? Prediksi keberadaan kerak Bumi ini muncul ketika Suzanna van de Lagemaat, ahli geologi lulusan Universitas Utrecht di Belanda, dan supervisornya, Douwe van Hinsbergen, menganalisis data geologi dari pegunungan di kawasan Asia-Pasifik.
-
Kenapa Kemkominfo mendorong kemajuan teknologi? “Kami lakukan untuk mendorong kemajuan teknologi dan ekonomi bangsa yang lebih baik dan membuka berbagai ruang bagi masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
-
Kapan teknologi dianggap sebagai perpanjangan tangan manusia? Dapat dikatakan bahwa teknologi adalah semacam perpanjangan tangan manusia untuk dapat memanfaatkan alam dan sesuatu yang ada di sekelilingnya secara lebih maksimal.
Dilansir dari Softpedia (22/7), Stephen Miller, peneliti yang kini bekerja di Universitas Bonn, Jerman menjelaskan berdasarkan hasil investigasi, semburan lumpur tersebut terjadi setelah adanya gempa bumi.
Gempa bumi tersebut dipicu oleh gelombang seismic di wilayah tersebut. Gelombang seismic tersebut terjadi dalam jarak sekitar 150 kilometer dari pusat semburan dengan kekuatan 6.3 skala rikter (Gempa Jogja).
Gempa tersebut memicu pecahan pada lapisan batuan yang selama ini menutup lapisan lumpur. Hal tersebutlah yang menyebabkan semburan lumpur panas tersebut terjadi.
Namun tidak sedikit para ahli yang tidak sependapat terhadap teori tersebut. Sebagian peneliti masih menganggap bahwa eksploitasi gas lah yang menjadi penyebab semburan tersebut muncul.