Penemuan Fosil Kotoran Purba Ini Ungkap Cara Dinosaurus Jadi Penguasa Bumi
Kotoran purba yang sering dianggap sepele, namun menyimpan informasi penting mengenai sejarah evolusi dinosaurus.
Dinosaurus pertama kali muncul sekitar 230 juta tahun yang lalu dan awalnya hanya merupakan sekelompok kecil dari berbagai reptil kuno yang mengisi planet Bumi. Namun, dalam waktu 30 juta tahun, mereka berhasil menjadi penguasa Bumi dengan beragam bentuk, ukuran, dan kemampuan.
Sementara banyak reptil lainnya mengalami kepunahan, dinosaurus terus beradaptasi dan berkembang. Pertanyaan yang muncul adalah, apa yang membuat mereka begitu sukses dalam evolusi? Sebuah penelitian yang baru diterbitkan di jurnal "Nature" memberikan sedikit petunjuk mengenai misteri ini.
-
Kapan dinosaurus punah? Sebelum ini, para ilmuwan telah berdebat tentang apa penyebab dari lenyapnya tiga perempat kehidupan di Bumi 66 juta tahun yang lalu ini.
-
Mengapa dinosaurus punah? Temuan kami secara khusus mendukung gagasan bahwa vulkanisme telah mengganggu atmosfer dan iklim jauh sebelum asteroid,
-
Kapan Dinosaurus punah? Batu ini ternyata memicu berbagai bencana hingga pada akhirnya menewaskan tiga perempat kehidupan di Bumi, termasuk dinosaurus. Batu besar yang dijuluki “kotak hitam” itu yang menyimpan sisa asteroid yang berbentuk gumpalan debu halus, yang diduga para peneliti pernah menghalangi sinar matahari.
-
Bagaimana dinosaurus ini ditemukan? Penemuan ini merupakan hasil kerja sama antara Universitas Portsmouth dan Universitas Bath, yang telah melakukan penelitian di Pulau Isle of Wight selama lebih dari satu abad.
-
Mengapa Dinosaurus punah? Batu besar yang dijuluki “kotak hitam” itu yang menyimpan sisa asteroid yang berbentuk gumpalan debu halus, yang diduga para peneliti pernah menghalangi sinar matahari. Kemudian, membuat suhu menjadi dingin, menghentikan fotosintesis, dan menghancurkan rantai makanan pada kala itu.
Rahasia keberhasilan dinosaurus terletak pada sisa-sisa yang mereka tinggalkan, yaitu muntahan dan kotoran purba yang menjadi fosil. Penelitian ini dipimpin oleh Martin Qvarnstrm, seorang ahli paleontologi dari Universitas Uppsala, Swedia. Timnya meneliti bromalit, yang merupakan sisa-sisa dari sistem pencernaan dinosaurus, termasuk coprolite (kotoran fosil) dan regurgitalite (muntahan fosil).
"Bromalit mengandung banyak informasi paleoekologi, tetapi selama ini sering dianggap remeh atau bahkan hanya dianggap lelucon di dunia paleontologi," ungkap Qvarnstrm, seperti yang dilansir oleh CNN pada Jumat (29/11).
Penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran dan variasi bromalit meningkat seiring dengan waktu, yang mengindikasikan munculnya dinosaurus yang lebih besar dan pola makan yang lebih beragam.
Analisis Bentuk dan Isi Kotoran Dinosaurus
Studi ini mencakup analisis mendalam mengenai bentuk dan kandungan bromalit. Peneliti mengaitkan temuan tersebut dengan fosil kerangka serta jejak kaki yang ditemukan di lokasi yang sama. Dengan cara ini, mereka dapat menentukan jenis, ukuran, dan jumlah hewan yang pernah menghuni suatu lanskap pada periode tertentu.
Beberapa coprolite menunjukkan bentuk spiral, yang diduga berasal dari dinosaurus dengan usus berbentuk serupa. Sementara itu, fosil lainnya memerlukan pemindaian 3D menggunakan teknologi canggih di European Synchrotron Radiation Facility yang terletak di Prancis. Fasilitas tersebut mampu menghasilkan sinar-X yang 10 triliun kali lebih terang dibandingkan sinar-X medis, sehingga memungkinkan analisis pada tingkat molekul.
- Ilmuwan Temukan Sepupu Dinosaurus, Burung Purba Berekor Pedang dengan Sayap Sepanjang 2 Meter dan Hidup 147 Juta Tahun Lalu
- Ilmuwan Temukan Fosil Dinosaurus Terkecil Berusia 80 Juta Tahun, Ukurannya Hanya Sebesar Kancing Baju & Masih Lengkap dengan Embrionya
- Temuan Fosil Ungkap Fakta Mengejutkan Tentang Spesies Dinosaurus Terbang 66 Juta Tahun Lalu
- Peneliti Temukan Fosil Dinosaurus Spesies Baru Berusia 165 Juta Tahun, Punggungnya Berlapis Baja dan Ditumbuhi Sisik Tajam Bagai Duri
"Beberapa coprolite terlihat jelas seperti kotoran anjing di taman, tetapi yang lain, terutama dari herbivora, lebih sulit dikenali," kata Qvarnstrm.
Coprolite yang diteliti mengandung sisa-sisa ikan, serangga, tumbuhan, dan bahkan tulang-tulang yang hancur akibat predator. Beberapa sisa tersebut terawetkan dengan sangat baik, termasuk kumbang kecil dan ikan yang masih setengah utuh. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang ekosistem purba dan bagaimana dinosaurus dapat mendominasi lingkungan mereka.
Menguasai Bumi
Penelitian ini dilakukan di Cekungan Polandia, di mana lebih dari 500 fosil berhasil dikumpulkan dari 10 lokasi selama kurun waktu 25 tahun. Fosil-fosil tersebut berasal dari periode Trias Akhir hingga Jura Awal, yang berlangsung sekitar 247 hingga 200 juta tahun yang lalu.
Para peneliti mengamati perubahan dari ekosistem yang memiliki sedikit dinosaurus menjadi ekosistem yang didominasi oleh mereka.
"Teknik yang digunakan dalam studi ini dapat diterapkan di lokasi lain untuk memberikan konteks global yang lebih luas," ungkap Lawrence H. Tanner, seorang paleontolog dari Le Moyne College, New York.