Pengembang aplikasi lokal hanya butuh 'mau' karena Indonesia mampu
Ada 88,1 juta dari 252,4 juta penduduk Indonesia yang menggunakan internet dengan tingkat penetrasi 34,9 persen
Pengguna internet di Indonesia kian hari makin besar. Hingga saat ini saja, ada 88,1 juta dari 252,4 juta penduduk Indonesia yang menggunakan internet dengan tingkat penetrasi 34,9 persen.
Menurut Sarwani Dwinanto, Kabid. Contest & Ecosystem APJII, dari total pengguna media sosial, Indonesia sudah menyumbang Rp 14 triliun untuk aplikasi global. Untuk Facebook sebesar 500 juta dollar, Twitter capai 180 juta dollar, dan LinkedIn 90 juta dollar.
-
Bagaimana cara orang Indonesia menggunakan smartphone dalam sehari? Indonesia juga termasuk ke dalam daftar negara yang tidak bisa hidup tanpa ponsel. Menduduki urutan ke enam, netizen Indonesia mengantongi angka sebanyak 29,1 persen dari waktu harian mereka untuk dihabiskan di depan layar HP.
-
Bagaimana teknologi masa depan digambarkan mengubah Jakarta? Isi video tersebut seolah ingin menceritakan, bahwa teknologi masa depan akan masuk dan mengubah bentuk Jakarta bukan hanya sekedar menjadi kota metropolitan, melainkan sebagai kota yang futuristik penuh kecanggihan teknologi.
-
Apa yang terjadi pada aplikasi Sirekap KPU di dapil DKI Jakarta II? “Dalam hitungan tersebut terdapat penggelembungan jumlah perolehan suara yang bila dijumlahkan melebihi jumlah DPT DKI Jakarta II,” kata Kiki, Minggu (18/2).
-
Apa itu JKN Mobile? Salah satu inovasi penting adalah aplikasi JKN Mobile dari BPJS Kesehatan.
-
Siapa yang banyak menggunakan Android di Indonesia? Lembaga Riset Digital Marketing (Emarketer), menyebutkan bahwa pengguna smartphone di Indonesia pada 2018 mencapai 100 juta orang. Sehingga Indonesia menjadi negara pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia.
-
Di mana perusakan APK terjadi? Puluhan APK milik caleg PAN yang dirusak berada di dua kecamatan yaitu, Kecamatan Kota dan Pesantren, Kota Kediri.
Potensi Indonesia yang sangat besar ini membuat, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi IndonesiA (MIKTI) membentuk Liga Digital Nasional.
Liga ini bertujuan untuk memunculkan aplikasi-aplikasi nasional unggulan yang bisa bersaing dengan aplikasi global yang ada saat ini. Tidak hanya itu, Liga Digital Nasional juga diharapkan mendominasi pasar nasional dan memperkuat ekosistem digital nasional.
"Liga ini memang dibentuk agar developer-developer lokal meningkat. Sehingga revenue masuknya ke developer lokal bukan ke developer global," terang Sarwani.
Liga Digital Indonesia ©2015 Merdeka.com
Liga Digital ini juga akan memfasilitasi penyediaan platform bagi peserta, sehingga bisa membantu aplikasi yang dibuat masuk ke pasar pada tahap awal. Pemenang pada Liga Digital ini akan memperoleh kesempatan besar, yaitu punlikasi luas, investasi, inkubasi bisnis, hingga pre-install di smartphone lokal.
Para peserta akan fokus membuat aplikasi mobile dan bisa memilih 5 kategori yang tersedia, yaitu permainan, komunikasi atau sosmed, produktivitas, edukasi, dan lainnya.
"Sebenarnya agar aplikasi lokal bisa diterima di pasar sendiri itu tergantung orang Indonesia mau atau tidak mau. Karena sebenarnya masyarakat Indonesia mampu membuat aplikasi yang sama bahkan aplikasi yang lebih canggih dibandingkan aplikasi asing yang sudah beredar dipasaran," tutur Adie, CEO Teknopreneur Indonesia.
(mdk/lar)