Platform Kitabisa Punya Program Konservasi Orangutan
Banyak yang bisa dilakukan bagi konservasi Orangutan pada program ini.
Banyak yang bisa dilakukan bagi konservasi Orangutan pada program ini.
Platform Kitabisa Punya Program Konservasi Orangutan
-
Bagaimana orangutan menunjukkan kecerdasannya? Para peneliti mengamati bagaimana orangutan dengan cekatan menggunakan alat improvisasi dari lingkungan sekitarnya dan membangun struktur serupa untuk mendapatkan perlindungan dari hujan. Tingkat adaptasi dan pemahaman 'mengapa' ini menjadi sorotan unik dari kecerdasan orangutan.
-
Kenapa orangutan induk itu diduga sakit? "Jadi, induk Orangutan yang kita amankan dan selamatkan ini, kecurigaannya punya penyakit," Ari menambahkan.
-
Kapan garis keturunan Gigantopithecus terpisah dari orangutan? Garis keturunan kera besar diketahui berpisah dari sepupunya itu sekitar 12 juta-10 juta tahun lalu, kata peneliti.
-
Kapan video orangutan kurus itu viral? Viral video 28 detik memperlihatkan dua Orangutan induk dan anaknya dalam keadaan kurus beredar sejak Rabu 20 September 2023 di grup WhatsApp maupun media sosial.
-
Apa yang unik dari orang utan? Mereka adalah simbol dari kekhasan bangsa dan merupakan bagian penting dari warisan biologis di Indonesia. Namun sayang, hewan eksotis ini memiliki kehidupan keras yang membuatnya menjadi terancam. Dengan mengenal fakta-fakta Orang Utan, kita tidak hanya akan memperkaya pengetahuan terhadap hewan ini, tapi juga membangun kesadaran untuk melindungi mereka dari ancaman kepunahan.
-
Bagaimana cara tim di lapangan mengevakuasi induk Orangutan? "Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi. Tapi anaknya, saat tim mengevakuasi, memisahkan diri dari induknya dan masuk cepat ke dalam hutan," kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/9).
Dalam menghadapi krisis kehilangan habitat yang semakin mendesak, HARPA (Harapan Alam) program konservasi dari Kitabisa berkolaborasi dengan Sintang Orangutan Center (SOC), mengumumkan inisiatif "Rumah Untuk Orangutan".
Program yang berlangsung di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat ini dirancang untuk mengatasi tantangan yang dihadapi orangutan dan habitatnya melalui pendidikan dan reboisasi.
HARPA juga akan memberikan dukungan yang lebih luas, termasuk bantuan pakan dan obat-obatan serta peningkatan infrastruktur kandang di tempat rehabilitasi orangutan SOC, sebagai bagian dari komitmen menyeluruh terhadap kesejahteraan orangutan.
- Mengupas Hari Orangutan Sedunia, Ini Sejarah dan Fakta Primata Asli Indonesia
- Penampakan Orang Utan Raksasa Diduga di Kaltim, Datang ke Permukiman Warga Disebut karena Hutan Digunduli
- Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Kawasan Konservasi Orang Utan di Provinsi Riau
- KLHK dan Pupuk Kaltim Kolaborasi Pulihkan Ekosistem Konservasi Taman Nasional Kutai, Ini Program Dijalankan
"Kami fokus pada melindungi orangutan dan habitat mereka. Tidak hanya meningkatkan kesadaran, tapi kami mendorong semua orang untuk aktif terlibat. Impian kami, generasi mendatang jadi pelindung orangutan. Lewat kerja sama dengan SOC dalam program HARPA dari Kitabisa ini, kita bisa membuat habitat yang aman bagi orangutan.” ungkap Edo Irfandi, VP of Business, People and Operations Kitabisa dalam keterangan persnya, Jumat (5/4).
Orangutan, spesies kera besar Asia yang unik, kini menghadapi ancaman kepunahan karena kehilangan habitat secara dramatis, pembunuhan ilegal, dan kebakaran hutan.
Krisis ini juga dihadapi oleh Indonesia dimana dari tahun 1999 hingga 2015 saja, Kalimantan telah kehilangan sekitar 148.500 individu orangutan.
Lebih mengkhawatirkan lagi, diperkirakan 45.300 individu lainnya akan hilang pada tahun 2050 jika laju kerusakan habitat saat ini berlanjut.
“Kami menyambut baik partisipasi dari banyak pihak, baik perorangan, berbagai komunitas masyarakat, serta institusi dan instansi lain yang ingin bergerak bersama menyelamatkan orangutan, manusia dan alam Indonesia. Partisipasi Harpa dalam kegiatan kami ini, sungguh merupakan suatu sumbangsih yang amat berharga,” ucap Hasudungan Pakpahan, Ketua Yayasan SOC.