Tidak Hanya Sumber Daya Alam, Konservasi Kebudayaan juga menjadi Perhatian Prabowo-Gibran
Program ini nantinya akan bertugas untuk melestarikan budaya Indonesia baik yang berwujud (tangible), maupun tidak (intangbile).
Salah satu wujud keseriusan Prabowo-Gibran, akan menaikkan anggaran penelitian dan pelestarian situs budaya.
Tidak Hanya Sumber Daya Alam, Konservasi Kebudayaan juga menjadi Perhatian Prabowo-Gibran
Pasangan calon capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berkomitmen penuh pada isu pemanfaatan dan konservasi terhadap kekayaan bangsa Indonesia.
Komandan Tim Komunikasi TKN, Budisatrio Djiwandono menjelaskan, konservasi yang akan dilakukan Prabowo Gibran tidak terbatas pada sumber daya alam saja. Namun juga konservasi kebudayaan bangsa. Dia kemudian menjabarkan program yang diluncurkan untuk mencapai misi tersebut.
"Bagi Prabowo Gibran, konservasi kekayaan bangsa Indonesia tidak hanya soal alam, tapi juga soal konservasi budaya Indonesia. Inilah yang menjadi identitas bangsa, akar nasionalisme kita, serta hal yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita nanti," kata Budisatrio di Jakarta, Sabtu (3/2).
Hal utama yang harus dilakukan yakni meningkatkan anggaran untuk bidang kebudayaan.
"Sesuai dengan visi misi kita di Astacita ke-8, anggaran untuk penelitian dan pelestarian situs budaya sejarah akan kita tingkatkan. Termasuk dengan menyiapkan dana abadi kebudayaan. Ini penting semua pihak yang berkecimpung di kebudayaan mendapat gairah baru," terang Budisatrio.
Konservasi budaya Indonesia tersebut, lanjut Budisatrio, akan ditempuh Prabowo dan Gibran dengan melakukan modernisasi tata kelembagaan dalam Program Nasional Perlindungan Warisan Budaya. Program ini nantinya akan bertugas untuk melestarikan budaya Indonesia baik yang berwujud (tangible), maupun tidak (intangbile).
"Yang sifatnya berwujud itu seperti motif batik, pakaian adat, prasasti, istana, keraton, candi, alat musik. Yang tidak berwujud itu seperti cerita rakyat, bahasa ibu, peribahasa dan kearifan lokal, termasuk lagu-lagu tradisional. Ini kekayaan bangsa, harus di konservasi," jelas Budisatrio.
Sementara, untuk melestarikan budaya, Prabowo Gibran akan dilakukan revitalisasi cagar-cagar budaya yang ada.
"Saat ini masih banyak situs warisan budaya Indonesia yang menghadapi risiko kerusakan. Kita akan revitalisasi bangunan-bangunan kuno dan cagar budaya. Ini penting sebagai wahana pembelajaran nilai-nilai luhur bangsa, terutama bagi generasi muda," ujarnya menjelaskan.
Sementara untuk budaya tak berwujud, Prabowo Gibran akan membangun kesadaran pentingnya pelestarian budaya tradisional.
"Ini akan multidimensi dan multi-sektor. Kita harus tingkatkan partisipasi publik dengan skema kebanggaan berbudaya Indonesia. Mulai dari institusi pendidikan, pemerintah pusat dan daerah, swasta, BUMN, semuanya harus terlibat dan berkolaborasi."
Saat ini budaya tak benda Indonesia yang diakui oleh UNESCO hanya 13. Padahal Indonesia memiliki ribuan warisan budaya benda dan tak benda yang bisa dibanggakan. Salahnya dengan melakukan konservasi kebudayaan secara masif dan diplomasi budaya Indonesia di tingkat global akan lebih efektif.
"Kita harus berjuang melalui program-program ini agar tidak lagi kita dengar ada budaya yang dicuri atau diakui negara lain. Konservasi budaya, selain membawa potensi ekonomi kreatif, pada intinya adalah alat identitas nasional. Solusi holistik konservasi budaya Prabowo-Gibran akan memperkuat implementasi nilai luhur budaya bangsa dan akan mendorong budaya Indonesia semakin diakui secara internasional," ujar Budisatrio mengakhiri.