Rupiah melemah, Advan sesumbar tak akan naikkan harga
Bagi Advan, produk yang sudah beredar di pasar pantang hukumnya untuk dinaikkan
Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika membuat perusahaan mati-matian memperjuangkan bisnisnya agar tak digilas kerugian. Bukan hal yang mustahil mana kala ekonomi sedang tak stabil ini membuat perusahaan menaikkan harga jual produknya ke pasar. Namun krisis ini nampaknya tidak membuat vendor gadget Advan, menaikkan harga produk ke pasar.
Bagi mereka, produk yang sudah beredar di pasar pantang hukumnya untuk dinaikkan. Pasalnya, jika melakukan kebijakan itu pasar tidak akan siap menerima kenaikan harga itu.
-
Bagaimana cara orang Indonesia menggunakan smartphone dalam sehari? Indonesia juga termasuk ke dalam daftar negara yang tidak bisa hidup tanpa ponsel. Menduduki urutan ke enam, netizen Indonesia mengantongi angka sebanyak 29,1 persen dari waktu harian mereka untuk dihabiskan di depan layar HP.
-
Apa yang dimaksud dengan kemampuan "menguping" smartphone dalam konteks iklan? “mereka tidak mendengarkan,” jawabnya. Lantas hal ini menjadi pertanyaan, mengapa platform seperti Facebook begitu sering menampilkan iklan tertentu. Bahkan, beberapa contoh iklan yang hadir menampil produk-produk yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
-
Mobil seperti apa yang dikendarai Cinta? Dalam sebuah unggahan Instagram, Cinta terlihat memukau saat mengendarai mobil atap terbuka berwarna merah, memancarkan aura berani dan kuat yang mengingatkan pada karakter Letty dari film FAST AND FURIOUS.
-
Kapan pencurian toko ponsel itu terjadi? Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra mengatakan pencurian terjadi sekitar pukul 04.15 WIB.
-
Kapan riset tren pasar smartphone di Indonesia dilakukan? Lembaga riset teknologi Counterpoint memaparkan hasil riset smartphone. Menurut Senior Analyst Counterpoint, Febriman Abdillah, insight terbaru terkait tren pasar smartphone di Indonesia dilakukan selama Q3 2023.
-
Apa yang dimaksud dengan ponsel lipat? Seperti namanya, ponsel lipat dapat diartikan sebagai ponsel cerdas yang memiliki layar yang dapat dilipat menjadi dua. Ini memungkinkan pengguna untuk memiliki perangkat dengan ukuran layar yang lebih besar namun tetap dapat dilipat menjadi ukuran yang lebih kecil dan portabel.
"Kami tidak akan melakukan penyesuaian harga untuk produk yang sudah ada di pasar karena tingginya harga dolar Amerika Serikat terhadap rupiah. Kebijakan kenaikan harga kami anggap tidak populis dan kurang bagus untuk pasar," kata Direktur Marketing Advan, Tjandra Lianto, saat ditemui Merdeka.com di Jakarta, Senin (31/8).
Oleh sebab itu, dirinya mengatakan akan tetap mempertahankan harga dengan berbagai cara salah satunya mengurangi aktivitas promosi.
"Kita kurangi pos-pos pengeluaran lain seperti marketing dan iklan tapi tidak menaikkan harga produk. Perusahaan kita menilai langkah ini lebih baik, karena jumlah biaya marketing cukup besar, sekitar Rp 20-25 miliar tiap bulan," katanya.
Lebih lanjut, Tjandra memaparkan kondisi nilai tukar rupiah yang gamang terhadap mata uang asing, khususnya dolar AS sangat tak baik untuk industri. Kalau boleh memilih, kata Tjandra, pemain industri merasa lebih baik bila harga dolar AS stabil walaupun tinggi.
"Sebenarnya yang lebih kita perlukan sekarang ini nilai tukar dolar AS yang lebih pasti. Lebih baik kalau mau Rp 14 ribu ya asalkan tetap lebih masuk akal daripada sebentar naik sebentar turun, bingung nanti malah jadinya menentukan harga produk dan biaya produksi," ungkap Tjandra.
Baca juga:
Jaring penjualan 10 ribu unit, Advan gandeng MNC Shop
Perusahaan ponsel dunia ramai-ramai PHK karyawan
Menengok desain tampilan Advan S6 6 inch
Apple akan hentikan produksi iPhone 5c?
Xperia akan hadir dengan kamera 23 MP dan RAM 4 GB