Salip Indonesia, Malaysia perangi malaria dengan drone
Malaysia bersama ilmuwan Inggris berupaya menghentikan persebaran malaria di pulau Kalimantan
Asia Tenggara di kenal sebagai daerah yang menjadi sarang malaria. Untuk memerangi persebaran malaria, sebuah drone dipakai khusus untuk meneliti malaria di pulau Kalimantan. Sayangnya, aksi ini tidak dilakukan di Indonesia.
Sekelompok peneliti asal Inggris saat ini tengah berupaya untuk memetakan daerah persebaran malaria dari parasit Plasmodium knowlesi di pulau Kalimantan yang menjadi wilayah Negeri Jiran alias Malaysia, tepatnya di Sabah.
-
Apa yang menjadi contoh kecanggihan drone perang menurut Jokowi? "Saat itu Mayjen Solemani ini komandan Quds dari pengawal besar revolusi Iran ketembak dari drone yang dipersenjatai akurat karena memakai face recognition. Akhirnya ketembak dan yang kita kaget itu terjadi di wilayah Irak, tapi dronenya konon dikendalikan dari Qatar, markas Amerika Serikat di Qatar," ungkapnya.
-
Bagaimana cara mencegah malaria dan demam berdarah? Untuk mencegah malaria dan demam berdarah, ada beberapa langkah yang bisa diikuti. Berikut adalah penjelasan lengkapnya: Mencegah Malaria:Menggunakan Kelambu Berinsektisida: Tidur di bawah kelambu yang telah diobati dengan insektisida dapat mengurangi risiko digigit nyamuk yang membawa parasit malaria.Mengaplikasikan Repelen Nyamuk: Oleskan repelen nyamuk yang mengandung DEET, picaridin, atau lemon eucalyptus pada kulit yang terbuka.Memakai Pakaian Pelindung: Kenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, terutama saat beraktivitas di luar ruangan pada malam hari. Menghindari Genangan Air: Usahakan untuk tidak membiarkan air menggenang di sekitar tempat tinggal karena ini bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk Anopheles.Menggunakan Insektisida: Semprotkan insektisida di dalam rumah untuk membunuh nyamuk yang mungkin masuk.Pengobatan Profilaksis: Jika bepergian ke daerah endemik malaria, pertimbangkan untuk mengonsumsi obat antimalaria profilaksis sesuai anjuran dokter. Mencegah Demam Berdarah:3M Plus: Praktikkan ‘Menguras, Menutup, Mengubur, dan Memantau’ (3M Plus) untuk mengontrol tempat berkembang biak nyamuk Aedes.Menggunakan Repelen Nyamuk: Sama seperti pencegahan malaria, menggunakan repelen nyamuk juga efektif untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes.Memasang Kawat Nyamuk: Pasang kawat nyamuk pada jendela dan ventilasi untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.Menghindari Aktivitas di Luar Ruangan Saat Fajar dan Senja: Nyamuk Aedes seringkali lebih aktif pada waktu-waktu ini. Menggunakan Kelambu Saat Tidur: Ini penting terutama jika tinggal di daerah endemik demam berdarah.Menanam Tanaman Pengusir Nyamuk: Tanaman seperti lavender dan citronella dapat membantu mengusir nyamuk.
-
Bagaimana drone perang yang canggih dapat memburu target? Jokowi mengambil contoh kecanggihan pesawat tanpa awak atau drone yang penggunaannya sangat presisi dan akurat untuk memburu target.
-
Bagaimana cara Anopheles menyebarkan penyakit malaria? Penyakit malaria hanya dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit.
-
Kapan drone diterbangkan untuk mendekati puncak Gunung Merapi? Jam masih menunjukkan pukul 05.30 pagi saat pemilik kanal YouTube KBS Vlog menerbangkan drone dari Pos Pengamatan Gunung Api Babadan menuju puncak Gunung Merapi pada 27 Februari 2024 lalu.
-
Mengapa wabah malaria di Cirebon bisa meluas? Usut punya usut meluasnya wabah malaria di wilayah Cirebon itu diakibatkan proses modernisasi kota yang serampangan.
Profesor ahli imunitas dan infeksi bernama Chris Drakeley dari London menggunakan sebuah drone mini bernama senseFly eBee untuk membuat peta digital dari vegetasi dan lingkungan sekitar pedalaman Sabah yang mulai terkena serangan malaria. Sebuah kamera berkekuatan 16 MP pun dipilih untuk mempersenjatai drone tersebut.
Menurut laporan Badan Kesehatan Sabah, jumlah penderita dari malaria di Sabah semakin meningkat beberapa tahun belakangan. Kebanyakan malaria menginfeksi manusia lewat nyamuk dan kera. Dalam kasus ini, para tim Drakeley berharap bisa melihat pola persebaran malaria lewat kera ke manusia di daerah tersebut.
"Apa yang kami lakukan adalah membuat sebuah peta detail yang dapat memperlihatkan pergerakan dari manusia dan kera, untuk mengetahui kontak antara keduanya," ujar Drakeley pada Live Science (25/10).
Nantinya, data pola pergerakan manusia dan kera lebih lanjut akan didukung dengan penggunaan alat GPS yang dipasangkan pada warga sekitar dan beberapa kera. Dengan begitu, baik peta lingkungan dari drone dan data GPS akan dipakai untuk menentukan lokasi-lokasi di mana manusia dan kera paling mungkin melakukan kontak.
Daerah-daerah itu kelak akan dilihat apakah masuk kawasan infeksi malaria atau tidak. Sehingga para ahli medis lebih bisa cepat bertindak untuk menghentikan persebaran atau memberikan bantuan medis. Selain itu, ilmuwan juga mengamati persebaran malaria dalam kawanan kera sendiri.
Penggunaan drone dalam bidang kesehatan dan lingkungan kini mulai menjadi tren. Sebab, selain cukup murah, drone bisa menghentikan ketergantungan ilmuwan pada satelit untuk memberikan foto persebaran hewan atau penyakit di bumi.
(mdk/bbo)