Seorang Seniman AI Diprotes Gara-gara Otak-atik Lukisan Mona Lisa
Seorang seniman Artificial Intelligence (AI) Kody Young membuat kesal orang-orang yang mengaku pecinta seni gara-gara ‘mengotak-atik’ lukisan Mona Lisa.
Seorang seniman Artificial Intelligence (AI) Kody Young membuat kesal orang-orang yang mengaku pecinta seni gara-gara ‘mengotak-atik’ lukisan Mona Lisa, dikutip dari Indy100, Jumat (2/6). Ia mengunggah hasil kreativitasnya itu di Twitter. Secara umum, lukisan yang dilukis Leonardo da Vinci ini tidak ada yang diubah aslinya.
Hanya saja, latarbelakang lukisan itu diperpanjang dengan kreativitas dia sehingga dikhawatirkan menghasilkan pemaknaan-pemaknaan lain bagi orang yang melihatnya. Buat pecinta seni, memperpanjang latarbelakang lukisan siapapun sama halnya tidak menghormati seni itu sendiri. Sekalipun terlihat indah.
-
Apa yang dibayangkan oleh AI? Hasilnya sungguh memesona. Coldplay memainkan musik mereka di tengah latar belakang Gunung Bromo yang diselimuti kabut, menambah pesona dan kemegahan dari acara tersebut. Ribuan penonton terlihat memadati area tersebut.
-
Apa yang dimaksud dengan Artificial General Intelligence (AGI)? AGI adalah titik kritis hipotetis yang juga dikenal sebagai “Singularitas,” di mana AI menjadi lebih pintar dari manusia. Generasi AI saat ini masih tertinggal dalam bidang-bidang yang menjadi keunggulan manusia, seperti penalaran berbasis konteks dan kreativitas sejati.
-
Apa yang diproyeksikan oleh Menkominfo terkait AI di Indonesia? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, mengatakan Artificial Intelligence (AI) memiliki peran besar dalam mengubah lanskap industri telekomunikasi. Kata dia, pada 2030 mendatang, diproyeksikan kontribusi AI terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) global mencapai USD 3 triliun.
-
Apa yang ditemukan para ahli dengan menggunakan AI? Para ahli dari Universitas Bradford, Nottingham, dan Stanford telah mengembangkan algoritma analisis khusus untuk membuat sebuah penemuan: salah satu objek dalam lukisan karya Raffaello Sanzio/Raphael ternyata tidak dilukis oleh sang maestro.
-
Bagaimana cara pemerintah mengatasi isu-isu terkait AI? Menurut Nezar Patria, untuk mengatasi isu-isu ini, diperlukan regulasi agar pemanfaatan kecerdasan buatan sebagai teknologi, juga memungkinkan keberagaman dan menciptakan fair level playing field.
-
Bagaimana Indonesia dan ASEAN mengimplementasikan pemanfaatan AI? “Dengan tren pemanfaatan AI dan penciptaan tata kelolanya, interaksi negara-negara anggota ASEAN juga tidak luput dari diskusi tentang AI,” ujarnya.
"Ini sangat mengerikan dan salah dalam banyak hal. Benar-benar tidak menghormati seniman dalam keputusan kreatif mereka. Orang tidak boleh mengambil alih dan merusak karya seniman seperti ini," kata seseorang membalas utas Twitter yang dibuat Kody.
"Orang-orang ini memiliki kesalahpahaman mendasar tentang seni. Latar belakang lainnya tidak penting untuk dilukiskan, karena itulah artis memilih untuk tidak menyertakannya," komentar seseorang lagi.
Seniman AI Jadi Pergunjingan
Lukisan berharga yang dibuat pada 1503, terkenal digantung di Museum Louvre, Paris. Ukuran aslinya ialah 77 x 53 cm. Lukisan fenomenal ini menjadi pergunjingan berawal dari utas Kody.
Ia menuliskan di utas Twitternya yang diduga mencoba menjawab tanda tanya besar orang-orang terkait dengan gambaran latarbelakang kelanjutan dari lukisan Mona Lisa.
"Pernah bertanya-tanya seperti apa sisa lukisan Mona Lisa? Saya menggunakan AI dari @Adobe Firefly untuk membantu mengisi latar belakangnya. Inilah latar belakang lukisan paling terkenal di dunia dengan AI," tulis Kody.
Latar gambar belakang yang diperluas memakai AI menunjukkan pegunungan, awan, dan bebatuan bergerigi. Meskipun Kody hanya mendemostrasikan saja, faktanya membuat pecinta seni marah. Mereka tidak suka dengan gagasan lebih banyak ornamen di luar kanvas asli yang dikerjakan oleh seniman AI itu.
Terdapat total 13 lukisan berharga termasuk Mona Lisa yang dirinya ‘panjangkan’ latar belakangnya. Antara lain lukisan milik Michelangelo bertema The Creation of Adam, lalu lukisan berjudul The Bedroom oleh Van Gogh dan A Sunday Afternoon on The Island of La Grande Jiatte milik Seurat. Serta, Nighthawks karya Edward Hopper.