AI Deteksi Lukisan Klasik Ini Bukan Dilukis Pelukis Aslinya
AI menganalisis bahwa lukisan klasik tersebut bukanlah dilukis oleh pelukis aslinya.
AI menganalisis bahwa lukisan klasik tersebut bukanlah dilukis oleh pelukis aslinya.
AI Deteksi Lukisan Klasik Ini Bukan Dilukis Pelukis Aslinya
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat memiliki banyak potensi yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang seni.
Para ahli dari Universitas Bradford, Nottingham, dan Stanford telah mengembangkan algoritma analisis khusus untuk membuat sebuah penemuan: salah satu objek dalam lukisan karya Raffaello Sanzio/Raphael ternyata tidak dilukis oleh sang maestro.
-
Apa yang digambarkan AI? Berikut adalah penggambaran capres menggunakan teknologi artificial intelligence (AI).
-
Siapa yang digambarkan dalam foto AI? Misalnya saja anak-anak kecil yang meringkuk di belakang buah semangka besar demi menghindari serangan brutal tentara Israel.
-
Siapa yang digambarkan AI? Berikut adalah penggambaran capres menggunakan teknologi artificial intelligence (AI).
-
Bagaimana AI bisa membuat Mona Lisa ngerap? Microsoft baru-baru ini membuat gebrakan menarik di dunia seni dan kecerdasan buatan (AI) menggunakan VASA-1. Mereka telah merilis sebuah video yang menampilkan Mona Lisa, lukisan ikonik karya Leonardo da Vinci yang sedang 'ngerap'.
-
Siapa yang membuat AI ini? Malas menemukan Project December–sebuah alat AI yang dirancang untuk 'mensimulasikan orang yang telah meninggal'.
-
Siapa yang membuat ilustrasi AI? Postingan ini diunggah oleh akun MidJourney dan merupakan hasil karya @carl_franzen.
Analisis tersebut dilakukan terhadap lukisan Madonna della Rosa (Bunda Maria dari Mawar) yang dilukis pada tahun 1517/1518. Lukisan tersebut menggambarkan Bunda Maria (Madonna) memegang Kanak-Kanak Yesus yang ada bersama Yohanes Pembaptis dan Santo Yusuf.
Mengutip situs Universitas Nottingham, ScienceAlert, dan The Guardian, Senin (22/4), para ahli sebenarnya telah memperdebatkan apakah lukisan tersebut asli karya Raffaello Sanzio atau bukan, setidaknya semenjak tahun 1800-an.
Dengan perkembangan zaman, terdapat salah satu cara untuk menentukan keaslian tersebut, yaitu analisis yang berdasar pada algoritma AI.
Hasil itu sejalan dengan penilaian beberapa ahli yang melihat bahwa lukisan wajah Santo Yusuf dianggap tidak sebaik wajah-wajah lain yang ada di dalam lukisan.
Terdapat kemungkinan bahwa wajah Santu Yusuf dilukis oleh Giulio Romano, salah seorang dari murid Raffaello Sanzio.
Hassan Ugail, ahli matematika dan ilmu komputer dari Universitas Bradford yang tergabung ke dalam tim ahli, menyatakan bahwa algoritma analisis tersebut dikembangkan setelah melihat dengan sangat detail 49 karya Raffaello Sanzio yang tidak diragukan keasliannya.
Metode ini mempunyai tingkat akurasi 98% dalam mengidentifikasi karya autentik dari sang seniman.
Pembelajaran mesin dari AI ini dilakukan oleh tim ahli dengan memodifikasi arsitektur yang dikembangkan oleh Microsoft, yang disebut sebagai ResNet50. Hal itu juga dikombinasikan dengan teknik pemelajaran mesin tradisional, yaitu mesin vektor pendukung.
“Dengan menggunakan analisis fitur mendalam, kami menggunakan gambar-gambar dari lukisan Raphael yang telah diautentikasi untuk melatih komputer untuk mengenali gayanya hingga ke tingkat detail yang tinggi, dari sapuan kuas, palet warna, bayangan, dan setiap aspek dari karyanya,”
Hassan Ugail, ahli matematika dan ilmu komputer dari Universitas Bradford.
Meskipun analisis AI ini telah menghasilkan suatu kesimpulan yang mungkin akan terbukti benar, tim ahli menekankan bahwa kehadiran AI bukan berarti akan menggantikan peran para ahli di bidang ini, melainkan hanya untuk membantu mereka.“Proses mengautentikasi sebuah karya seni melibatkan pengamatan terhadap banyak aspek, mulai dari asal-usulnya, pigmennya, kondisi karyanya, dan sebagainya. Akan tetapi, perangkat lunak semacam ini dapat digunakan sebagai sebuah alat untuk membantu di dalam proses tersebut,” jelas Ugail.