Situs keuangan Australia dibobol hacker, data penting tersebar
Hacker Pakistan baru saja menyerang salah satu situs publik Australia yang bergerak dalam hal keuangan.
Sudah beberapa minggu kemarin hacker Indonesia memutuskan untuk menghentikan serangan ke dunia maya Australia. Namun, bukan berarti situs Australia aman dari serangan hacker.
Seperti yang dilansir oleh Cyber War News (2/1), baru saja hacker Pakiz Cyber Squad dari Pakistan menyatakan berhasil menyerang salah satu situs Australia. Disebutkan, mereka membeberkan 14 bagian data penting dari Financial Services Online Australia, sebuah jasa keuangan dalam jaringan dari negeri kanguru tersebut.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Kenapa negara-negara tersebut sering menjadi sasaran hacker? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
Klaim ini diunggah dalam Facebook sementara data yang dibeberkan disimpan dalam sebuah laman di Pastebin. Data yang ditunjukkan sendiri kebanyakan berupa teks HTML untuk back-end situs tersebut.
Data yang dibocorkan sendiri menyimpan setidaknya 527 akun afiliasi yang di antaranya terdiri dari ID, nama, alamat, kode pos, telepon, email, dan alamat paypal. Kebanyakan akun ini merupakan bisnis UKM dari Australia sendiri.
Pada akhir tahun lalu hacker Indonesia sebenarnya juga menyerang beberapa situs Australia. Namun, berbeda dengan hacker Pakistan ini, hacker Indonesia lebih berfokus untuk menyerang situs pemerintahan saja, bukan situs publik seperti ini.
(mdk/nvl)