Situs pemerintah Filipina di-hack oleh Anonymous
Dikabarkan jika tujuh situs pemerintah Filipina telah di-hack oleh Anonymous
Pemerintah di Asia minggu ini dibuat sibuk oleh para hacker. Di saat Singapura sedang berurusan dengan seseorang (atau kelompok) bernama 'The Messiah' yang mengaku sebagai perwakilan dari kelompok Anonymous, pemerintah Filipina juga kemarin berurusan dengan hal yang mirip, oleh kelompok yang juga mengaku sebagai bagian dari Anonymous.
Kami kemarin menerima kabar bahwa tujuh situs pemerintah Filipina telah di-hack oleh Anonymous. Seperti halnya yang terjadi di Singapura, kelompok ini memasang sebuah video dan pesan yang menjelaskan alasan di balik serangan tersebut. Video yang dimaksud muncul dengan pesan yang mirip dengan yang ada di Singapura: pemerintah belum melakukan yang terbaik dalam melayani rakyatnya. Pesannya mengatakan:
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
"Pemerintah, dalam berbagai aspek, mengecewakan rakyat Filipina. Apa yang dijanjikan akan diberikan kepada kami, yang dijanjikan akan diberikan oleh para pahlawan kami, mereka rampas. Izinkan kami mengingatkan kepada pemerintah bahwa keadilan, kebenaran, dan kebebasan itu bukan sekedar kata-kata, tapi perspektif."
Kelompok ini juga mengatakan bahwa akan ada 'gerakan' pada tanggal 5 November (Selasa) yang disebut 'million mask march' (gerakan sejuta topeng), dan mereka 'akan mencoba menorehkan sejarah.'
Gerakan ini sendiri mengajak orang-orang untuk berkumpul di berbagai lokasi di seluruh dunia untuk melawan penindasan dan kezaliman.
Mereka yang mengetahui insiden di Singapura mungkin tidak merasa asing dengan tanggal 5 November. Ya, 'The Messiah' mengajak rakyat Singapura memulai protes publik dengan mengenakan pakaian hitam dan merah serta menghitamkan foto profil Facebook mereka pada tanggal yang sama.
Kejadian di Filipina ini tampaknya dilakukan oleh kelompok hacker yang berbeda yang mendukung tindakan The Messiah di Singapura. Meskipun pemerintah Filipina belum memperlihatkan kinerja terbaiknya, rakyat sudah mengamati kinerja mereka dengan kekuatan sosial media.
Sampai saat ini, beberapa situs pemerintah Filipina yang diserang oleh Anonymous sudah bekerja seperti semula, dan beberapa masih belum bisa diakses. Berikut adalah lima situs yang masih belum pulih seluruhnya:
http://omb.gov.ph/
http://www.calasiao.gov.ph/
http://bolinao.gov.ph/
http://magarao.gov.ph/
http://www.vigancity.gov.ph/
Berikut pesan lengkap dari Anonymous yang muncul di tujuh situs tersebut kemarin (diterjemahkan oleh Tech in Asia):
Salam, rakyat Filipina. Kami adalah Anonymous.
Kami minta maaf atas ketidaknyamanan ini. Tapi ini adalah cara termudah untuk menyampaikan pesan kami kepada kalian, saudara-saudara kami yang sudah lelah dengan kekejaman, praktik demokrasi yang keliru, dan politisi yang egois.
Pemerintah, dalam berbagai aspek, mengecewakan rakyat Filipina. Apa yang dijanjikan akan diberikan kepada kami, yang dijanjikan akan diberikan oleh para pahlawan kami, mereka rampas.
Izinkan kami mengingatkan kepada pemerintah bahwa keadilan, kebenaran, dan kebebasan itu bukan sekedar kata-kata, tapi perspektif. Sebuah gerakan, sebuah revolusi, sedang terjadi, dan ini merupakan sebuah cara untuk menyuarakan pendapat, sebuah cara untuk bisa didengarkan.
Pada tanggal 5 November 2013, kami akan mencoba menorehkan sejarah. Tapi tentu saja ada beberapa orang yang tidak ingin kami berbicara, dan ada juga yang meragukan kami.
Kalian bisa makan, tidur, dan melakukan aktivitas sehari-hari kalian seperti kawanan domba dan melihat pemerintah menertawakan kalian.
Tapi jika kalian melihat apa yang kami lihat, merasakan apa yang kami rasakan, dan mencari apa yang kami cari, maka kami meminta Anda untuk bergabung dengan kami, pada tanggal 5 November di luar Batasang Pambansa dan membuka jalan menuju kebebasan – kebebasan dari belenggu pemerintah.
Anda telah dipanggil, dan dengan menonton ini, Anda telah dipilih.
Kepada pemerintah yang 'tidak korup', kami menantang kalian!
Bergabung dengan kami!
Mereka yang korup – takuti kami.
Mereka yang jujur – dukung kami.
Mereka yang heroik – bergabung dengan kami.
Kami adalah Anonymous.
Kami adalah satu (One).
Pemerintah, kalian bukan siapa-siapa (None).
Kami adalah pasukan.
Pada tanggal 5 November, kepada pemerintah: dengar dan mengertilah. Jika tidak, tunggu kami!
Artikel ini pertama kali muncul di Tech in Asia Indonesia
(mdk/dzm)