Tak Hanya Indonesia, Orang-orang di Negara Ini Paling Banyak Jadi Sasaran Penipuan Kerja Lewat WA dan Telegram
Berikut daftar warga di berbagai negara yang sering kena tipu info pekerjaan.
Berikut daftar warga di berbagai negara yang sering kena tipu info pekerjaan.
Tak Hanya Indonesia, Orang-orang di Negara Ini Paling Banyak Jadi Sasaran Penipuan Kerja Lewat WA dan Telegram
Penipuan yang memanfaatkan pencari kerja ternyata begitu massif.
Mereka menghalalkan beragam cara untuk menipu korbannya. Seringnya untuk menjangkau korbannya, mereka menggunakan WhatsApp dan Telegram.
-
Apa saja jenis-jenis penipuan yang sering terjadi di WhatsApp? Menurut Pratama, penipuan melalui WA memang sudah sangat banyak jenisnya, mulai dari pengiriman malware dengan file apk disamarkan sebagai laporan kurir atau undangan pernikahan hingga phising.
-
Kenapa orang harus pamit di grup Whatsapp kerja? Memberikan kata-kata pamit di grup Whatsapp kerja sangat penting karena bisa menunjukkan sikap sopan, profesional, dan menghargai.
-
Modus penipuan apa yang sering dilakukan di WhatsApp? Modus penipuan seperti ini sudah cukup banyak memakan korban. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada akan modus-modus di dunia maya.
-
Mengapa penipuan WhatsApp semakin meresahkan? Saat ini makin banyak jenis-jenis penipuan yang kerap diterima melalui pesan WhatsApp atau WA. Korbannya pun sudah ada. Masalahnya adalah masih sedikit orang yang benar-benar memahami jenis-jenis penipuan melalui pesan WA.
-
Apa saja kata-kata pamit di grup Whatsapp kerja yang sopan dan berkesan positif? Kata-kata pamit di grup Whatsapp kerja ini bisa digunakan saat Anda berencana resign. Kata-kata pamit di grup Whatsapp kerja ini bisa digunakan saat Anda berencana resign.
-
Bagaimana cara berpamitan yang baik di grup Whatsapp kerja? Menyampaikan salam dan perkenalan saat masuk, berpamitan saat keluar grup. Ini menunjukkan rasa hormat dan sopan santun kepada anggota grup lainnya.
Penipuan yang dijuluki ‘Webwyrm’ ini disebut telah berdampak pada lebih dari 100 ribu korban dan 1000 perusahaan di dunia.
Menurut CloudSEK, perusahaan keamanan siber, dengan dampak penipuan itu diperkirakan menyebabkan kerugian lebih dari USD 100 juta.
Cara Kerja
Awalnya, korban menerima pesan penipuan yang seolah-olah menawarkan pekerjaan dengan gaji mingguan.
Penipu menjelaskan bahwa gaji ini bergantung pada kombinasi gaji pokok dan komisi, yang berpotensi diperoleh kandidat dengan menyelesaikan 80-120 tugas yang diberikan setiap hari.
Korban diminta untuk menyetor uang ke platform pertukaran mata uang kripto tertentu seperti KuCoin atau Shakepay. Dikatakan bahwa platform akan mentransfernya kembali, bersama dengan komisi, setelah tugas selesai.
Para peneliti mengidentifikasi lebih dari 6000 situs palsu yang dibuat untuk tujuan ini.
Para korban diberi tahu bahwa mereka dapat mengambil "tugas kombo", yang menjamin penghasilan lebih besar daripada tugas biasa.
Namun, untuk melakukan setiap tugas kombo baru, korban perlu menyetor 2x jumlah yang diinvestasikan terakhir kali.
Semua tugas kombo harus dilakukan secara berurutan, dan sampai semuanya selesai, uang tidak dapat ditarik. Inilah hasil tangkapannya. Setelah beberapa hari, para korban terjebak dalam lingkaran tersebut dan tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya.
Dalam upaya menyelesaikan semua tugas penarikan uangnya, para korban akhirnya menguras rekening bank mereka.
- WA Siapkan Fitur Baru Bisa Telepon dan Chat Tanpa Bertukar Nomor HP
- Menkominfo Bakal Blokir Pinjol AdaKami, Tapi Ini Syaratnya
- CEK FAKTA: Benarkah Pembuatan Paspor Online bisa Daftar via Telepon atau WhatsApp?
- Tak Terkait Jual Beli Ginjal, Tiga WNI Dicekal di Bali Ngaku ke Kamboja jadi Admin Judi Online
Menjangkiti Lebih dari 50 Negara
Di Indonesia pun tak luput dari aksi penipuan ini. Selain Indonesia, ada lebih dari 50 negara yang warganya juga terdampak.
Dari banyaknya negara yang terimbas, paling banyak menjadi sasaran adalah Inggris, Kanada, Singapura, Australia, Hong Kong, dan india.
Para peneliti menemukan bukti bahwa pelaku ancaman di balik penipuan ini mungkin terkait dengan Tiongkok dan membagikan informasi tersebut kepada FBI dan lembaga penegak hukum internasional lainnya.