Teknologi ini Jadi Penyelamat Gulungan Teks Kerajaan Romawi Berusia 2000 Tahun yang Masih Misterius, Isi Naskahnya di Luar Dugaan
Isi naskah tersebut pernah dianalisis menggunakan teknologi, namun gagal.
Isi naskah tersebut pernah dianalisis menggunakan teknologi, namun gagal.
Teknologi ini Jadi Penyelamat Gulungan Teks Kerajaan Romawi Berusia 2000 Tahun yang Masih Misterius, Isi Naskahnya di Luar Dugaan
Tiga mahasiswa memenangkan hadiah USD700.000 atau Rp 10 miliar setelah berhasil mengurai isi gulungan teks berusia 2.000 tahun.
Isi teks tersebut tak bisa dibaca lantaran terbakar selama letusan Gunung Vesuvius di Italia pada 79AD.
-
Bagaimana AI digunakan untuk membaca gulungan kuno tersebut? Para peneliti menggunakan teknologi mutakhir, seperti inframerah, pencitraan ultraviolet, dan tomografi untuk membaca papirus kuno yang sekarang menjadi bagian dari koleksi di Perpustakaan Nasional Napoli.
-
Apa yang ditunjukkan oleh AI tentang nasib negara? Unggahan yang dibuat dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) ini menunjukkan bahwa nasib sebuah negara tidak akan berakhir dengan baik kecuali jika kesejahteraan rakyat diutamakan.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan terkait kerajaan kuno? Ilmuwan Temukan Kamp Militer Kerajaan Kuno yang Telah Lama Hilang, Sejarahnya Tertulis dalam Alkitab Berbahasa Ibrani Kisah pengepungan yang dilakukan Raja Asiria kuno dijelaskan dalam Alkitab berbahasa Ibrani. Kamp militer yang digunakan oleh raja Asiria, Sanherib, yang pengepungannya terhadap Lakhis dan Yerusalem dijelaskan dalam Alkitab Ibrani, akhirnya telah diidentifikasi, kata seorang ahli.
-
Apa yang diramalkan oleh masyarakat Yunani Kuno terkait dengan AI dan robot? Masyarakat Yunani kuno tidak hanya menciptakan fondasi peradaban modern, namun mereka juga telah meramalkan robot dan inovasi teknologi masa depan lainnya, menurut buku Gods and Robots.
-
Apa yang ditemukan di makam Romawi kuno tersebut? Ilmuwan mengatakan mereka menemukan sisa-sisa sebuah muasoleum Romawi atau makam besar dengan "kondisi terawetkan yang mencengangkan".
-
Apa yang dibayangkan oleh AI? Hasilnya sungguh memesona. Coldplay memainkan musik mereka di tengah latar belakang Gunung Bromo yang diselimuti kabut, menambah pesona dan kemegahan dari acara tersebut. Ribuan penonton terlihat memadati area tersebut.
Mengutip BBC, Jumat (9/2), mahasiswa itu menggunakan artificial intelligence (AI) untuk “membuka” isi teks yang terbakar itu. Teks tersebut diperkirakan milik ayah mertua Julius Caesar yang berisi tentang musik dan makanan. Para ahli menyebut terobosan ini sebagai “revolusi” dalam filsafat Yunani.
Para ahli percaya bahwa gaya penulisannya adalah tipikal filsuf Yunani Philodemus, yang mengikuti ajaran Epicurus, dan mungkin pernah menjadi filsuf yang tinggal di Herculaneum.
Pada abad ke-18, ratusan gulungan papirus ditemukan di perpustakaan sebuah vila mewah di kota - satu-satunya perpustakaan teks dari zaman Romawi kuno yang dapat ditemukan.
Namun isinya tetap menjadi misteri bagi para ilmuwan. Benda-benda tersebut terbakar parah oleh puing-puing vulkanik sehingga ketika mereka mencoba membuka gulungannya, benda-benda tersebut hancur berantakan di tangan mereka.
Temperatur tinggi dari letusan tersebut mengkarbonisasi dan mengawetkan naskah-naskah yang biasanya membusuk.
Tahun lalu sebuah terobosan muncul ketika Dr Brent Seales dan timnya di Universitas Kentucky menggunakan CT scan resolusi tinggi untuk membuka gulungan teks tersebut.
Sayangnya, tinta karbon hitam yang digunakan pada naskah tersebut tidak dapat terbaca dari papirus itu sendiri.
Kemudian, Dr Seales bekerja sama dengan investor teknologi untuk meluncurkan Vesuvius Challenge, hadiah sebesar $1 juta (£790,000) bagi siapa saja yang dapat menemukan solusi.
Sebuah tim yang terdiri dari tiga mahasiswa, yang tidak bekerja di bidang filsafat tetapi teknologi, menyadari bahwa kecerdasan buatan mungkin dapat memberikan solusi.
Youssef Nader, seorang mahasiswa PhD di Berlin, Luke Farritor, seorang mahasiswa magang dan SpaceX, dan Julian Schillinger, seorang mahasiswa Robotika Swiss, membangun model AI yang mampu mengerjakan huruf melalui penggunaan pengenalan pola.
Model tersebut sejauh ini telah memecahkan 2.000 karakter Yunani yang tertulis dalam salah satu dari empat gulungan yang dipindai oleh tim Dr Seales – yang mana hanya 5 persen dari teks.
Tim di balik Vesuvius Challenge berharap teknologi ini dapat digunakan untuk membaca 90 persen dari keempat gulungan yang dipindai tahun ini dan akhirnya mencapai 800 gulungan.