Tips Cerdas Berinternet Untuk Orangtua dan Anak Dari Google
Tips Cerdas Berinternet Untuk Orangtua dan Anak Dari Google
Beberapa waktu lalu, Google mengungkap program Keluarga Tangkas Berinternet. Ini adalah program untuk mengedukasi orangtua, anak, serta tenaga pengajar. Hal ini hadir agar semua elemen tersebut dapat berinternet dengan nyaman serta aman.
Program ini hadir dalam bentuk webinar dan video pendek edukasi untuk para orangtua. Google bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk mendukung program ini, salah satunya adalah Yayasan Sejiwa.
-
Apa yang dimaksud dengan gombal dalam konteks ini? Gombal adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang merujuk kepada ucapan manis atau kata-kata romantis yang biasanya digunakan untuk menyatakan perasaan cinta atau kasih sayang. Kata gombal sering digunakan dalam konteks percintaan atau hubungan antar pasangan.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata diam dalam konteks ini? Kata-kata diam adalah salah satu cara yang efektif untuk menggambarkan bagaimana kita diam apa makna di balik diamnya kita.
-
Apa yang ditulis di leher guci tersebut? Tulisan dalam leher guci itu berbunyi "ladanum 5", mengacu pada labdanum (Cistus ladanifer), sebuah tanaman aromatik yang digunakan untuk membuat dupa, menurut pernyataan Universitas Ibrani Yerusalem.
-
Apa yang ditemukan di dalam gua tersebut? Dengan memindahkan batu besar yang menyumbat pintu masuk ke gua tersebut, para arkeolog berhasil menemukan sisa-sisa kerangka beberapa individu.
-
Apa arti dari kata-kata gombalan bahasa Inggris yang sedang trending? Gombalan berarti rayuan yang bisa membuat seseorang yang kita suka menjadi baper dan meleleh.
Saat peluncuran program ini, Koordinator Program Yayasan Sejiwa, Andika Zakiy, juga sempat membagikan tips Cerdas Berinternet yang terdapat di modul Tangkas Berinternet dan bisa diakses dari situs resmi Keluarga Tangkas Berinternet.
Menurut Andika dalam sesi webinar yang digelar yang dikutip dari Liputan6.com, secara umum, Cerdas Berinternet berarti mampu memilih hal apa saja yang boleh dibagikan di internet dan pada siapa hal tersebut boleh dibagikan.
Sikap tersebut lantas dapat diterapkan dengan melakukan sejumlah hal. Salah satunya adalah menjadi pengguna internet yang positif, layaknya di kehidupan nyata.
"Jadi, kalau ada hal yang tidak ingin kita lakukan di dunia nyata. Jangan lakukan di dunia online. Jadi mengibaratkan dunia online itu sebagai salah satu kehidupan kita, kalau ada hal negatif yang tidak mau lakukan di dunia nyata, jangan lakukan di dunia online," tuturnya.
Selain itu, pengguna internet yang cerdas harus memikirkan dampak dari unggahan yang dibuatnya. Apabila dirasa memiliki dampak kurang baik, Andika mengatakan, sebaiknya tahan untuk mengunggahnya.
"Yang ketiga, lindungi rahasiamu. Karena melindungi rahasia ini adalah bagian sangat penting. Kalau rahasia kita diambil orang lain, bisa orang lain menyebarkan konten negatif dari diri kita," ujarnya melanjutkan.
Hal lain yang juga tidak kalah penting, Andika menuturkan, pengguna internet yang cerdas jangan berasumsi pengguna lain selalu memiliki pemikiran yang sama. Oleh karena itu, pengguna harus selalu memikirkan perspektif orang lain saat ingin mengunggah sesuatu.
"Yang kelima, selalu menghormati pilihan privasi orang lain, meskipun mungkin kamu tidak setuju dengan pilihan tersebut. Jadi, menjaga privasi orang lain juga menjadi kewajiban kita di internet," ujarnya menjelaskan.
Google Gelar Program Program Keluarga Tangkas Berinternet
Untuk diketahui, Google baru saja meluncurkan program Keluarga Tangkas Berinternet yang bertepatan dengan Hari Internet Aman Sedunia. Untuk menghadirkan program ini di Indonesia, Google bekerja sama dengan beberapa pihak, termasuk salah satunya Yayasan Sejiwa.
Sesuai namanya, program ini ditujukan untuk membantu mengedukasi keluarga, baik orang tua maupun anak-anak, serta tenaga pengajar agar dapat mengakses internet secara aman dan nyaman, sekaligus bentuk dukungan pada digital parenting.
"Meningkatnya aktivitas online anak-anak membuat orang tua khawatir, mulai dari keamanan data anak-anaknya hingga dengan siapa saja mereka berinteraksi," tutur Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintahan Google Indonesia, Putri Alam.
Putri menuturkan, Google sudah memiliki sejumlah fitur seperti Family Link maupun Safe Search yang dapat dimanfaatkan orang tua untuk memantau aktivitas online anak-anak. Namun fitur itu perlu didukung dengan edukasi untuk para orang tua.
"Lewat program Keluarga Tangkas Berinternet, kami ingin agar orang tua dapat berdiskusi dengan anak mengenai keamanan internet, termasuk mengajarkan beragam hal sebelum anak-anak mengakses internet," ujarnya melanjutkan.
Sebagai bagian dari program ini, Google akan menggelar sejumlah webinar dan video edukasi yang terbuka untuk masyarakat umum. Saat ini, Putri menuturkan ada tiga video edukasi yang telah tersedia di kanal YouTube Google Indonesia yang akan terus bertambah.
Webinar Keluarga Tangkas Berinternet
Pendiri Yayasan Sejiwa Diena Haryana mengaku senang bisa bergabung di dalam program ini. Sebab, anak-anak saat ini tidak dimungkiri hidup di dunia nyata dan maya, sehingga orang tua juga perlu melindungi anak-anak di dunia itu.
"Kami ingin membantu menguatkan bapak ibu sekalian sekaligus melakukan pendampingan," kata Diena.
Webinar di dalam program ini akan digelar setiap dua pekan sekali, pada Sabtu pukul 14.00 hingga 15.30 WIB.
Jadwal pertama webinar ini akan dilakukan mulai 20 Februari 2021 hingga Juni 2021. Setiap webinar akan mengusung berbagai tema, mulai dari tangguh berinternet hingga cara melawan bahaya digital.
Diena menuturkan pendaftaran untuk sesi webinar dalam program ini sudah dibuka. Untuk itu, orang tua yang ingin bergabung dapat mendaftar melalui tautan yang sudah disediakan.
Program ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustinus Mario Damar