Uji Coba Ini Sukses, 5G Bisa Pakai Satelit LEO
ESA dan Telesat mencetak sejarah dengan menghubungkan satelit LEO ke jaringan 5G NTN, menghadirkan potensi baru bagi telekomunikasi global dan akses internet.
Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Telesat mencapai tonggak sejarah dengan berhasil menghubungkan satelit orbit rendah Bumi (LEO) ke darat menggunakan teknologi jaringan non-terestrial 5G (NTN).
Inovasi ini diyakini akan merevolusi komunikasi global, memungkinkan penggunaan satelit seperti smartphone untuk mendukung respons bencana, layanan kesehatan jarak jauh, hingga operasi industri di daerah terpencil.
-
Apa itu satelit LEO? Mengutip laman NASA, Jumat (11/8), satelit LEO memiliki ketinggian 2.000 km dari Bumi atau kurang. Letak orbit yang cukup dekat dengan Bumi, umumnya digunakan untuk salah satunya penerapan satelit internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah.
-
Bagaimana satelit LEO memberikan internet berkecepatan tinggi? Dengan latensi rendah, maka aplikasi-aplikasi yang mensyaratkan memakai jaringan internet dengan delay yang sensitif, kini tak lagi bersoal. Sebagai contoh untuk bermain game. Beberapa game saat ini ada yang membutuhkan latensi internet rendah. Syarat tersebut bisa dipenuhi oleh satelit LEO.
-
Apa yang dimaksud dengan Starlink? Layanan internet Starlink dari perusahaan SpaceX kini menjadi salah satu layanan internet satelit yang paling besar.
-
Apa yang dimaksud dengan Satelit? Satelit merupakan objek buatan manusia yang mengorbit bumi atau planet lain dalam tata surya. Satelit dirancang dan diluncurkan ke ruang angkasa untuk melakukan berbagai tugas, mulai dari komunikasi, observasi bumi, navigasi, riset ilmiah, hingga keperluan militer.
-
Apa fungsi utama dari Satelit Starlink? Starlink merupakan proyek ambisius dari SpaceX milik Elon Musk yang kini telah mengorbitkan ribuan satelit untuk menyediakan internet berkecepatan tinggi ke seluruh dunia.
-
Apa saja kekhawatiran negara-negara terkait Starlink? Mengutip Techpoint Africa, BBC, dan The Guardian, Sabtu (8/6), terdapat berbagai alasan mengapa Starlink belum masuk secara resmi ke negara-negara tersebut, seperti karena kekhawatiran akan keamanan dan kedaulatan negara, kekhawatiran akan berubahnya ekosistem ekonomi negara, hingga sekadar belum terpenuhinya syarat yang diminta oleh pemerintah negara kepada Starlink.
Kolaborasi ini dimulai setelah ESA dan Telesat menandatangani Memorandum of Understanding awal tahun ini, memberikan ESA akses ke satelit LEO 3 milik Telesat. Satelit ini digunakan untuk pengujian aplikasi berlatensi rendah, memastikan kinerja aplikasi yang sensitif terhadap keterlambatan sinyal.
Dalam eksperimen tersebut, teknologi 5G dari Amarisoft berhasil menjaga koneksi stabil dengan satelit yang bergerak dari horizon hingga puncak elevasi 38 derajat.
Ini adalah pertama kalinya teknologi 5G NTN berhasil dihubungkan dengan satelit LEO yang bergerak cepat dibandingkan eksperimen sebelumnya yang menggunakan satelit geostasioner.
Peluang Baru di Berbagai Sektor
Mengutip IFLScience, Senin (6/1), keberhasilan ini membuka peluang besar untuk berbagai sektor. Teknologi ini dapat mendukung layanan telehealth seperti operasi jarak jauh, memperkuat konektivitas kendaraan otonom, membantu tim respons bencana, dan meningkatkan akses internet dalam penerbangan. Hal ini juga memberikan solusi komunikasi bagi masyarakat di daerah terpencil yang sebelumnya sulit terjangkau.
“Eksperimen ini membuktikan keunggulan teknis ESA dalam mengembangkan teknologi akses satelit broadband. Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan ESA mendukung jaringan broadband satelit canggih, membuka jalan untuk proyek mendatang seperti IRIS²,” jelas Alberto Ginesi, Kepala Seksi Sistem Telekomunikasi dan Teknik ESA.