Viral Video Pria Bubarkan Kebisingan Pakai Drone Petasan, Fakta Sebenarnya Bikin Kesal
Di beragam media sosial muncul tontonan sejumlah warga di suatu tempat ditembak petasan menggunakan drone.
Di beragam media sosial muncul tontonan sejumlah warga di suatu tempat ditembak petasan menggunakan drone.
Viral Video Pria Bubarkan Kebisingan Pakai Drone Petasan, Fakta Sebenarnya Bikin Kesal
Sebuah video viral memperlihatkan drone terbang membawa petasan. Drone itu lantas menembakan ke arah beberapa orang didekatnya. Video tersebut ditemukan diunggah di beberapa media sosial baik Instagram maupun TikTok.
Usut punya usut, dalam narasi video itu tertulis awal mula drone menembakan petasan.
Disebutkan bahwa hal itu dilakukan seorang pria kepada tetangganya. Pria tersebut begitu kesal karena terganggu dengan suara musik yang dibunyikan terlalu keras pada malam hari.
-
Apa yang menjadi contoh kecanggihan drone perang menurut Jokowi? "Saat itu Mayjen Solemani ini komandan Quds dari pengawal besar revolusi Iran ketembak dari drone yang dipersenjatai akurat karena memakai face recognition. Akhirnya ketembak dan yang kita kaget itu terjadi di wilayah Irak, tapi dronenya konon dikendalikan dari Qatar, markas Amerika Serikat di Qatar," ungkapnya.
-
Kapan drone diterbangkan untuk mendekati puncak Gunung Merapi? Jam masih menunjukkan pukul 05.30 pagi saat pemilik kanal YouTube KBS Vlog menerbangkan drone dari Pos Pengamatan Gunung Api Babadan menuju puncak Gunung Merapi pada 27 Februari 2024 lalu.
-
Bagaimana drone perang yang canggih dapat memburu target? Jokowi mengambil contoh kecanggihan pesawat tanpa awak atau drone yang penggunaannya sangat presisi dan akurat untuk memburu target.
-
Apa reaksi domba bertanduk besar ketika didekati drone? Hal tersebut berbeda dengan kawanan domba bertanduk besar, yang tidak mengikuti seekor pemimpin tunggal meskipun kawanannya berukuran besar.
-
Dimana video viral jalur pesawat berbahaya itu direkam? Video ini direkam menggunakan ponsel di, Bandara Gustaff III, kepulauan Karibia.
-
Kenapa drone bergetar saat mendekati kawah Gunung Merapi? Drone mulai bergetar saat makin mendekati kawah.
"Terganggu oleh suara musik keras, seorang pria gunakan drone yang membawa petasan untuk memberi pelajaran kepada tetangganya,"
Tulis keterangan dalam video yang beredar luas.
Ketika drone yang membawa petasan itu ditembakan, beberapa pria lari kocar-kacir menghindar. Meski menjauhkan diri, drone tersebut tetap menembakan ke arah pria yang sedang berusaha ‘menyelamatkan diri’.
Benarkah narasi dalam video itu Fakta Sesungguhnya?
Mengutip dari BBC dan Mashable, peristiwa itu terjadi pada 2019. Kejadian yang sebenarnya bukanlah seperti yang dinarasikan dalam video yang viral diunggah di beberapa medsos. Itu bertujuan hanya untuk pembuatan konten semata. Dalam laporan yang ditulis Mashable, seorang influencer asal Brasil bernama Lucas Albert disebut orang pertama yang mengungah video itu. Mashable dan BBC pun menyertakan video asli yang diposting Lucas.
Dalam caption video itu disebutkan Lucas ‘marah’ kepada teman-temannya lantaran tak diajak berpesta barbekyu. Ia lantas memiliki ide untuk menganggu pesta teman-temannya.
"Teman-teman saya mengadakan barbekyu di jalan dan mereka tidak mengundang saya. Lihat apa yang saya lakukan pada mereka,” tulisnya.
Dia pun telah mengklarifikasi munculnya narasi-narasi yang tak benar. Menurutnya itu adalah lelucon yang dibuatnya kepada teman-teman.
Sebagai influencer yang telah memiliki followers 3,4 juta, mengakui bahwa ada beberapa scene yang ia edit. Meski begitu, tak dibenarkan juga untuk melakukan hal-hal yang dapat menciderai orang.
- Video Viral Keluarga yang Ketakutan Diganggu Beruang Saat Piknik di Taman, Makananya Diacak-acak
- Viral Video Pesawat Dikepung Kobaran Api, Ini Fakta Sebenernya
- Viral Ojol Naik Pesawat Medan-Yogyakarta buat Beli Bakpia, Ternyata Ini dia Sosoknya
- Viral Video Remaja Bacok Bocah Pejalan Kaki di Jakut, Ternyata Janjian Tawuran
"Banyak orang mengenal saya. Dan tahu bahwa saya mengedit semua video yang saya posting. Beberapa surat kabar mengambil video itu dan menyebarkan berita palsu yang menyebut tetangga marah karena kebisingan,"
Lucas Albert.