Warsito bantah tinggalkan Indonesia demi alat penyembuh kankernya
Warsito sebelumnya dikabarkan pergi untuk melanjutkan penelitiannya itu di Polandia
Nampaknya, negeri ini lagi-lagi harus ditinggalkan putra bangsa yang memiliki misi memberikan harapan untuk kesembuhan para pengidap kanker melalui teknologi Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT). Beredar kabar, jika Warsito Purwo Taruno, akhirnya memilih pergi untuk melanjutkan penelitiannya itu di Polandia.
Tentu saja, lantaran penelitiannya yang sempat direview oleh pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kemenristekdikti, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), KPKN (Komite Penanggulangan Kanker Nasional), menyatakan bahwa ECCT belum bisa disimpulkan keamanan dan manfaatnya.
-
Bagaimana cara mencegah kanker? Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker, antara lain: Mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, menghindari rokok dan minuman beralkohol, melakukan deteksi dini, melakukan vaksinasi, dan mengurangi paparan sinar matahari.
-
Bagaimana cara mencegah kanker pankreas? Perlu diketahui, kanker pankreas merupakan salah satu jenis kanker yang memiliki tingkat kematian yang tinggi. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah risiko terkena kanker pankreas, yaitu sebagai berikut:• Makan makanan yang mengandung serat dan antioksidan. Serat dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan, mengurangi peradangan, dan memperlambat pertumbuhan sel kanker. Antioksidan, seperti vitamin C dan E, dapat melawan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel pankreas.• Hindari makanan tinggi kolesterol. Kolesterol yang tinggi dalam tubuh dapat meningkatkan risiko terkena kanker pankreas. Makanan yang tinggi kolesterol biasanya adalah makanan berlemak, seperti makanan cepat saji, makanan olahan, serta makanan berminyak. • Mengurangi atau berhenti minuman beralkohol. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan sel-sel pankreas dan meningkatkan risiko terkena kanker. • Menghindari kebiasaan merokok. Merokok diketahui merupakan salah satu penyebab utama kanker pankreas. Oleh karena itu, berhenti merokok sangat penting dalam mencegah kanker pankreas.• Olahraga Olahraga secara teratur dapat membantu menjaga berat badan ideal, mengurangi peradangan, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
-
Bagaimana cara mencegah kanker usus? Cara mencegah kanker usus adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan melakukan pemeriksaan usus secara berkala. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kanker usus: Perbanyak konsumsi sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Makanan-makanan ini kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang bisa membantu melindungi usus dari kerusakan sel dan peradangan. Serat juga bisa membantu membersihkan usus dari sisa makanan yang bisa menjadi sumber toksin.Batasi konsumsi daging merah, daging olahan, dan makanan yang dibakar. Makanan-makanan ini mengandung zat karsinogenik, yaitu zat yang bisa merusak DNA sel dan menyebabkan kanker. Daging merah juga bisa meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh, yang bisa merangsang pertumbuhan sel kanker. Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol. Rokok dan alkohol juga mengandung zat karsinogenik yang bisa meningkatkan risiko kanker usus. Alkohol juga bisa mengganggu penyerapan folat, yaitu vitamin yang penting untuk menjaga kesehatan sel.Berolahraga secara rutin. Olahraga bisa membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan metabolisme, dan mengurangi peradangan di usus. Olahraga juga bisa merangsang gerakan usus, sehingga mencegah penumpukan sisa makanan di usus. Jalani skrining kanker usus secara berkala. Skrining kanker usus adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya polip atau tumor di usus besar.Polip adalah benjolan yang bisa menjadi kanker jika tidak diangkat. Skrining kanker usus bisa dilakukan dengan kolonoskopi, sigmoidoskopi, tes darah samar, atau tes DNA tinja.
-
Apakah kanker nasofaring itu? Salah satu jenis kanker yang jarang terjadi adalah kanker nasofaring atau karsinoma nasofaring. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), penderita kanker nasofaring setiap tahunnya di seluruh dunia sekitar 80 ribu. Meski sedikit dibanding kanker lain, kanker nasofaring tetap harus segera ditangani dengan benar.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang hubungan antara penggunaan smartphone dan kanker otak? Penelitian ini, yang dilakukan atas permintaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menjadi titik terang bagi kekhawatiran yang telah lama ada di kalangan masyarakat terkait potensi bahaya gelombang radio yang dipancarkan oleh smartphone.
-
Apa manfaat utama kemoterapi bagi pasien kanker? Kemoterapi memberikan manfaat yang signifikan bagi banyak pasien kanker. Setelah menjalani kemoterapi, mayoritas pasien menunjukkan respons positif. Ada yang merespons penuh dengan hilangnya tumor sepenuhnya, sementara yang lain merespons secara parsial, di mana diameter tumor berkurang lebih dari 30 persen.
Hal itu diketahui dari postingan dari akun Facebook miliknya. Dalam postingan itu, dia mengatakan jika dia telah memutuskan untuk memulai pelatihan ECCT secara internasional dan pertama kali untuk pengobatan kanker.
"Warsawa adalah kota kelahiran Marie Curie, fisikawan, penemu Polon dan Radon, satu-satunya wanita yang meraih Nobel dua kali, pionir radio terapi 100 tahun lebih yang lalu. Sekarang, kami memulai pelatihan ECCT internasional pertama untuk pengobatan kanker dari tempat pertama kali Curie Intitute of Oncology, Warsawa didirikan," tulisnya.
Meski begitu, ketika dikonfirmasi perihal tersebut kepada Warsito, dia mengatakan maksud mengawali riset internasional itu, bukan berarti dia akan mengembangkan secara maksimal ECCT di luar negeri. Tujuan ke Polandia, hanya sharing keilmuan mengenai riset kanker.
"Yang benar itu, mengembangkan layanan terapi kanker komplementer di beberapa negara bekerja sama dengan luar. Kita masih berusaha untuk mengembangkan riset dan teknologi serta produksinya di dalam negeri," kata dia kepada Merdeka.com melalui pesan singkat, Kamis (11/2).
Menurutnya, pihak Polandia pun tak menjanjikan apa-apa terkait riset yang dilakukan di sana. Bahkan, dia memandang jika hasil risetnya memang berguna bagi penderita kanker di Polandia, dia mempersilakan dengan senang hati untuk digunakan.
"Polandia tak menjanjikan apa-apa. Mereka mau pakai hasil riset kita, buat kita kalau bisa menolong ya kita kasih saja," jelasnya.
Dia pun menuturkan, jika kasus kanker yang paling banyak dialami di Polandia adalah kanker otak ganas, glioblastoma, pancreas, dan kanker yang sudah pada tahap stadium 4.
Terlepas dari itu, review yang dilakukan oleh pihak terkait atas penemuan alatnya diklaim dia juga pernah dikomentari oleh salah seorang professor di Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI). Namun, sayangnya dia tidak menyebutkan siapa professor tersebut.
"Ada seorang Professor dari FKUI mengatakan bahwa hasil review menyamakan posisi ECCT sekarang disamakan dengan air putih atau sandal jepit, tak terbukti manfaatnya. Seperti yang disebutkan oleh professor itu, itu juga sebenarnya yang membuat kita patah semangat untuk melanjutkan riset kita di dalam negeri: apa yang kita kerjakan selama ini sama dengan NOL, ribuan para penderita kanker yang tadinya sudah hopeless bisa mendapatkan harapan kembali tak dianggap sebagai manfaat," jelasnya.
Baca juga:
Bukan dari mata turun ke hati, dari mana datangnya cinta?
6 Tempat bercuaca paling ekstrim, rumah ribuan kilat dan hujan asam
[Video] Bagaimana bisa? Magnet sederhana ini bisa lelehkan besi
[Video] Gila? Pria ini relakan tangan dipatok ular 'Black Mamba'!
Ngaku lebih pintar dari anak SD? Tebak dulu ke mana bus ini melaju!
[Video] Mengapa minuman bersoda meledak bila kemasukan permen mint?