Kerap Menjadi Momok bagi Pasien Kanker, Ketahui Manfaat dan Dampak dari Kemoterapi
Banyak pasien kanker yang merasa takut untuk melakukan kemoterapi karena sejumlah alasan.
Kemoterapi sering kali menjadi salah satu langkah pengobatan utama yang digunakan untuk pasien kanker. Meskipun sangat diperlukan untuk proses penyembuhan, bahkan untuk mencapai kesembuhan total, kemoterapi kerap menjadi momok menakutkan bagi banyak pasien. Efek samping yang berpotensi muncul menjadi salah satu penyebab utama ketakutan ini. Namun, di balik tantangan yang ada, kemoterapi memiliki manfaat besar dalam memerangi kanker dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Tahapan Pengobatan Kanker
Menurut Dokter Spesialis Bedah Onkologi, Bernard Agung Baskoro dari Siloam Hospital Lippo Village, pengobatan pasien kanker dibagi dalam beberapa tahapan. Pada awal diagnosis, pasien umumnya menjalani operasi untuk biopsi atau terapi radiasi sebagai bagian dari proses pengobatan lokal. Setelah itu, pasien akan memasuki tahapan terapi yang lebih sistematis seperti terapi hormon, kemoterapi, atau terapi target.
-
Apa itu kemoterapi? Kemoterapi merupakan pengobatan yang dijalankan menggunakan obat-obatan. Tujuan utama dari kemoterapi ini adalah untuk menghancurkan sel-sel kanker yang ada di dalam tubuh manusia.
-
Mengapa kemoterapi dilakukan? Tujuan utama dari kemoterapi ini adalah untuk menghancurkan sel-sel kanker yang ada di dalam tubuh manusia.
-
Bagaimana kemoterapi bekerja? Obat kemoterapi dapat diberikan melalui mulut, kulit, pembuluh darah, atau jalur lain.
-
Kapan kemoterapi diberikan? Tujuan utama kemoterapi setidaknya dapat dibagi ke dalam 3 tahap, sesuai dengan seberapa lanjut stadium kanker.
-
Apa bahaya dari kegemukan terhadap kanker? Obesitas atau kegemukan yang dialami oleh seseorang juga bisa meningkatkan risiko kanker yang dimiliki. Ketika mengalami kegemukan, terjadi peningkatan sel-sel lemak yang bersifat karsinogenik dalam tubuh sehingga meningkatkan potensi kanker.
-
Apa dampak psikologis pada orang tua anak kanker? “Dampaknya, orangtua mengalami stres dan cemas. Kalau lebih berat, bisa depresi. Orangtua juga sering merasa bersalah dan merasa belum bisa memberikan yang terbaik. Tanggung jawab masa perawatan juga bisa menyebabkan lelah fisik pada orangtua, dan itu rentan mengalami gangguan psikologis karena kurang tidur, mood yang tidak baik, dan pekerjaan juga jadi terganggu,“ jelas Fransiska.
Namun, begitu pasien memasuki fase kemoterapi, tantangan dan efek samping mulai muncul. Menurut Bernard, respon tubuh pasien terhadap kemoterapi sangat bervariasi, tergantung pada bagaimana tubuh mereka menerima obat yang diberikan. Meskipun begitu, kemoterapi memiliki beberapa tujuan penting, termasuk penyembuhan, mengendalikan pertumbuhan kanker, dan meringankan gejala untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
"Meski begitu, langkah kemoterapi ini memiliki tujuan, untuk penyembuhan, mengontrol pertumbuhan kanker di tubuh pasien, hingga paliatif. Untuk meringankan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien," ujar Bernard.
Manfaat Kemoterapi: Dari Penyembuhan hingga Kontrol Kanker
Kemoterapi memberikan manfaat yang signifikan bagi banyak pasien kanker. Setelah menjalani kemoterapi, mayoritas pasien menunjukkan respons positif. Ada yang merespons penuh dengan hilangnya tumor sepenuhnya, sementara yang lain merespons secara parsial, di mana diameter tumor berkurang lebih dari 30 persen. Namun, tidak semua pasien merespons secara optimal. Ada pasien yang tumor atau kanker hanya menunjukkan sedikit perubahan (respon stabil), atau bahkan mengalami kondisi yang memburuk dengan pertumbuhan tumor yang lebih besar.
Dalam situasi di mana pasien tidak merespons dengan baik terhadap kemoterapi, dokter akan melakukan evaluasi terhadap penanganan terapi yang sudah diberikan. Proses ini melibatkan peninjauan ulang pemberian obat, serta mencari alternatif penanganan yang lebih efektif.
"Kalau sudah begini, dokter akan melakukan evaluasi penanganan terapi, pemberian obat dan sebagainya. Sehingga, diperlukan penanganan baru untuk pengendalian jaringan kanker atau penyembuhan," tambahnya.
Efek Samping Kemoterapi dan Cara Mengatasinya
Efek samping kemoterapi sering kali menjadi hal yang paling ditakuti oleh pasien. Rambut rontok, mual, muntah, penurunan memori, hingga masalah pada pencernaan adalah beberapa efek samping yang umum terjadi. Bernard menjelaskan bahwa efek samping ini muncul karena kemoterapi bekerja dengan membunuh sel kanker yang membelah cepat, tetapi dalam prosesnya, juga menyerang sel-sel sehat yang juga membelah dengan cepat, seperti sel rambut, kulit, dan saluran pencernaan.
"Ini karena kemoterapi efektif dalam membunuh sel kanker, tapi dia juga dapat mempengaruhi sel-sel sehat yang membelah cepat. Seperti sel rambut, kulit, saluran pencernaan, ini yang menyebabkan berbagai efek samping," jelas Bernard.
Namun, efek samping tersebut dapat diatasi atau diminimalisir. Misalnya, untuk mengatasi rambut rontok, pasien dapat memotong rambut lebih pendek atau menggunakan wig. Efek penurunan memori bisa diatasi dengan latihan memori, sementara untuk mual dan muntah, diet ringan dengan menghindari makanan pedas dan makanan siap saji dapat membantu. Mengonsumsi cukup cairan juga sangat penting untuk mengatasi dehidrasi yang disebabkan oleh muntah atau mual.
"Jadi sesuaikan dengan efek samping yang diperkirakan akan muncul," tuturnya.
Jangan Takut Menghadapi Kemoterapi
Meskipun memiliki sejumlah tantangan, Bernard mengimbau agar pasien tidak takut menghadapi kemoterapi. Fokus utama dari kemoterapi adalah penyembuhan dan pengendalian kanker, dan efek samping yang muncul dapat diatasi dengan perawatan yang tepat. Kemoterapi sering kali merupakan langkah penting untuk mencapai kesembuhan.
"Fokus kemoterapi tujuannya untuk pengobatan. Jangan takut efek sampingnya. Ibaratnya orang nyebrang, pasti ada kemungkinan tertabrak, tapi ya harus nyebrang untuk sampai tujuan. Jadi fokus pada penyembuhan," katanya.
Pasien yang telah menjalani kemoterapi juga harus menjaga kesehatan tubuh mereka dengan baik. Hindari keramaian untuk sementara waktu guna mencegah risiko infeksi, dan hindari mengonsumsi makanan atau minuman yang kaya antioksidan beberapa hari setelah kemoterapi agar obat kemoterapi dapat bekerja secara optimal.
Menguatkan Diri dalam Komunitas
Untuk memberikan dukungan lebih bagi pasien kanker, Siloam Hospital Lippo Village bekerja sama dengan Pita Kasih dan Bhoelan mengadakan acara “Strength in Style: Empowering Survivors with Confidence,” sebuah pertemuan komunitas yang didedikasikan untuk mendukung penyintas kanker. Acara ini mencakup workshop makeup dan fashion yang bertujuan untuk memperkuat citra diri dan meningkatkan kepercayaan diri para penyintas melalui penampilan yang positif dan adaptif.
Melalui acara ini, diharapkan para pasien kanker dapat saling terhubung, berbagi pengetahuan, dan menghadapi tantangan dengan lebih kuat.
"Tujuan acara ini adalah untuk membangun komunitas yang mendukung, di mana para penyintas kanker dapat saling terhubung, berbagi pengetahuan, dan merasa lebih kuat," ungkap Jennifer Hendra, Direktur Siloam Hospitals Lippo Village.