'Yesus itu tidak nyata, hanya legenda'
Dari penelitian seratus lebih tulisan-tulisan kuno di era Romawi, nama Yesus tidak ditemukan
Sebuah penemuan kontroversial ditulis oleh peneliti sekaligus sejarawan, Michael Paulkovich di artikel terbarunya yang terbit di majalah milik sebuah organisasi sekuler. Berdasarkan hasil penelitiannya, dia menyatakan bila Yesus tidak pernah ada.
Sosok Yesus menurut Paulkovich hanyalah sebuah karakter mitos dalam legenda hasil karangan ratusan tahun yang lalu. Tak pelak, pernyataannya tersebut memicu kontroversi di kalangan peneliti dan sejarawan.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Seperti yang dilansir olehDaily Mail (01/10), penemuan kontroversial Paulkovich terjadi setelah dia tidak menemukan bukti keberadaan Yesus dari 126 karya tulis atau buku sejarah yang dibuat sekitar abad pertama hingga ketiga, saat-saat di mana pengaruh Yesus diperkirakan berkembang pesat. Bahkan, Paulkovich juga menambahkan bila Yesus adalah karakter fiktif yang sengaja dibuat di masa itu untuk menciptakan sosok yang dapat disembah.
"Yesus dari Nazareth itu tidak nyata dan tidak lebih dari sebuah legenda gurun," tulis Paulkovich dalam artikelnya.
Penelitian dan seluruh teori legenda Yesus tersebut ditulis oleh Paulkovich di bukunya yang berjudul No Meek Messiahdi tahun 2013 silam, dan yang terbaru di sebuah artikel berjudul The Fabel of the Christ.
Dari 126 penulis (dan hasil karyanya) dinyatakan tidak menyebutkan sosok Yesus yang diperkirakan hidup di masa berdirinya kerajaan Roma sekitar 7 tahun sebelum masehi hingga 33 tahun setelah masehi. Padahal, sebagai sosok yang sangat terkenal, kemunculan nama Yesus atau nama-nama lain yang berkaitan dengan kitab Injil diprediksi banyak muncul di karya-karya tulis zaman itu atau setelahnya.
"Jutaan orang seharusnya telah mendengar berita penyaliban Yesus. Dan cerita-cerita tentang mukjizat Yesus seharusnya dicatat oleh sejarawan, tetapi nyatanya cerita-cerita itu justru ditulis dalam kitab-kitab yang tidak lengkap oleh orang biasa puluhan tahun setelahnya," lanjut Paulkovich di artikelnya.
Penelitian Paulkovich juga menemukan sebuah fakta di mana hanya ada satu buku dari masa itu yang menyebut nama Yesus, yakni The Jewish War karya sejarawan Roma bernama Josephus Flavius. Namun, Paulkovich kemudian menyatakan bila nama Yesus di buku itu adalah tambahan dari editor, bukan tulisan asli Josephus di tahun 95 masehi.
Di sisi lain, banyak ilmuwan dan peneliti lain yang berbeda pendapat dan menyatakan apabila Yesus benar-benar ada dan bukan lah sebuah legenda belaka. Berdasarkan penelitian terhadap kitab Injil asli berbahasa Yunani kuno dan Hebrew, mereka percaya bila Yesus awalnya adalah seorang Yahudi yang lahir antara tahun 7 hingga 4 sebelum masehi dan meninggal di antara tahun 30-36 masehi. Demikian halnya dengan pembaptisan Yesus dan penyalibannya yang dipercaya benar adanya. Oleh sebab itu, tidak sedikit yang meragukan hasil penelitian Paulkovich tersebut.
(mdk/bbo)