Bendungan Walahar, Jejak Belanda yang Tersisa di Karawang
Karawang menjadi saksi bagaimana perjalanan panjang kemerdekaan Indonesia diperjuangkan. Meski jarang diketahui, beberapa lokasi di Karawang memiliki nilai historis bagi rakyat Indonesia. Salah satunya, Bendungan Walahar.
Karawang menjadi saksi bagaimana perjalanan panjang kemerdekaan Indonesia diperjuangkan. Meski jarang diketahui, beberapa lokasi di Karawang memiliki nilai historis bagi rakyat Indonesia. Salah satunya, Bendungan Walahar.
Bendungan yang terletak di Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat ini menjadi jejak peninggalan masa penjajahan Belanda. Meski kini sudah berusia hampir 1 abad, Bendungan Walahar tetap kokoh berdiri. Bangunan yang khas dengan arsitektur kuno ini digunakan untuk mengatur debit air sungai Ci Tarum.
-
Mengapa foto Bumi pertama dari luar angkasa dianggap penting? Foto hitam-putih yang buram merupakan tonggak penting di zaman ketika teknologi belum maju.
-
Siapa penemu motor listrik pertama? Motor listrik pertama kali hadir pada tahun 1834, diciptakan oleh Thomas Davenport, seorang ahli dalam bidang listrik dan magnetisme.
-
Apa merek motor pertama di Indonesia? Apa merek motor pertama di Indonesia? Motor pertama di Indonesia merupakan buatan Hildebrand & Wolfmüller, yang dimiliki oleh seorang berkebangsaan Inggris yang bernama John C. Potter.
-
Kapan ketupat pertama kali muncul di tanah Jawa? Ketupat atau makanan yang terbuat dari beras dan dibungkus dalam anyaman daun kelapa muda ini kabarnya pertama kali muncul di tanah Jawa, yaitu pada abad ke-15 di masa pemerintahan Kerajaan Demak.
-
Dimana motor pertama di Indonesia ditemukan? Pada tahun 1932, bangkai sepeda motor pertama di Hindia Belanda kembali ditemukan. Menurut Abdul Hakim, bagian-bagian kendaraan tersebut tersebar di sudut bengkel milik Potter.
-
Kapan motor pertama tiba di Indonesia? Setelah menunggu satu tahun, akhirnya motor pertama tersebut tiba di Pelabuhan Semarang pada tahun 1893.
Sejak 1925 hingga kini, Bendungan Walahar tak hentinya mengairi sawah-sawah yang berada di Kabupaten Karawang. Tempat ini seolah tak lapuk dimakan usia. Justru semakin berguna kian waktu ke waktu.
©2021 Merdeka.com/Kuncoro Widyo Rumpoko
Tulisan Bendung Walahar dengan warna merah terpampang di dinding bandungan. Disertai tahun 1925 sebagai tahun pertama kali bendungan ini mulai digunakan. Proyek pembangunan Bendungan Walahar ini dimulai pada tahun 1923 oleh Belanda dengan pengawasan seorang ahli perairan dari Belanda bernama C. Swaan Koopman.
Pembangunan Bendungan Walahar bertujuan untuk mengatasi masalah kekurangan air di wilayah Karawang khususnya bagian utara. Kekurangan air di daerah tersebut mengakibatkan hasil produksi pertanian di Karawang tidak menentu. Dulunya Karawang merupakan produksi padi, julukan Kota Padi juga tersemat pada Karawang.
Pembangunan Bendungan Walahar tidak hanya menggunakan tenaga-tenaga ahli irigasi berasal dari Belanda, akan tetapi proyek Bendungan Walahar ini juga dibangun menggunakan jasa-jasa pribumi sebagai kuli kasar. Hingga akhirnya, Bendungan Walahar mulai dipakai pada tanggal 30 November 1925.
©2021 Merdeka.com/Kuncoro Widyo Rumpoko
Melintang pada aliran Sungai Ci Tarum, bandungan ini membendung sungai seluas ± 50 meter tersebut. Ya, bendungan ini membagi Sungai Citarum yang difungsikan untuk mengatur debit dan sirkulasi air dalam mengairi areal persawahan di Karawang.
Tempat ini menjadi penyelamat warga Karawang Utara saat musim hujan tiba. Pasalnya, bendungan ini mampu menahan air sungai guna menimalisir terjadinya banjir. Pada musim kemarau air yang tertampung tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengairi sawah.
Sebagai pengingat, pada dinding di atas jalan masuk terdapat tulisan “Bendung Walahar Kali Tjitarum Mulai Dipakai 30 Nopember 1925 untuk mengairi sawah luas 87.506 ha”.
©2021 Merdeka.com/Kuncoro Widyo Rumpoko
Punya bentuk yang khas, bendungan ini terdiri dari 3 bagian. Bagian bawah dimana sebagai pintu penahan air yang berjumlah 5 pintu. Bagian kedua merupakan jembatan seluas 3 meter, yang menghubungkan Klari dan Anggadita. Bagian terakhir, merupakan ruang mesin untuk mengatur sistem bendungan.
Di jembatan terdapat semacam bangunan terdiri beberapa ruangan. Langit-langit di atas jembatan dengan bentuk lengkung. Dari jembatan, pengendara bisa melihat derasnya air di Bandungan Walahar.
©2021 Merdeka.com/Kuncoro Widyo Rumpoko
Selain sebagai irigasi, Bendung Walahar sebagai destinasi wisata sejarah. Saat hari mulai sore, beberapa warga kerap menghabiskan waktu di area bendung ini.
Terlepas dari fungsinya, bendungan ini mempunyai nilai historis tersendiri bagi rakyat Indonesia. Tempat ini menjadi jejak Belanda yang masih tersisa di Karawang, Jawa Barat.
(mdk/Tys)