Mencicipi Gatot Tiwul Yu Tum, Jajanan Ndeso Legendaris Gunungkidul
Pertama menggigit tiwul, rasa manis gurih dengan lelehan gula jawa langsung menggoyang lidah. Parutan kelapa muda menambah rasa tiwul ini membekas di ingatan. Makanan berbahan dasar singkong ini dulunya menjadi makanan pokok sehari-hari masyarakat Gunungkidul.
Pertama menggigit tiwul, rasa manis gurih dengan lelehan gula jawa langsung menggoyang lidah. Parutan kelapa muda menambah rasa tiwul ini membekas di ingatan. Makanan berbahan dasar singkong ini dulunya menjadi makanan pokoh sehari-hari masyarakat Gunungkidul. Namun, kini tiwul menjadi semacam camilan yang dijual sebagai oleh-oleh khas Gunungkidul.
Salah satu pusat oleh-oleh yang memproduksi tiwul adalah gerai Yu Tum. Bisa dibilang, Yu Tum menjadi salah satu pelopornya. Yu Tum sudah menjajakan gatot dan tiwul ini sejak tahun 1985. Resep turun temurun dari sang ibu membuat cita rasa tiwulnya ini selalu dicari oleh para wisatawan.
-
Kapan tradisi Syawalan Gunung digelar? Syawalan itu digelar di puncak bukit.
-
Kapan acara makan bersama dilakukan di Gunungkidul? Memasuki hari kedua Idul Adha, penyembelihan hewan kurban masih dilakukan.
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Siapa yang mengembangkan madu lanceng di Gunungkidul? Sabtu (2/3) siang, matahari tepat berada di atas kepala. Sugeng Apriyanto baru saja tiba di rumahnya yang juga tempat produksi madu lanceng di Dusun Ngrandu, Desa Katongan, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul.
-
Kenapa manusia purba memilih menetap di Gunungkidul? Laman Wikipedia menyebut jika daratan Kabupaten Gunungkidul dahulu adalah wilayah yang aman untuk ditinggali manusia purba. Jadi Tempat Hidup Manusia Purba 700.000 Tahun Silam Ini karena wilayah tersebut berada di dataran tinggi, kaya akan flora dan fauna, termasuk letaknya berbatasan dengan Samudera Hindia.
-
Bagaimana proses terbentuknya pegunungan di wilayah selatan Gunungkidul? Mengutip YouTube Cerita Bumi, terbentuknya kawasan pegunungan di bagian selatan Gunungkidul dipengaruhi oleh proses pengangkatan. Prosesnya diawali dari pergerakan lempeng Indo-Australia di selatan Pulau Jawa. Lempeng ini bergerak ke arah utara dan menabrak selatan Pulau Jawa.
Para wisatawan yang mencicipi lezatnya tiwul yu tum juga merasa nostalgia. Setiap gigitannya, serasa mengulang memorinya saat masa kecil. Dengan makanan tradisional yang dulu hampir setiap hari dikonsumsi.
©2021 Merdeka.com/Budi Prast
Tiwul adalah makanan tradisional yang terbuat dari singkong yang dikeringkan atau lebih dikenal dengan nama Gaplek. Tepung gaplek diayak, diberi air menjadi tepung. Setelah itu untuk menambah rasa bisa ditaburi gula pasir atau gula jawa sesuai selera. Jika sudah siap, tiwul kemudian dikukus.
©2021 Merdeka.com/Budi Prast
Asap mengepul dari bilik dinding, semerbak bau khas harum olahan singkong tercium menggoda. Dari tungku-tungku tanah liat dan berbahan bakar kayu ini mengkukus tiwul. Meski bisa menggunakan kompor gas, namun Yu Tum tetap mempertahankan ketradisionalnya. Sehingga cita rasa legendaris tiwul terjaga.
Tak hanya dari proses pembuatan saja, Yu Tum juga mengemas jajajan desa ini dengan cara jadul yaitu dengan besek, kardus makanan yang terbuat dari anyaman bambu. Bagian bawahnya dilengkapi dengan alas daun pisang.
©2021 Merdeka.com/Budi Prast
Yu Tum membuat thiwul berbagai varian, diantaranya Thiwul Srintil, Thiwul Coblong dan Thiwul Tumpeng. Thiwul Srintil teksturnya agak kasar seperti nasi dengan rasanya yang original, Thiwul Coblong lebih halus teksturnya dengan isian gula merah, sedangkan Thiwul Tumpeng rasanya manis ringan dan berbentuk tumpeng.
Tak hanya memiliki rasa gula jawa, Yu Tum juga meiliki beberapa varian rasa mulai dari rasa keju, nangka, pandan dan bahkan tiwul rasa cokelat.
©2021 Merdeka.com/Budi Prast
Selain tiwul, Yu Tum juga menjual gatot. Sama seperti tiwul, gatot juga makanan tradisional berbahan dasar singkong. Bedanya, gathot adalah gaplek yang difermentasikan sehingga berubah warna menjadi hitam. Gatot berbentuk seperti bulatan kecil berwarna hitam. Rasanya kenyal dan gurih.
Biasanya, tiwul dan gatot dimakan bersama dengan parutan kelapa gurih yang menggugah selera. Gatot tiwul Yu Tum dijual dengan harga yang bervariasi mulai dari 6ribu sampai 16ribu untuk kemasan besek, dan 45ribu rupiah untuk ukuran tumpeng. Saat melancong ke Kota Yogyakarta tak ada salahnya mencicipi jajanan ndeso tiwul khas Gunungkidul.