10 Gejala Depresi pada Fisik dan Psikis, Patut Diketahui Sebagai Pencegahan
Lebih dari sekadar serangan sedih, depresi tetap membutuhkan perawatan jangka panjang. Tanda tekanan psikologis ini akan mulai nampak pada kesehatan mental, efek emosional dan gejala fisik tertentu. Mengenali setiap gejala depresi akan membantu seseorang untuk mencegah.
Gejala depresi bisa dialami oleh siapa pun dengan berbagai keluhan yang hampir sama. Stres yang tak kunjung ditangani, bisa menyebabkan depresi. Kondisi gangguan suasana hati (mood) yang memengaruhi perasaan, pemikiran, dan perilaku.
Berdasar Data Riset Kesehatan yang dipublikasikan Kemenkes 2018, menunjukkan jumlah penderita depresi di Indonesia terus meningkat, sekitar lebih dari 11 juta. Depresi akan menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik. Hingga penderita kesulitan melakukan aktivitas normal sehari-hari.
-
Apa saja tanda dari depresi terselubung? Berikut sejumlah tanda depresi terselubung yang penting untuk segera dikenali: Perubahan Kepribadian Orang dengan depresi terselubung mungkin menjadi lebih pendiam, pasif, atau tidak peduli pada hal-hal yang penting bagi mereka. Mereka juga bisa menjadi lebih mudah tersinggung atau marah. Perubahan Pola Makan dan Tidur Depresi terselubung bisa memengaruhi pola makan dan tidur seseorang. Mereka bisa kehilangan nafsu makan atau justru makan berlebihan. Gangguan tidur seperti insomnia atau hipersomnia juga sering terjadi. Perubahan Interaksi Sosial dan Produktivitas Kehilangan Minat pada Hobi dan Kegiatan Orang dengan depresi terselubung sering kali kehilangan minat pada hobi atau kegiatan yang mereka nikmati. Mereka bisa berhenti melakukan aktivitas yang biasanya membuat mereka bahagia. Bercanda tentang Hal-hal Negatif Mereka mungkin sering bercanda tentang topik yang berkaitan dengan depresi, seperti kematian atau bunuh diri. Ini bisa menjadi cara mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka atau mencari perhatian.
-
Bagaimana depresi situasional terjadi? Depresi situasional adalah contoh depresi yang tidak menentu. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan munculnya gejala murung, perubahan pola tidur dan makan, ketika ada kejadian yang memberi tekanan mental yang cukup tinggi. Gejala depresi situasional muncul akibat respons otak terhadap stres.
-
Apa saja ciri-ciri dari depresi terselubung? Beberapa ciri-ciri depresi terselubung yang bisa Anda perhatikan adalah: • Perubahan kepribadian. Orang dengan depresi terselubung mungkin menjadi lebih pasif, pesimis, tidak bergairah, atau tidak banyak bicara. Perubahan ini bisa terjadi secara bertahap atau tiba-tiba. • Perubahan pola makan. Orang dengan depresi terselubung bisa mengalami kehilangan atau kenaikan nafsu makan yang signifikan. Hal ini bisa berdampak pada penurunan atau kenaikan berat badan yang drastis. • Perbedaan produktivitas. Orang dengan depresi terselubung bisa menjadi over productive atau under productive. Mereka mungkin bekerja terlalu keras hingga lembur atau malah menurunkan kualitas kerjanya. • Perubahan pola tidur. Orang dengan depresi terselubung bisa mengalami gangguan tidur, seperti sulit tidur, tidur berlebihan, atau diganggu oleh mimpi buruk. • Perbedaan interaksi sosial. Orang dengan depresi terselubung bisa menarik diri dari lingkungan sosialnya. Mereka mungkin menghindari kegiatan bersama teman, keluarga, atau komunitas. Mereka juga bisa menjadi lebih sensitif atau mudah tersinggung. • Memandang diri secara negatif. Orang dengan depresi terselubung bisa memiliki pandangan buruk tentang dirinya sendiri. Mereka mungkin merasa tidak berharga, tidak berdaya, tidak berbakat, atau tidak dicintai. • Merelakan hobi atau kegiatan yang disukai. Orang dengan depresi terselubung bisa kehilangan minat atau semangat dalam melakukan hal-hal yang sebelumnya menyenangkan bagi mereka. Mereka mungkin merasa bosan, jenuh, atau tidak puas.
-
Siapa yang bisa mengalami depresi terselubung? Ada beberapa orang yang mencoba menyembunyikan atau menyangkal perasaan depresinya, baik karena malu, takut, atau tidak menyadari kondisinya. Orang-orang ini disebut mengalami depresi terselubung, yaitu depresi yang tidak tampak secara luar, tetapi tetap berdampak negatif pada diri mereka.
-
Bagaimana gangguan tidur bisa menjadi tanda depresi? Beberapa orang mengalami insomnia, sulit tidur pada malam hari, sementara yang lain bisa merasa sangat lelah dan tertidur sepanjang hari. Pola tidur yang nggak teratur atau gangguan tidur lainnya bisa menjadi pertanda perubahan kesehatan mental yang mungkin kamu alami. Meskipun kamu sudah tidur berlebihan, tubuh rasanya tetap merasa lelah dan nggak ada semangat sama sekali. Jika merasakan tanda-tanda seperti ini, sebaiknya kamu wajib berkonsultasi ke tenaga profesional.
-
Apa saja tanda-tanda yang menunjukan seseorang mengalami masalah tekanan darah tinggi? Sejumlah kondisi bisa jadi penanda adanya masalah tekanan darah tinggi sehingga penting untuk segera dikenali.
Lebih dari sekadar serangan sedih, depresi tetap membutuhkan perawatan jangka panjang. Tanda tekanan psikologis ini akan mulai nampak pada kesehatan mental, efek emosional dan gejala fisik tertentu.
Mengenali setiap gejala depresi akan membantu seseorang untuk mencegah. Serta memulai langkah tertentu untuk menenangkan diri, supaya tetap bisa beraktivitas normal tanpa tekanan.
Berikut beberapa gejala depresi pada fisik dan psikis yang kemungkinan mengganggu, patut diketahui.
1. Kelelahan atau Tingkat Energi Lebih Rendah
Gejala depresi pada fisik yang pertama ialah kelelahan. Penderita akan merasakan tingkat energi yang kian merendah secara konsisten. Contohnya merasa lesu usai bangun pagi hari, berharap untuk tetap di tempat tidur dan menonton TV daripada bekerja.
Melansir dari Healthline, tidak seperti kelelahan sehari-hari. Kelelahan yang berhubungan dengan depresi juga dapat menyebabkan masalah konsentrasi, perasaan mudah tersinggung, dan apatis.
Gejala depresi dengan kelelahan disertai kesedihan, perasaan putus asa, dan anhedonia atau kurangnya kebahagiaan dalam aktivitas sehari-hari.
2. Masalah Seksual
©www.goodhousekeeping.com
Gejala depresi selanjutnya bisa dirasakan pada masalah seksual, seperti disfungsi ereksi (DE) atau ketidakmampuan untuk orgasme. Mengapa demikian? Sebab otak sebagai organ seks yang sangat sensitif. Hasrat seksual dimulai di otak dan turun ke bawah.
Dilansir dari WebMD, karena bahan kimia otak khusus yang disebut neurotransmitter. Bahan kimia ini meningkatkan komunikasi antar sel otak dan memicu lebih banyak aliran darah ke organ seks.
Masalahnya, saat depresi dan gangguan mood lain, sirkuit otak yang berkomunikasi menggunakan neurotransmitter tidak berfungsi dengan baik. Banyak pria dan wanita dengan depresi mengatakan memiliki hasrat seksual rendah atau tidak ada sama sekali.
3. Pandangan Tanpa Harapan
©2012 Merdeka.com
Memiliki pandangan hidup tanpa harapan atau ketidakberdayaan adalah gejala depresi yang paling umum. Perasaan lain seperti tidak berharga, membenci diri sendiri, atau rasa bersalah yang tidak pantas.
Dikutip dari artikel Healthline yang lain, penderita depresi secara tidak sadar akan mengulang kalimat dalam benaknya, seperti "Ini semua salahku," atau "Apa gunanya?" dan sebagainya.
4. Nyeri Punggung atau Pegal di Sekujur Tubuh
Anda mungkin merasa baik-baik saja di pagi hari, tapi begitu sampai di tempat kerja atau duduk di meja sekolah, punggung mulai sakit. Bisa jadi stres, atau bisa jadi depresi. Meskipun sering dikaitkan dengan postur tubuh yang buruk atau cedera, sakit punggung juga bisa menjadi gejala tekanan psikologis.
©2014 Merdeka.com/Shutterstock/Image Point Fr
Sebuah studi tahun 2017 yang dirilis oleh The National Center for Biotechnology Information (NCBI), menemukan ada hubungan langsung antara depresi dan sakit punggung. Psikolog dan psikiater telah lama percaya bahwa masalah emosional dapat menyebabkan sakit dan nyeri kronis.
Studi yang lebih baru menunjukkan bahwa peradangan di tubuh mungkin ada hubungannya dengan sirkuit saraf di otak. Diperkirakan bahwa peradangan bisa mengganggu sinyal otak, tergantung dari gejala depresi dan penanganannya.
5. Sakit Kepala
©©2012 Merdeka.com
Rasa sakit kepala acap kali tak dianggap serius oleh sebagian orang. Tidak seperti sakit kepala migrain yang menyiksa, sakit kepala terkait depresi tidak serta merta mengganggu fungsi seseorang.
Dijelaskan oleh National Headache Foundation, jenis sakit kepala ini mungkin terasa seperti sensasi berdenyut ringan, terutama di sekitar alis. Bila minum obat sakit kepala atau pereda nyeri, mungkin akan ringan sesaat. Kemudian muncul kembali secara teratur.
Selain sakit kepala, orang dengan depresi sering kali mengalami gejala tambahan seperti kesedihan, perasaan mudah marah, dan penurunan energi.
6. Kecemasan
Gejala depresi yang dikeluhkan oleh sebagian penderita, bisa dengan rasa cemas berlebih, atau kegelisahan berkepanjangan. Gejala kecemasan bisa meliputi:
- Gugup, gelisah, atau merasa tegang.
- Perasaan bahaya, panik, atau takut.
- Detak jantung cepat.
- Pernapasan cepat.
- Keringat berlebih.
- Gemetar atau otot berkedut.
- Kesulitan fokus atau berpikir jernih tentang apa pun selain hal yang Anda khawatirkan.
7. Perubahan Nafsu Makan dan Berat Badan
©2012 Merdeka.com
Berat badan dan nafsu makan dapat berfluktuasi pada penderita depresi. Kondisi ini mungkin berbeda untuk setiap orang, ada yang mengalami peningkatan nafsu makan dan berat badan, sementara yang lain tidak akan lapar dan menurunkan beratnya.
Salah satu indikasi apakah perubahan pola makan terkait dengan depresi adalah apakah itu disengaja atau tidak.
8. Iritabilitas pada Pria
Gejala depresi pada pria ada yang berbeda. Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Mayoclinic, menunjukkan bahwa pria dengan depresi mungkin memiliki gejala seperti mudah tersinggung, pelarian atau perilaku berisiko, penyalahgunaan zat, hingga kemarahan salah tempat.
Pria juga lebih kecil kemungkinannya dibandingkan wanita, untuk mengenali depresi atau mencari pengobatan sendiri.
9. Sakit Mata atau Penurunan Penglihatan
Sebuah penelitian tahun 2010 di Jerman, dirilis oleh Health.harvard, menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental atau depresi sebenarnya mampu memengaruhi penglihatan seseorang.
Dikenal oleh para peneliti sebagai "persepsi kontras", ini mungkin menjelaskan mengapa depresi dapat membuat dunia terlihat kabur.
10. Sakit Perut
©Shutterstock/Brian A Jackson
Nyeri yang semakin parah, terutama saat stres muncul, bisa jadi merupakan gejala depresi. Faktanya, peneliti Harvard Medical School menunjukkan bahwa ketidaknyamanan perut seperti kram, kembung, dan mual mungkin merupakan tanda kesehatan mental yang buruk.
Menurut para peneliti Harvard tersebut, depresi bisa menyebabkan sistem pencernaan meradang. Rasa sakit yang mudah disalahartikan sebagai penyakit radang usus atau sindrom iritasi usus besar.
Itulah beberapa geajala depresi, baik dari fisik hingga psikis yang bisa menimpa siapa saja. Sebaiknya kenali sejak dini dan ditangani sesuai pribadi masing-masing. Salam sehat dan semoga bermanfaat.