50 Filosofi Jawa Bijak Berbagai Topik Beserta Artinya, Penuh Makna Mendalam Bagi Kehidupan
Berikut filosofi Jawa bijak berbagai topik beserta artinya yang bisa menjadi sebuah bacaan sehari-hari.
Berikut filosofi Jawa bijak berbagai topik beserta artinya yang bisa menjadi sebuah bacaan sehari-hari.
50 Filosofi Jawa Bijak Berbagai Topik Beserta Artinya, Penuh Makna Mendalam Bagi Kehidupan
Bahasa Jawa memiliki beragam kalimat yang mengandung filosofi tentang kehidupan.
Bagi sebagian orang, filosofi Jawa dipercaya memiliki makna yang mendalam bagi kehidupan. Hal ini lantaran adab dan etika dari masyarakat Jawa yang dinilai begitu santun.
Selain itu, masyarakat Jawa juga dikenal memiliki budi bahasa dan tutur kata yang baik. Sehingga, membuat banyak orang lantas menjadikannya sebagai salah satu pedoman hidup.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari quotes bijak lucu bahasa Jawa? Bahasa Jawa memiliki ciri khas unik yang bisa digunakan untuk membuat humor. Ada banyak quotes bijak lucu bahasa Jawa yang menghibur.
-
Apa makna filosofis dari Sumbu Filosofi Jogja? Secara filosofis, sumbu ini bermakna keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesama manusia.
-
Apa yang dimaksud dengan filosofi? Secara umum, filosofi adalah kajian masalah mendasar dan umum tentang persoalan seperti eksistensi, pengetahuan, nilai, akal, pikiran, dan bahasa.
-
Apa yang dimaksud dengan filosofi berdasarkan asal katanya? Kata filosofi atau yang dalam bahasa Inggris disebut “phylosophy” berasal dari bahasa Yunani (Latin) “philosophia” dengan arti cinta kebijaksanaan atau upaya memahami alam semesta secara keseluruhan. Istilah Yunani ini terdiri dari kata philos yang berarti cinta atau sahabat dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan, kearifan atau pengetahuan.
-
Bagaimana acara Tingkeban Erina Gudono sarat dengan nilai filosofi Jawa? Makna tersendiri terdapat pada sederet prosesi seperti siraman, procotan, pantes-pantes, makan rujak, dulangan, dan lainnya yang mewarnai acara tersebut. Erina menulis di Instagramnya bahwa makna dari setiap rangkaian acara tersebut sangat filosofis dan mengandung doa agar anak mereka lahir sehat tanpa kekurangan apapun.
-
Siapa yang memperkenalkan ketupat dengan filosofi yang mendalam? Pada tahun 1600-an, saat Islam mulai menyebar di Jawa, ketupat diperkenalkan oleh seorang tokoh penting dalam penyebaran Islam, yaitu Raden Mas Sahid atau yang dikenal sebagai Sunan Kalijaga.
Tidak hanya itu, kata-kata yang mengandung filosofi Jawa juga banyak dijadikan panutan oleh masyarakat.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut rangkuman dari 50 filosofi Jawa bijak berbagai topik beserta artinya yang dapat Anda jadikan sebagai pedoman atau panutan dalam menjalani hidup.
Filosofi Jawa Bijak Tentang Kehidupan
- "Sak apik-apike wong yen awehi pitulung kanthi cara dedemitan." (Sebaik-baiknya orang adalah yang memberi pertolongan secara sembunyi-sembunyi)
- "Sabar iku ingaran mustikaning laku." (Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratkan sebuah hal yang sangat indah dalam sebuah kehidupan)
- "Yen urip mung isine isih nuruti napsu, sing jenenge mulya mesti soyo angel ketemu." (Jika hidup masih dipenuhi dengan nafsu untuk bersenang-senang, yang namanya kemulyaan hidup akan semakin sulit ditemukan)
- "Ngapusi kui hakmu. Kewajibanku mung etok-etok ora ngerti yen mbok apusi." (Berbohong itu hakmu. Kewajibanku hanya pura-pura tidak tahu kalau kamu berbohong)
- "Witing tresno jalaran soko kulino. Witing mulyo jalaran wani rekoso." (Bahwa cinta itu tumbuh lantaran ada kebiasaan, kemakmuran itu timbul karena berani bersusah dahulu)
- "Manungsa mung ngunduh wohing pakarti." (Kehidupan manusia baik dan buruk adalah akibat dari perbuatan manusia itu sendiri)
- "Urip iku terus mlaku, bebarengan karo wektu, sing bisa gawa lakumu, supaya apik nasibmu." (Hidup itu terus berjalan, bersamaan dengan waktu, yang bisa membawa tingkah lakumu, biar nasibmu baik)
- "Aja dadi uwong sing rumangsa bisa lan rumangsa pinter. Nanging dadiya uwong sing bisa lan pinter rumangsa." (Jangan jadi orang yang merasa bisa dan merasa pintar, tetapi jadilah orang yang bisa dan pintar merasa)
- "Aja mbedakake marang sak sapadha-pada." (Hargai perbedaan, jangan membeda-bedakan sesama manusia)
- "Ambeg utomo, andhap asor." (Selalu menjadi yang utama tetapi selalu rendah hati)
Filosofi Jawa Bijak Tentang Hubungan dengan Tuhan
- "Gusti iku cedhak tanpa senggolan, adoh tanpa wangenan." (Tuhan itu dekat meski tubuh kita tidak dapat menyentuhnya, jauh tiada batasan)
- "Mohon, mangesthi, mangastuti, marem." (Selalu meminta petunjuk Tuhan untuk meyelaraskan antara ucapan dan perbuatan agar dapat berguna bagi sesama)
- "Ala lan becik iku gegandhengan, Kabeh kuwi saka kersaning Pangeran." (Kebaikan dan kejahatan ada bersama-sama, itu semua adalah kehendak Tuhan)
- "Golek sampurnaning urip lahir batin lan golek kusumpurnaning pati." (Kita bertanggung jawab untuk mencari kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat)
- "Urip kang utama, mateni kang sempurna." (Selama hidup kita melakukan perbuatan baik maka kita akan menemukan kebahagiaan di kehidupan selanjutnya)
- "Tresna kanggo manungsa mung amerga katresnane marang Gusti Allah sing Nyipta'aken manungsa!" (Cinta kepada seorang manusia hanya dikarenakan kecintaan kepada Allah Tuhan Semesta Alam yang telah menciptakan manusia)
- "Gusti Allah paring pitedah bisa lewat bungah, bisa lewat susah." (Allah memberikan petunjuk bisa melalui bahagia, bisa melalui derita)
- "Gusti paring dalan kanggo uwong sing gelam ndalan." (Tuhan memberi jalan untuk manusia yang mau mengikuti jalan kebenaran)
- "Natas, nitis, netes." (Dari Tuhan kita ada, bersama Tuhan kita hidup, dan bersatu dengan Tuhan kita kembali)
- "Kawula mung saderma, mobah-mosik kersaning hyang sukmo."(Lakukan yang kita bisa, setelahnya serahkan kepada Tuhan)
Filosofi Jawa Bijak Tentang Cinta
- "Gusti yen arek iku jodohku tulung cedakaken, yen mboten jodohku tulung jodohaken." (Tuhan jika orang itu adalah jodohku tolong dekatkanlah, dan jika bukan tolong jodohkanlah)
- "Uwong duwe pacar iku kudu sabar ambek pasangane. Opo meneh sing gak duwe." (Orang yang punya pacar itu harus bersabar dengan pasangan yang dimilikinya. Apalagi yang tidak punya)
- "Arek lanang iku kuoso milih, arek wadon kuoso nolak." (Anak laki-laku bebas memilih, anak perempuan bebas menolak)
- "Move on kuwi dudu berusaha nglalekke ya, tapi ngikhlaske lan berusaha ngentukke sing luwih apik luwih seko sing mbiyen-mbiyen." (Move on itu bukan berusaha melupakan ya, tetapi mengikhlaskan dan berusaha mendapatkan yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya)
- "Mbangun kromo ingkang satuhu, boten cekap bilih ngagem sepisan roso katresnan. Hananging butuh pirang pirang katresnan lumeber ning pasangan uripmu siji kui." (Pernikahan yang sukses tidak membutuhkan sekali jatuh cinta, tetapi berkali-kali jatuh cinta pada orang yang sama)
- "Akeh manungsa ngrasakaken tresna, tapi lalai lan ora kenal opo kui hakekate atresna." (Banyak manusia merasakan cinta, namun mereka lupa tidak mengenal hakikat cinta sebenarnya)
- "Iso nembang gak iso nyuling, iso nyawang gak iso nyanding." (Bisa bernyanyi tidak bisa bermain seruling, bisa melihat tidak bisa mendampingi)
- "Ben akhire ora kecewa, dewe kudu ngerti kapan wektune berharap lan kapan wektune kudu mandeg." (Agar akhirnya tidak kecewa, kita harus mengerti kapan waktunya berharap dan kapan waktunya harus berhenti)
- "Jarene wes ikhlas de'e karo sing liyo, kok iseh ngomong 'Nek Tuhan ra bakal mbales, karma sing mbales.' Mbok wes meneng wae luwih apik." (Katanya sudah ikhlas dia dengan yang lain, kok masih bilang 'Kalau Tuhan enggak akan membalas, karma yang balas.' Sudah diam saja lebih baik)
- "Nek jenenge sayang kuwi kudune ra nuntut pasangane dinggo 'dadi wong liyo' mung mergo kekurangane." (Kalau namanya sayang itu harusnya enggak menuntut pasangannya dipakai 'milik orang lain' hanya karena kekuranngannya)
Filosofi Jawa Bijak Tentang Renungan
- "Dudu sanak, dudu kadang, yen mati melu kelangan." (Bukan keluarga, bukan saudara, jika sudah meninggal ikut merasa kehilangan.)
- "Alam ora bisa dilawan, awu sing semebar iku sejatine berkah gusti kanggo njaga kesuburan bumi Jawa. Mulane ayo pada disyukuri wae." (Alam tidak akan bisa dilawan, abu yang beterbangan adalah berkah dari Tuhan untuk menjaga kesuburan bumi Jawa. Untuk itu mari kita syukuri saja.)
- "Aja dadi kacang kang lali akro uripe." (Jangan menjadi orang yang lupa atas jasa orang lain.)
- "Aja dadi pengecut kaya upil sing umpetan ning ngisor meja." (Jangan jadi pengecut seperti upil yang ngumpet di bawah meja.)
- "Urip iku akeh cobaan. Yen akeh saweran iku jenenge dangdutan." (Hidup itu banyak cobaan. Kalau banyak saweran itu namanya dangdutan.)
- "Kuat lakoni, ora kuat tinggal ngopi." (Jika kuat dijalani, tidak kuat ditinggal ngopi.)
- "Manungsa mung ngunduh wohing pakarti. (Kehidupan manusia baik dan buruk adalah akibat dari perbuatan manusia itu sendiri)
- "Sak apik-apike wong yen awehi pitulung kanthi cara dedemitan." (Sebaik-baiknya orang adalah yang memberi pertolongan secara sembunyi-sembunyi)
- "Urip iku terus mlaku, bebarengan karo wektu, sing bisa gawa lakumu, supaya apik nasibmu." (Hidup itu terus berjalan, bersamaan dengan waktu, yang bisa membawa tingkah lakumu, biar nasibmu baik)
- "Sabar iku ingaran mustikaning laku." (Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratkan sebuah hal yang sangat indah dalam sebuah kehidupan)
Filosofi Jawa Bijak Sarat Nasihat
- "Aja milik barang kang melok." (Jangan tergiur barang yang berkilau.)
- "Sepi ing pamrih, rame ing gawe, banter tan mblancangi, dhuwur tan nungkuli." (Bekerja keras dan bersemangat tanpa pamrih, cepat tanpa harus mendahului, tinggi tanpa harus melebihi.)
- "Cekelana impenanmu, amarga yen impen mati, urip iku kaya manuk sing swiwine rusak, mula ora bisa mabur." (Berpegang teguh pada mimpi, karena jika mimpi mati, hidup adalah burung bersayap yang rusak, itu tidak bisa terbang.)
- "Adhang-adhang tetese embun." (Berharap sesuatu dengan hasil apa adanya. Seperti berharap pada tetes embun.)
- "Kena iwake aja nganti buthek banyune." (Berusahalah mencapai tujuan tanpa menimbulkan kerusakan.)
- "Sluman slumun slamet." (Biarpun kurang hati-hati tapi masih diberi keselamatan.)
- "Nabok nyilih tangan." (Menggambarkan orang yang tidak berani menghadapi musuhnya dan meminta bantuan orang lain diam-diam.)
- "Adigang, adigung, adiguna." (Mengandalkan kekuatan, kekuasaan dan kepintarannya.)
- "Sabar sareh mesthi bakal pikoleh" (Pekerjaan apapun jangan dilakukan dengan tergesa-gesa agar berhasil.)
- "Dhemit ora ndulit, setan ora doyan." (Berupa doa dan harapan agar selalu diberi keselamatan, tidak ada suatu halangan dan rintangan.)