Akhir Cerita Penembakan Istri TNI, Sang Otak Pembunuhan Ditemukan Tewas
Kopda Muslimin tewas di rumah orang tua kandungnya, di Kelurahan Trompo RT02 RW01, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (28/7). Sebelum meregang nyawa, Kopda Muslimin sempat meminta maaf kepada kedua orangtuanya.
Otak percobaan pembunuhan dalam kasus penembakan istri anggota TNI Rina Wulandari adalah suaminya sendiri, Kopda Muslimin. Setelah menjadi buronan, Kopda Muslimin akhirnya ditemukan tewas di kediaman orangtuanya.
Kopda Muslimin tewas di rumah orang tua kandungnya, di Kelurahan Trompo RT02 RW01, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (28/7).
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Bagaimana cara prajurit TNI menangkap 'penyusup' tersebut? Saat itu, prajurit TNI mengenakan seragam PDL nampak memegang bagian ekor biawak dan mencoba memindahkannya ke tempat lebih aman.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Kenapa prajurit TNI mengamankan 'penyusup' tersebut? Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
Sebelum meregang nyawa, Kopda Muslimin sempat meminta maaf kepada kedua orangtuanya. Ia juga dinasehati untuk menyerahkan diri ke pihak berwajib.
Simak informasi selengkapnya, akhir cerita kasus penembakan istri TNI berikut ini, Jumat (29/7).
Kabur Membawa Uang Rp90 Juta
Instagram @infokomando.official ©2022 Merdeka.com
Kopda Muslimin sebelumnya masuk dalam daftar pencarian oleh TNI dan Polri. Dia merupakan dalang percobaan pembunuhan kasus penembakan terhadap Rina yang terjadi di Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
Beberapa saat usai insiden penembakan terjadi, korban dibawa ke rumah sakit. Sementara Kopda Muslimin memerintahkan orang yang merawat burung di rumahnya untuk mengambil uang ke ibu mertuanya.
Katanya untuk biaya perawatan rumah sakit dengan total Rp210 juta. Namun, rupanya uang tersebut dipakai membayar jasa pembunuh bayaran.
"Jadi saksi ditelepon Mus, untuk ambil uang ke ibu mertua Rp120 juta," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar di Polrestabes Semarang, Kamis (28/7).
Dari hasil pemeriksaan saksi, Kopda Muslimin kembali memerintahkan saksi untuk mengambil uang lagi Rp90 juta karena pihak rumah sakit meminta biaya perawatan lebih.
"Jadi uang Rp90 juta itu dibawa Muslimin untuk kabur," papar dia.
Kopda M Sempat Minta Maaf ke Orangtua dan Muntah
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Kopda M datang ke rumah orang tuanya dengan mengendarai motor Mio J bernomor polisi AA 2703 NC pukul 05.30 WIB. Sesampainya di rumah, ia mengetuk pintu dan dibuka oleh orangtuanya bernama Mustakim.
Kopda M masuk ke kamar belakang menemui kedua orangnya, serta sempat memohon maaf dalam keadaan muntah-muntah.
"Tadi pukul 05.30 bahwa saudara M pulang ke rumahnya, orangtuanya namanya Mustakim. Pada saat pulang, beliau sempat minta maaf," kata Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Lutfi kepada awak media, Kamis (28/7).
Mustakim sempat menyarankan kepada Kopda M untuk menyerahkan diri ke polisi, sebagai bentuk tanggung jawab terkait perkara hukum yang membelitnya.
"Bahkan oleh orangtuanya dituturi untuk menyerahkan diri dan lain sebagainya dan timbul komunikasi antara Muslimin dengan pak Mustakim untuk minta maaf," imbuhnya.
Usai berbincang dengan orangtuanya, Kopda M berbaring di tempat tidur.
Ditemukan Tewas Usai Berbaring
Anggota TNI berjaga di depan rumah orang tua Kopda Muslimin ©2022 Antara
Pada pukul 07.00 WIB, Kopda M ditemukan meninggal dunia oleh orang tuanya di tempat tidur. Mengetahui perihal tersebut, adik korban, Novi melaporkan kepada Kodim 0715/Kendal.
"Tetapi pukul 05.30 muntah dan didapati pada pukul 07.00 meninggal dunia," ucap Irjen Ahmad.
Terkait penyebab meninggalnya, pihaknya masih dalam proses pendalaman dan akan diadakan penyelidikan.
"Kemudian kita melakukan olah TKP untuk memastikan meninggalnya, nanti secara yuridis formal akan kita lakukan autopsi atas persetujuan dari keluarga, sebab dari kematian itu sendiri," terangnya.
Dalam kesempatan berbeda, Kapendam IV/Diponegoro Letkol Inf Bambang Hermanto membenarkan bahwa Kopda M ditemukan meninggal dunia.
"Secepatnya akan dilaksanakan proses autopsi kepada jenazah Kopda M untuk mengetahui penyebab pasti meninggalnya," ujar Bambang.
Motif Pembunuhan, Kopda M Punya Pacar Baru
Istri TNI Ditembak OTK ©2022 Merdeka.com
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, motif Kopda M diduga merencanakan penembakan tersebut karena memiliki pacar. Bahkan sang pacar sempat diajak kabur bersama, tapi menolak dan sudah dimintai keterangan.
Sementara motif kelima tersangka adalah tergiur upah yang dijanjikan Kopda M.
"Ini kasus yang sangat menarik yang perlu adanya quick response penanganannya, karena menyangkut keluarga besar Persit. Karena itu kita membentuk tim gabungan antara Polda Jateng dengan Kodam IV Diponegoro, yang tidak lama bisa kita ungkap dengan metode scientific crime investigation maupun manual, tentu modus operandi yang dilakukan adalah penembakan dengan senjata api," kata Luthfi di Semarang, Senin (25/7).
Dari pengungkapan kasus, Polisi berhasil mengamankan lima tersangka. Sugiono alias Babi dan Ponco Aji Nugroho. Keduanya satu tim sebagai eksekutor.
Lalu Supriono dan Agus Santoso bertugas sebagai tim pengawas. Tim eksekutor menggunakan sepeda motor Ninja. Sedangkan tim pengawas menggunakan Honda Beat. Motor Ninja sempat diganti warna dari hijau menjadi tosca untuk menutupi jejak.
"Kita juga ungkap penyedia senjata api, yaitu saudara Dwi Sulistiono di mana H-3 sebelum pelaksanaan kejadian, yang bersangkutan telah terjadi transaksi senjata api rakitan yang disinyalir, dengan nilai Rp3 juta," paparnya.
(mdk/kur)