Banyak Warga Keracunan Bakteri Bacillus Cereus di Jajanan Asal China Ternyata juga Ada di Beras, Cek Cara Mengatasinya
Berikut cara mengatasi keracunan bakteri Bacillus Cereus pada makanan.
Sejak awal tahun, pangan olahan bernama Latiao marak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Produk asal China ini bahkan sudah banyak sekali di jual di pinggir jalan. Terlebih saat ada karnaval atau festival makanan.
Akan tetapi baru-baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menghentikan sementara produk Latiao dari peredaran. Hal ini sejalan dengan Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLBKP) yang terjadi di sejumlah tempat di Indonesia.
- Hati-hati Keracunan Makanan! Ini Gejala, Cara Pencegahan, dan Tips Pertolongan Pertama yang Wajib Disimak
- Bahaya Tak Kasat Mata, Lalat dan Ancaman Kontaminasi Makanan
- Seekor Lalat Hinggap di Makanan, Apakah Makanan Itu Masih Aman untuk Dimakan? Ilmuwan Punya Jawaban Mengejutkan
- Penyebab Kolera dan Gejalanya, Ketahui Cara Mencegah Wabah Ini
Penghentian produk Latiao bertujuan untuk melindungi kesehatan publik. Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan keracunan akibat Latiao di tujuh wilayah. Mulai dari Lampung, Tangerang Selatan, Bandung Barat, Sukabumi, Wonosobo dan Pamekasan.
"Hasil pengujian laboratorium berdasarkan pengujian terhadap produk yang diduga menyebabkan KLBKP kami menemukan indikasi kontaminasi bakteri Bacillus Cereus," jelas Taruna Ikrar dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/11), seperti dikuti dari Antara.
Lebih lanjut, Taruna menjelaskan bahwa bakteri Bacillus Cereus ini menyebabkan sejumlah gejala keracunan. Seperti mual, muntah, pusing dan sakit perut sesuai dengan yang dilaporkan oleh para korban.
Dari 73 produk Latiao yang beredar, dikatakan sebanyak 4 produk yang terbukti mengandung bakteri Bacillus Cereus. Di sisi lain, pihaknya juga turut memeriksa sarana peredaran yaitu gudang importir dan distributor. Ternyata, BPOM menemukan bahwa mereka tidak mematuhi Cara Peredaran Pangan Olahan yang Baik (CperPOB).
"Kami meminta importir untuk segera melaporkan proses penarikan dan pemusnahan ini kepada Badan POM dan kami akan terus memantau kepatuhan mereka," ujarnya.
Selain menghentikan sementara peredaran Latiao, BPOM juga menangguhkan registrasi dan importasi produk tersebut sementara. Hal ini dilakukan sebagai langkah pencegahan sembari menyelidiki kasus ini lebih lanjut.
"BPOM akan terus meningkatkan pengawasan pre dan post-market terhadap produk pangan yang beredar di masyarakat," tutupnya.
Oleh karena itu, masyarakat luas yang sudah mengonsumsi Latiao harap berhati-hati. Apalagi jika mengalami sejumlah gejala keracunan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Akan tetapi, ada beberapa cara mengatasi keracunan bakteri Bacillus Cereus di latio asal China yang bisa diterapkan.
Lantas bagaimana mengatasi keracunan bakteri Bacillus Cereus di latio asal China ini? Melansir dari laman Ministry for Primary Industries, Minggu (3/11), simak ulasan informasinya berikut ini.
Bakteri Bacillus Cereus
Bakteri Bacillus Cereus merupakan bakteri yang sering ditemukan pada makanan bertepung. Mulai dari nasi, serpihan kentang kering (dried potato flakes) hingga produk susu bubuk.
Dikatakan bahwa penyakit akibat Bacillus Cereus biasanya akan terjadi 1-6 jam pasca mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Akan tetapi, kebanyakan penderita akan pulih dalam kurun waktu 6-24 jam.
Terdapat beberapa gejala seseorang terkena bakteri Bacillus Cereus. Berikut gejala penyakit Bacillus Cereus yang perlu diwaspadai:
- Mual
- Muntah
- Diare
Bacillus Cereus umumnya muncul secara alami di banyak makanan. Sebagian besar penyakit akibat Bacillus Cereus disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi. Contohnya seperti:
- Beras
- Makanan bertepnung seperti serpihan kentang dan pasta
- Produk susu bubuk seperti bubuk custard
Lebih lanjut dijelaskan bahwa bakteri ini tumbuh hingga jumlah yang berbahaya dan menghasilkan racun ketika mengonsumsi makanan-makanan tertentu. Contohnya:
- Makanan yang didinginkan terlalu lambat
- Makanan yang tidak disimpan di lemari es
Akan tetapi, memasak atau memanaskan kembali lebih lanjut tidak bisa serta merta menghilangkan racun. Dalam makanan bertepung, Bacillus cereus bertahan dalam proses pengeringan dengan menghasilkan spora yang resisten.
Ketika makanan tersebut direhidrasi dan dibiarkan pada suhu kamar selama beberapa jam, spora akan berkecambah, berkembang biak dan menghasilkan racun yang bisa membuat sakit.
Cara Mengatasi Keracunan Bakteri Bacillus Cereus
Lantas bagaimana cara menghindari paparan bakteri Bacillus Cereus? Paling penting, jangan biarkan nasi matang atau siap saji dan makanan bertepung lainnya mendingin perlahan pada suhu kamar. Pastikan produk yang dimasak agar segera dimakan.
Selain itu, produk yang dimasak juga pastikan untuk tetap panas di atas 60 derajat Celcius. Apabila tidak langsung habis, Anda bisa dinginkan dan disimpan di lemari es hingga digunakan kembali.
Untuk nasi, jangan memasak dan mendinginkan dalam jumlah banyak. Anda bisa memisahkan dalam jumlah yang lebih kecil agar nasi bisa cepat dingin.
Apabila nasi sudah matang untuk nasi goreng atau sushi, sebaiknya didinginkan di lemari es hingga siap digunakan. Nasi sushi biasanya mengandung cuka sushi serta campuran gula dan garam. Campuran tiga bahan tersebut rupanya mampu membantu mencegah pertumbuhan bakteri Bacillus Cereus pada nasi.
Perhatikan bahwa spora Bacillus cereus bertahan baik pada nasi mentah kering maupun nasi matang.