Seekor Lalat Hinggap di Makanan, Apakah Makanan Itu Masih Aman untuk Dimakan? Ilmuwan Punya Jawaban Mengejutkan
Lalat membawa 100 lebih patogen, termasuk jamur, virus, parasit, dan bakteri.
Lalat adalah hewan kecil yang menyebalkan. Apalagi jika hinggap di atas makanan. Makanan tersebut jadi tidak menggugah selera lagi.
Tapi apakah makanan yang sudah dihinggapi lalat masih aman dan layak dimakan? Atau malah bikin sakit?
-
Apa yang dilakukan lalat ketika mendarat di makanan? Jadi, tindakan muntah lalat sebenarnya adalah respons terhadap kebutuhan fungsionalnya dalam mencerna makanan.
-
Kenapa lalat berbahaya? Keberadaan lalat di sekitar kita tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga bisa membawa risiko kesehatan yang signifikan.
-
Apa yang terjadi pada makanan kalau kena semut? Ketika makanan mulai dikelilingi oleh semut, maka kebersihannya akan terancam. Semut dapat membawa kuman serta bakteri dari lingkungan sekitar, yang berpotensi menempel pada makanan yang telah mereka sentuh.
-
Bagaimana lalat menularkan penyakit? Lalat dikenal sebagai vektor penyakit karena kemampuannya untuk mengangkut dan menyebarkan patogen dari satu tempat ke tempat lain, berpotensi menyebabkan wabah penyakit pada manusia.
-
Apa yang ditemukan peneliti tentang semut? Para peneliti menemukan bahwa semut tukang kayu Florida (Camponotus floridanus) mengidentifikasi luka anggota badan pada teman sarangnya, lalu mengobatinya dengan pembersihan atau amputasi.
-
Apa bahaya makanan dikerubungi semut? Ketika makanan sudah dikerumuni oleh semut, maka kebersihannya akan terancam. Semut dapat membawa kuman dan bakteri dari lingkungan sekitarnya, yang berpotensi menempel pada makanan yang mereka sentuh.
Secara umum, risiko jatuh sakit relatif rendah, namun ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti dikutip dari IFL Science, Senin (12/8).
Ketika lalat hinggap di makanan, mereka memuntahkan 'ludahnya' ke makanan tersebut. Karena lalat tak punya gigi dan rahang untuk mengunyah makanan, mereka memuntahkan air liur yang kaya enzim untuk melarutkan sebagian makanan dan menyedotnya melalui mulut mereka yang seperti moncong.
Mereka menghabiskan sebagian besar hidup singkat mereka dengan memakan bahan organik yang membusuk, termasuk tumbuhan yang membusuk, daging mentah, dan tumpukan kotoran yang mengepul. Menjalani gaya hidup kotor ini berarti mereka menyimpan sejumlah kuman jahat yang berpotensi membuat Anda sakit.
“Lalat rumah berfungsi sebagai jembatan antara lingkungan yang bersih dan tidak bersih, bergerak bebas antara bahan-bahan yang terkontaminasi seperti sampah ke lingkungan domestik dan peridomestik, sumber makanan dan air,” demikian bunyi sebuah makalah tentang lalat rumah pada tahun 2017.
130 Patogen
Sebuah tinjauan berhasil mengidentifikasi 130 patogen dari lalat rumah. Ini termasuk jamur, virus, parasit, dan bakteri, beberapa di antaranya merupakan “spesies yang serius dan mengancam jiwa.” Kuman-kuman ini berpotensi menyebabkan keracunan makanan yang parah, termasuk muntah, mual, sakit perut, diare, dan demam.
Dalam penelitian 2022, peneliti mengumpulkan lebih dari 100 ekor lalat dari sebuah peternakan di New York dan menemukan hewan tersebut terjangkit serangkaian patogen bawaan makanan yang mempengaruhi kesehatan manusia, termasuk Salmonella, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, dan Bacillus subtilis.
Pertanyaannya adalah apakah jumlah patogen ini cukup banyak untuk membuat orang sehat menjadi sakit. Hal ini bergantung pada beberapa faktor, yaitu berapa banyak lalat yang hinggap pada makanan dan berapa lama.
Risiko Penyakit
Jika seekor lalat melakukan kontak singkat dengan makanan yang baru dimasak, maka sebagian besar pakar kesehatan akan mengatakan hal tersebut bukan masalah besar dan tidak perlu membuang makanan tersebut.
Namun, jika ini terjadi di daerah tropis, risiko terjangkit penyakit lebih besar. Lalat rumah dapat menampung patogen dari kotoran manusia dan menularkan penyakit mematikan seperti kolera dan shigellosis, sejenis disentri, selama beberapa hari. Tingkat ancamannya tidak jelas, namun penelitian telah menghubungkan kepadatan populasi lalat rumah dengan peningkatan penyakit shigellosis pada anak-anak di Bangladesh.
Secara keseluruhan, risiko kesehatan jika seekor lalat melakukan kontak singkat dengan makanan segar relatif rendah, terutama jika Anda memiliki sistem kekebalan yang relatif kuat. Namun, risiko tetap ada dan bisa lebih tinggi tergantung situasinya.
Jika segerombolan lalat menghinggapi makanan selama berjam-jam, sebaiknya makanan tersebut dibuang.