Bisa Bernapas Tanpa Air, Ilmuwan Temukan Spesies Baru Ikan yang Hidup 210 Juta Tahun Lalu
Ilmuwan mengidentifikasi spesies baru ini melalui fosil pelat gigi yang ditemukan di danau.
Ilmuwan mengidentifikasi spesies baru ikan dari fosil yang ditemukan di kawasan Taman Nasional Matusadona, Zimbabwe. Di sepanjang pinggir Danau Kariba di taman nasional tersebut dikenal mengandung banyak sisa-sisa zaman prasejarah.
Situs tersebut dinamakan "The Dentist" atau "Dokter Gigi", ditemukan oleh pemandu wisata safari dan pemburu fosil amatir, Steve Edwards.
-
Hewan purba apa yang hidup di perairan dangkal? Hewan yang hidup di perairan dangkal dan kawasan bakau ini tidak berubah bentuk sejak 250-400 juta tahun yang lalu.
-
Kapan hewan purba ini hidup? Hewan ini secara resmi diberi nama Opalios splendens, spesies baru ini mendapat julukan karena kemiripannya dengan platipus dan echidna, yang merupakan satu-satunya mamalia bertelur di dunia saat ini.
-
Kapan spesies hewan laut purba ini ditemukan? Penemuan ini bermula ketika pada 1983, anggota Royal Ontario Museum menjelajahi Canadian Rockies dan menemukan lapangan fosil yang sangat luas di Taman Nasional Yoho, menurut studi yang diterbitkan pada 21 Juni dalam Journal of Systematic Palaeontology.
-
Bagaimana cara peneliti menemukan spesies baru hewan laut purba ini? Sejak saat itu, sekitar 10.000 fosil ditemukan di situs tersebut. Sejauh ini, lebih dari 50 spesies baru diidentifikasi melalui fosil yang ditemukan di Tulip Beds, tapi fosil-fosil lainnya masih misterius.
-
Dimana fosil hewan laut purba ini ditemukan? Penemuan ini bermula ketika pada 1983, anggota Royal Ontario Museum menjelajahi Canadian Rockies dan menemukan lapangan fosil yang sangat luas di Taman Nasional Yoho, menurut studi yang diterbitkan pada 21 Juni dalam Journal of Systematic Palaeontology.
-
Hewan apa yang disebut sebagai 'fosil hidup'? Karena sifatnya yang primitif, hiu berjumbai dianggap sebagai fosil hidup.
Salah satu fosil yang ditemukan di situs ini adalah serangkaian pelat gigi atau serangkaian gigi yang menyatu, sering ditemukan pada ikan, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan 31 Juli di Journal of Vertebrate Paleontology.
Pelat gigi tersebut bukan hanya milik spesies yang belum ditemukan sebelumnya, namun makhluk tersebut juga memiliki kerabat yang masih hidup ratusan juta tahun kemudian. Ferganoceratodus edwardsi adalah spesies ikan paru-paru baru yang hidup sekitar 210 juta tahun lalu, menurut rilis tersebut, dikutip dari Miami Herald, Senin (12/8).
Para peneliti menjelaskan, hewan tersebut diidentifikasi menggunakan alur dan tonjolan pada bentuk lempeng gigi, mirip dengan spesies yang diidentifikasi di Madagaskar, namun cukup berbeda untuk dijadikan spesies baru.
“Dengan membandingkan pelat gigi dari berbagai genera, kami menemukan bahwa keduanya seringkali sangat mirip,” kata penulis studi Paul Barrett dalam rilisnya.
“Meskipun kami yakin bahwa fosil-fosil tersebut menunjukkan adanya banyak spesies ikan paru-paru yang berbeda, kami berpendapat bahwa mereka semua termasuk dalam kelompok kerabat dekat yang sama, yang dikenal sebagai genus.”
Hidup di Benua Super
Berdasarkan lokasi penemuan lempeng gigi lain dari ikan paru-paru prasejarah, spesies tersebut kemungkinan besar hidup di Gondwana selatan – benua super – selama periode Trias, menurut penelitian tersebut. Pada saat itu, ujung selatan Amerika Selatan, Afrika, dan Antartika merupakan satu daratan, yang berarti spesies terkait tidak akan terpisah secara geografis seperti fosil yang ada saat ini.
“Lebih banyak fosil akan memungkinkan kita membandingkan wilayah Zimbabwe ini dengan situs fosil serupa di Afrika bagian selatan, dan menempatkannya dalam konteks yang lebih luas sehingga memungkinkan kita lebih memahami apa yang terjadi pada Trias Akhir,” jelas Barrett.
Museum Sejarah Alam di London menyampaikan dalam pernyataannya pada 6 Agustus, kendati spesies ini hidup jutaan tahun lalu, ikan tersebut punya kerabat yang masih hidup yang terlihat sangat mirip dengan ikan purba tersebut.
“Ikan paru-paru adalah kelompok ikan air tawar yang tidak biasa dan telah lama menarik perhatian para ilmuwan. Mereka adalah kerabat terdekat semua hewan berkaki empat, membantu mengungkap bagaimana nenek moyang semua amfibi, reptil, burung, dan mamalia mungkin hidup,” menurut rilis tersebut.
Ikan ini juga istimewa karena menghirup udara. Walaupun ikan ini memiliki insang, tetapi mereka juga memiliki organ khusus yang memungkinkan spesies tersebut menghirup udara atmosfer dari permukaan air, menurut Britannica. Organ-organnya seperti paru-paru primitif, tetapi berasal dari kantung renang yang biasanya digunakan sebagai alat apung pada ikan bertulang.
- Pestapora Pertamina Fastron 2024 Bakal Hadirkan Pengalaman Tiga Hari yang Tak Terlupakan
- Diduga Disadap Israel dan Dipasangi Peledak, Ahli Ungkap Bagaimana Pager Meledak Secara Bersamaan di Lebanon
- Ini Alasan Mengapa Banyak Orang Percaya Pseudoscience, Bahkan Orang Pintar Juga Bisa Mempercayainya
- Beda Keterangan KPK dengan Jubir Kaesang soal Nebeng Jet Pribadi, Jumlah Penumpang dan Teman Tak Ikut
- Gunung Telomoyo Terbakar, Dipicu Warga Bakar Rumput
Berita Terpopuler
-
Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Bahlil Minta Jokowi Naikkan Gaji PNS Kementerian ESDM, Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Presiden Jokowi Heran Urus Izin PLTP Memakan Waktu 6 Bulan: Saya Sendiri Tidak Kuat Menunggu Selama Itu
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024