Begini Cara Dakwah Sunan Kudus yang Penuh Damai dan Anti Kekerasan Beserta Asal Usulnya
Sunan Kudus merupakan salah seorang tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa yang sangat berpengaruh.
Sunan Kudus merupakan salah seorang tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa yang sangat berpengaruh.
Begini Cara Dakwah Sunan Kudus yang Penuh Damai dan Anti Kekerasan Beserta Asal Usulnya
Seperti namanya, Sunan Kudus memegang peran penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah Jawa Tengah terutama Kudus dan Demak.
Sosoknya pun bukan sembarang orang mengingat ia masih memiliki darah keturunan seorang kyai besar serta masih memiliki riwayat silsilah dengan Rasullulah.
-
Bagaimana cara sholat sunnah dikerjakan? Pelaksanaan sholat istikharah sama dengan sholat sunnah pada umumnya.
-
Apa saja cara-cara dakwah yang digunakan di Nusantara? Berikut adalah beberapa cara dakwah yang efektif dalam penyebaran Islam di Nusantara: 1. Pendidikan dan Pesantren 2. Perdagangan 3. Seni dan Budaya 4. Pernikahan 5. Kolaborasi dengan Penguasa Lokal
-
Apa saja metode yang digunakan Sunan Gunung Jati dalam berdakwah? Sunan Gunung Jati, atau Syarif Hidayatullah, memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Jawa Barat, terutama di Cirebon dan sekitarnya. Cara berdakwah Sunan Gunung Jati dikenal sangat efektif dan bijaksana. Berikut adalah beberapa cara yang beliau gunakan: 1. Metode Muidlah Hasanah/Nasihat-Nasihat yang Baik Metode ini melibatkan pendekatan yang santai dan penuh kasih sayang. Sunan Gunung Jati menggunakan nasihat-nasihat yang baik untuk membantu masyarakat memahami dan menghayati ajaran Islam. Dengan cara ini, masyarakat dapat lebih mudah menerima dan mempraktikkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
-
Bagaimana cara melakukan Sujud Tilawah? Cara pelaksanaannya dengan melakukan sujud seperti dalam salat, yaitu dengan meletakkan dahi, hidung, telapak tangan, lutut, dan ujung kaki di atas lantai.
-
Bagaimana cara meminta hujan dalam Islam? Mengutip NU Online, berikut kami merangkum kumpulan doa minta hujan dan artinya, bisa Anda diamalkan.
Sebagai seorang pendakwah, ia pun memiliki cara berdakwah yang terbilang penuh kedamaian dan bukan dengan kekerasan.
Sunan Kudus mencampurkan seni dan budaya serta kepercayaan masyarakat Kudus pada masa lalu sebelum mulai tersebarnya agama Islam.
Tentu saja cara tersebut juga pernah dilakukan oleh para Sunan lain di Nusantara pada masa lalu dan dianggap berhasil menyentuh ke hati masyarakat.
Lantas siapa sosok Sunan Kudus dan cara dakwahnya dahulu? Dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (28/5) berikut informasi selengkapnya.
Asal-Usul Sunan Kudus
Sunan Kudus memiliki nama asli Ja’far Shadiq atau dikenal juga Raden Undung. Tokoh Islam di Pulau Jawa itu lahir pada 9 September 1400 Masehi.
Julukan Sunan Kudus tercipta karena ia memilih Kudus sebagai tempat berdakwah terlamanya hingga bertahun-tahun.
Sunan Kudus merupakan keturunan dari Raden Usman Haji yang menyebarkan agama Islam di daerah Jipang Panolan, Blora, Jawa Tengah.
Ayahnya merupakan saudara kandung dari Sunan Ampel. Sunan Kudus juga adalah cucu buyut Syekh Ibrahim As- Samarqandi yang silsilahnya bersambung sampai Rasulullah SAW melalui jalur Sayyidina Husen bin Fatimah binti Rasulullah SAW.
Sebagai sosok yang alim, Sunan Kudus juga dijuluki wali al-ilmi, karena menguasai ilmu-ilmu agama, terutama tafsir, fikih, usul fikih, tauhid, hadits, serta logika.
Sunan Kudus dahulu merupakan seorang senopati atau panglima perang dari Kerajaan Demak.
Sebelum hijrah ke Kudus dan berdakwah, ia bertugas memperluas wilayah kerajaan Demak sebagai pusat pengembangan Islam masa akhir kekuasaan Majapahit.
Namun perselisihan yang terjadi di Kerajaan Demak serta wafatnya Sultan Trenggana membuatnya pindah ke Kudus dan mulai sepenuhnya berdakwah menyebarkan agama Islam.
Sunan Kudus meninggal dunia pada 1550 dan dimakamkan di bagian belakang Masjid Agung Kudus, Kudus, Jawa Tengah.
Cara Dakwah Sunan Kudus
Jauh sebelum Islam tersebar di Jawa terutama di wilayah Kudus, agama Hindu dan Buddha masih mendominasi.
Sunan Kudus pun dikenal sebagai sosok yang memiliki toleransi antar agama yang sangat tinggi.
Cara berdakwahnya pun cukup bijak dengan mendekatkan agama Hindu Budha ke Islam.
- Cara Berdakwah Sunan Gunung Jati dalam Menyebarkan Islam
- Menjaga Tradisi, Begini Suasana Perkampungan Suku Jawa Kuno Kejawen Adat Istiadatnya Masih Kental
- Mengenal Sederet Keistimewaan Sunan Gunung Jati, dari Dakwah Pakai Gamelan sampai Bisa Operasi Tanpa Bedah
- Mengenal Sunan Bonang, Pendakwah yang Sebarkan Islam dengan Kesenian
Peninggalan Sunan Kudus yang masih dilakukan hingga saat ini adalah tidak memotong sapi sebagai hewan kurban saat perayaan Idul Adha sebagai cara menghormati masyarakat penganut agama Hindu.
Sebagai gantinya, disembelihlah kerbau atau kambing sebagai pengganti dari sapi.
Karena reputasinya, ia mendapat kepercayaan untuk memegang peran di pemerintahan Kudus, hingga menjadi pemimpin pemerintahan (Bupati) dan pemimpin agama.
Perjalanan dakwahnya pun tidak secepat yang dikira. Sunan Kudus berguru kepada ayahnya yaitu Sunan Ngudung di Jipang Panolan, dekat Blora.
Selain itu, Sunan Kudus juga belajar kepada beberapa ulama terkenal, sebut saja Kyai Telingsing, Ki Ageng Ngerang, dan Sunan Ampel.
Sunan Kudus harus berdakwah di tengah masyarakat Kudus yang pada saat itu banyak memeluk kepercayaan lama dan memegang teguh adat-istiadat.
Sunan Kudus menggunakan cara-cara yang bijaksana dalam berdakwah, dengan melihat situasi dan kondisi masyarakat setempat.
Cara berdakwahnya antara lain melalui seni dan budaya sebagaimana yang dilakukan oleh Wali Songo lainnya.
Sunan Kudus juga tidak melakukan perlawanan kepada budaya yang sudah berkembang di masyarakat.
Ia pun sempat membangun masjid Kudus dengan menara, padasan atau tempat wudhu yang mengadopsi arsitektur dengan nuansa bangunan Hindu-Budha.
Salah satunya adalah Masjid Kudus atau Masjid Al-Aqsa yang dibangun pada tahun 956 Hijriah atau 1537 M dengan ikon menara yang berbentuk seperti candi.
Ia pun diangkat sebagai Imam Besar Masjid Agung Demak, sekaligus menjadi pusat dakwah dan pengkaderan para penyebar Islam.
Sunan Kudus juga dikenal memiliki banyak keterampilan dan ia bagikan juga kepada masyarakat.
Keterampilan yang dimaksud antara lain pande besi, dan alat-alat pertukangan, kesusasteraan, serta perdagangan.