Bikin Merinding, Cerita Pegawai Lapas Nusakambangan saat Membimbing Freddy Budiman Sampai Dapat Hidayah
Sebelum menemui ajalnya, Freddy sungguh-sungguh bertaubat dan tegar menghadapi regu tembak.
Sebelum menemui ajalnya, Freddy sungguh-sungguh bertaubat dan tegar menghadapi regu tembak.
Bikin Merinding, Cerita Pegawai Lapas Nusakambangan saat Membimbing Freddy Budiman Sampai Dapat Hidayah
Cerita petugas lapas Nusakambangan tentang mendiang Freddy Budiman membuat merinding.
Freddy adalah pengedar narkoba yang menjalani hukuman eksekusi mati, tahun 2016 lalu. Sebelum menemui ajalnya, ia sungguh-sungguh bertaubat dan dibimbing oleh Ustaz Edi Warsono.
Seperti apa kisahnya dalam mendapatkan hidayah? Berikut ulasan selengkapnya, Kamis (16/5).
- Sejak Sang Ayah Meninggal, Cerita Febby Rastanty Menjadi Tulang Punggung Keluarga 'Balas Budi dari Awal Buat Ortu'
- Bikin Merinding, Cerita Mayjen Nugraha Gumilar Tinggal di Rumah Bilik Bambu dan Sang Ayah Meninggal Dunia 'Gelap Kayak Dunia Runtuh'
- Bikin Komandan Ketawa, Babinsa TNI Nyetir Mobil Bawa Tas di Punggungnya 'Ini Tas Doraemon Dan'
- Di Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara
Pengakuan petugas Lapas bernama Johan tentang kisah Freddy Budiman begitu memantik perhatian.
Ia merupakan saksi beberapa hari sebelum Freddy dieksekusi.
“Freddy Budiman itu sempat ngomong ke kita (penjaga lapas) ‘Bapak hapal asmaul husna tidak?’ Teman-teman menjawab ‘Enggak hapal’. ‘Masih bersyukur saya pak, saya hapal asmaul husna’. Jadi katanya si Freddy bagi yang hapal asmaul husna itu akan dijanjikan surga oleh Allah,” kata Johan seperti dalam video unggahannya dalam akun TikTok @jagoanhandal_johan.
Harus menjalani hukuman mendekam di sel berlapis, Freddy ditemani oleh sejumlah petugas untuk membimbingnya. Salah satunya adalah sosok Ustaz Edi Warsono.
“Di situ kami hadir untuk memberikan secercah hidayah dan beberapa kalimat untuk direnungkan. Sehingga ada wasiat ceritanya judulnya ‘Secercah Hidayah Menjelang Eksekusi Mati’ ditulis dengan Freddy dengan tangan, itu saya ada tulisannya,” ucap Edi.
Usai menjalani segala proses bimbingan, Freddy dikatakan benar-benar bertaubat dan ia disebut menjadi salah satu tersangka yang tegar dalam menghadapi regu tembak.
“Bahkan nasehati saya. ‘Pak Edi enggak usah khawatir, nanti kan kita ketemu bareng-bareng di surga’. Enggak ada (gentar dan goyah). Dia itu terus melafalkan apa yang kami tuntunkan, masih hapal dengan enaknya,” ucap Edi menceritakan.
“Dia itu sudah nyantri betul. Sudah taubat betul,” kata Edi.
Edi mengaku bahwa tugasnya memberikan bimbingan pada Freddy Budiman, yang kala itu sudah terpengaruh narkoba bukanlah hal mudah. Ia bahkan harus dihadapkan dengan cuaca ekstrem yang terjadi di lapas Nusakambangan sebelum Freddy dieksekusi.
“Saya sampai cari kursi plastik, karena waktu itu petir sudah masuk sampai air (banjir) itu sudah nyala. Kemasukkan wus sudah ngeri lah. Saya takut nanti saya kena petir, sehingga saya cari kursi plastik dan berdiri di atasnya untuk mengamankan diri agar tidak terkena sambaran (petir) gitu,” ucap Edi.
“Setelah itu selesai (dieksekusi), kemudian dirawat, lalu kita salatkan karena sudah ada tempat untuk menyolatkan. Jadi, itu indah itu, enggak ada (kendala). Bahkan tenang sekali, betul,” pungkas Edi.