Bintang Terang Komjen Rycko Amelza, Mantan Ajudan SBY Disebut Calon Kuat Kapolri
Salah satu nama calon Kapolri terkuat rupanya Komjen Rycko Amelza, mantan ajudan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) periode 2009-2012.
Waktu tak terasa berlalu. Kapolri Jenderal Idham Azis sekitar kurang dari 6 bulan lagi akan purna tugas. Tak heran, di internal Korps Bhayangkara sudah mulai marak membahas siapakah Perwira Tinggi (Pati) berikutnya yang akan memegang tongkat komando Tribrata Satu.
Rupanya salah satu nama kandidat berpotensi itu merupakan mantan ajudan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bahkan dikatakan Komjen Rycko Amelza sebagai kandidat terkuat Kapolri berikutnya.
-
Kapan Ammar Zoni tiba di Kejaksaan Negeri Jakarta Barat? Mantan suami Irish Bella ini tiba di Kejaksaan Negeri Jakarta Barat menggunakan mobil tahanan sekitar pukul 10.50 WIB.
-
Kenapa Ari Dono Sukmanto menjadi Kapolri? Saat itu Ari yang berkedudukan sebagai Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia atau Wakapolri naik menjadi Kapolri sebagai pelaksana tugas.
-
Di mana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berada ketika HUT PP Polri? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kapan Ari Dono Sukmanto menjabat sebagai Kapolri? Dia menjabat antara 23 Oktober 2019 hingga 1 November 2019 alias 1 pekan 2 hari.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Di mana Kapolri meninjau kesiapan mudik Lebaran? Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto meninjau kesiapan mudik Lebaran di Pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana, Bali, Kamis (4/4).
8 Nama Lulusan Akpol Tahun 1988-1991
Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengatakan setidaknya terdapat delapan nama yang berpotensi melaju menjadi orang nomor satu di Korps Bhayangkara itu selanjutnya.
"Dari pendataan IPW ke-delapan nama itu, terdiri dari lima jenderal bintang tiga (Komjen) dan tiga bintang dua (Irjen)," kata Neta dalam keterangannya, Jumat (12/6).
Neta S Pane menambahkan delapan nama tersebut merupakan lulusan Akademi Kepolisian mulai dari tahun 1988 A hingga tahun 1991.
Nama Kandidat Kapolri
Dikatakan sebelumnya, terdapat 8 nama calon yang berpotensi menjadi Kapolri selanjutnya. Mereka adalah Komjen Rycko Amelza Dahniel (Kabaintelkam), Komjen Agus Andrianto (Kabaharkam), Komjen Boy Rafly (Kepala BNPT), Komjen Listyo Sigit Prabowo (Kabareskrim), dan Komjen Gatot Eddy Pramono (Wakapolri).
©2020 Merdeka.com/Nur Habibie
Sementara untuk bintang dua, ada Irjen Nana Sudjana (Kapolda Metro Jaya), Irjen Ahmad Lufti (Kapolda Jateng), dan Irjen Fadhil Imran (Kapolda Jatim).
"Ketiga jenderal bintang dua ini bisa masuk bursa calon Kapolri karena menjelang Idham Azis pensiun ada dua posisi jenderal bintang tiga yang bakal pensiun, yakni Kepala BNN dan Sestama Lemhanas. Bahkan, jika menjelang 1 Juli ini posisi Kakorbrimob dijadikan bintang tiga, peluang jenderal bintang dua untuk masuk menjadi bintang tiga menjadi tiga posisi. Sebab, keberadaan Kakorbrimob dengan pangkat Komjen sudah disetujui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan tinggal menunggu penetapan dan pelantikan saja," paparnya..
Kandidat Akan Digodok Wanjakti
Lebih lanjut, Neta S Pane menjelaskan nama-nama yang muncul sebagai kandidat pengganti Kapolri Jenderal Idham Azis akan digodok oleh Dewan Kebijakan Tinggi (Wanjakti) Polri. Diketuai langsung oleh Wakapolri serta anggotanya Irwasum, Assisten SDM, dan Kadiv Propam.
"Nama-nama yang digodok Wanjakti ini lalu diserahkan Kapolri kepada Presiden untuk dipilih, kemudian dilakukan uji kepatutan di Komisi III DPR. Di sisi lain Kompolnas juga memberikan nama nama calon Kapolri sebagai usulan kepada Presiden," tuturnya.
Tiga Kelompok yang Menonjol
Neta S Pane juga menilai dalam bursa calon Kapolri kali ini, IPW melihat setidaknya ada tiga kelompok yang menonjol. Mulai dari 'Geng Solo' terdiri dari jenderal-jenderal yang pernah bertugas di Solo, 'Geng Idham' terdiri jenderal-jenderal yang dekat dengan Kapolri Idham Azis, serta 'Geng Netral' di mana mereka dekat dengan semua pihak.
©2020 Merdeka.com/Youtube KOMPAS TV
"Yang menarik dalam dinamika teraktual di Polri, tiga kelompok yang sempat mendominasi putaran elite kekuasaan di Polri, saat ini sudah terkikis dan tersingkir dari putaran elite kekuasaan internal kepolisian tersebut, yakni Geng Syafruddin, Geng Tito, dan Geng BG." sambungnya.
Geng BG Tersingkir
Adapun kelompok Syafruddin dan Tito di era Kapolri Idham Azis secara perlahan namun pasti tersingkir dari putaran elite kekuasaan di kepolisian.
"Sementara Geng BG tersisih di luar lembaga kepolisian, meski mendapat pangkat menjadi jenderal bintang tiga. Apakah jenderal jenderal bintang tiga Geng BG yang berada di luar Polri ini bisa kembali ke internal kepolisian dan masuk dalam bursa calon Kapolri, kita tunggu saja," tuturnya.
Komjen Rycko Amelza dan Irjen Fadil Calon Terkuat
Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane menambahkan, terdapat dua nama yang dinilai menjadi calon terkuat. Mereka adalah Komjen Rycko Amelza dan Irjen Fadil.
©2019 Merdeka.com/Arie Sunaryo
"Pertama, adalah nama mantan ajudan Presiden SBY, Komjen Rycko disebut sebut sebagai calon kuat Kapolri pengganti Idham Azis, mengingat yang bersangkutan adalah Adimakayasa Akpol 88 B. Jika hal itu terjadi tentunya ini menjadi fenomena baru, tidak hanya di dalam dinamika kepolisian tetapi juga dalam dinamika politik, di mana mantan ajudan Presiden SBY bisa menjadi Kapolri di era Presiden Jokowi." paparnya.
"Kedua, disebut sebutnya nama Irjen Fadil sebagai calon pengganti Idham Azis mengingat Kapolda Jatim itu adalah salah satu 'tim sukses' saat Idham mengikuti uji kepatutan di DPR. Terlepas siapa pun yang menjadi Kapolri yang dipilih Presiden Jokowi nanti, dinamika prosesnya menarik untuk dicermati. Selain itu tugas berat tentunya menanti." jelasnya.
Komjen Rycko Amelza
Komjen. Pol. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si. digadang-gadang sebagai salah satu kandidat terkuat dalam pemilihan Kapolri selanjutnya. Komjen Rycko Amelza merupakan seorang perwira tinggi Polri. Beliau tengah menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri sejak 1 Mei 2020.
Perwira tinggi lulusan terbaik Akademi Kepolisian tahun 1988 ini berpengalaman dalam bidang reserse. Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini yakni Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah.
Tugas pertama Komjen Rycko sebagai Kepala Unit Kejahatan dengan Kekerasan di Polres Metro Jakarta Pusat. Kemudian dilanjutkan sebagai instruktur di Akademi Kepolisian Semarang. Komjen Rycko Amelza lantas mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan menjadi lulusan predikat terbaik pada tahun 1993.
Mantan Ajudan SBY
Usai menjalani pendidikan, Rycko Amelza kembali bertugas di Polres Metro Jakarta Pusat. Kemudian dilanjutkan menjadi Kasat Reserse Polres Jakarta Selatan dan sebagai Wakasat Ekonomi Polda Metro Jaya.
©2014 Merdeka.com
Pada tahun 2002, Rycko Amelza kembali mengikuti pendidikan Sespimpol dan lulus dengan predikat terbaik untuk penulisan Naskah Strategis. Rycko Amelza tercatat pernah menduduki beberapa jabatan penting di antaranya yakni Kapolres Jakarta Utara.
Komjen Rycko Amelza juga pernah dipromosikan menjadi ajudan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dilanjutkan dengan menjabat sebagai Kepala Lembaga Kerjasama Pendidikan Dit PPITK PTIK, lembaga yang menginduk pada Lemdikpol. Lalu sebagai Wakapolda Jawa Barat dan kini menjabat sebagai Ketua STIK atau dulu dikenal sebagai PTIK.
Kenaikan Pangkat Luar Biasa
Komjen. Pol. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si. termasuk dalam salah satu perwira yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Hal ini terjadi saat Komjen Rycko Amelza tergabung dalam tim Badan Reserse Kriminal Polri atau Bareskrim Polri).
Saat itu, Komjen Rycko Amelza turut serta melumpuhkan teroris Dr. Azahari serta kelompoknya. Aksi pelumpuhan itu terjadi pada 9 November 2005 di Kota Batu, Malang, Jawa Timur.
Jenjang Pangkat
Menjadi seorang perwira tinggi Polri, Komjen. Pol. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si. tentu memiliki pangkat yang cukup tinggi. Berikut riwayat kepangkatan Komjen Rycko Amelza, kandidat Kapolri selanjutnya:
©2019 Merdeka.com/Arie Sunaryo
- Letnan Dua (26/07/1988)
- Letnan Satu (01/04/1991)
- Kapten (01/10/1994)
- Mayor (01/10/1999)
- Ajun Komisaris Besar Polisi (01/07/2003)
- Komisaris Besar Polisi (23/11/2005)
- Brigadir Jenderal Polisi (23/02/2013)
- Inspektur Jenderal Polisi (14/10/2014)
- Komisaris Jenderal Polisi (20/05/2020)