Bisnis Receh Jembatan Perahu Haji Endang Beromzet Perhari Rp35 juta
Di balik perjalanan tol dari Jakarta menuju Bandung, ada bisnis receh beromzet fantastis.
Di balik perjalanan tol dari Jakarta menuju Bandung, ada bisnis receh dengan omzet fantastis. Haji Endang kreatif membuat jembatan perahu. Kini beromzet Rp35 juta per hari dengan 40 karyawan.
Jembatan itu menggabungkan antara Desa Parung Mulya dengan Desa Anggadita, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, diminati banyak orang. Lantaran bisa menjadi jalur alternatif menghemat waktu perjalanan sekira 20 menit.
Simak ulasannya berikut ini, seperti dihimpun dari kanal YouTube Kopiko78 Official, Senin (27/12).
Jembatan Perahu Viral
Baru-baru ini jembatan berada di balik jalan Tol Citarum menggabungkan Jakarta ke Bandung tengah viral. Jembatan perahu milik Haji Endang itu dibangun sejak 2010 dengan beberapa tahapan dan sekian kali gagal.
Kanal YouTube Kopiko78 Official ©2021 Merdeka.com
Haji Endang kerap tampil sederhana dan berbaur bak warga biasa. Meski diketahui kini sudah menjadi seorang yang tajir melintir.
"Ini saya juga rasa orang-orang yang lewat, kalau pak Haji lewat enggak ada yang tahu kalau ini jembatan punya bapak. Enggak semuanya tahu, main lewat-lewat saja," kata Ibnu Jamil.
"Iya ada yang tahu, ada yang enggak. Karena saya juga sering pakai celana pendek, kaos, kadang enggak pakai baju," tukas Haji Endang.
"Pak Haji, kalau jembatan ini mau dibeli sama Raffi Ahmad kasih? Siapa tahu nama jembatannya jadi Rans," kelakar Ibnu.
"Wa kurang tahu kalau sama keluarga. Nanti sudah bukan 7 turunan lagi," jawabnya.
Tetap Perhatikan Lingkungan
Kanal YouTube Kopiko78 Official ©2021 Merdeka.com
Menurut informasi yang dihimpun, kini Haji Endang sudah memiliki 40 karyawan berjaga di kedua sisi jembatan. Setiap kendaraan dan orang yang lewat akan dimintai bayaran.
Hebatnya lagi, Haji Endang bisa mengantongi omzet mencapai Rp35 juta per hari. Dana tersebut digunakan untuk biaya perawatan jembatan dan menggaji para karyawan.
Meski bisa meraup banyak keuntungan, bukan berarti Haji Endang bisa seenaknya. Ia mengaku tetap memerhatikan kondisi lingkungan dan mengurus perizinan.
"Pak Haji enggak ada niat double deck?" tanya Ibnu.
"Kalau itu kan harus izin dulu. Karena kalau ada penyumbatan air kan enggak boleh. Kedua, kalau pakai itu bisa memangkas jam kerja," terang Haji Endang.
"Iya betul, berarti lingkungan juga diperhatikan," tambah Ibnu.
Mobil Dilarang Lewat
Kanal YouTube Kopiko78 Official ©2021 Merdeka.com
Jembatan perahu itu terbuat dari besi cukup kuat. Tapi tidak bisa menahan beban kendaraan besar.
Sehingga mobil diperbolehkan lewat hanya saat keadaan darurat, seperti kecelakaan atau macet parah. Bahkan dengan syarat, satu mobil pun hanya ditumpangi tiga orang.
"Ini enggak boleh mobil. Tapi dipakai mobil kalau emergency saja, misal ada kecelakaan atau macet. Nanti kita kasih izin. Tapi dibatasi paling semobil tiga orang," papar Haji Endang.
Ide Jembatan Perahu Sempat Ditolak
Tahun 2010 tersirat ide untuk membuat jembatan perahu. Haji Endang memberanikan diri meminjam modal ke bank. Awalnya terbuat dari kayu yang rupanya tidak awet dan bautnya pernah terbawa arus.
Kanal YouTube Kopiko78 Official ©2021 Merdeka.com
Tak ingin menyerah, Haji Endang memutar otak dan membuat jembatan perahu lagi dengan pelat besi. Idenya sempat ditolak oleh sebagian warga yang khawatir desanya menjadi ramai.
"Tapi dulu waktu kita ngebangun, biasa ada pro-kontra. Katanya takut ada pencoleng, pencuri karena jadi ramai. Karena beliau-beliau ini belum tahu peluang," ujar Haji Endang.
Tapi semenjak ramai, justru dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai lahan bisnis baru.
"Setelah tahu ramai, mereka berlomba-lomba buka warung di sini. Tapi saya dukung, kita enggak ada istilah bersaing, jangan ada iri dengki, kalau rezeki Allah yang ngatur," pungkasnya.
Video Jembatan Perahu Haji Endang
Jembatan perahu milik Haji Endang viral. Setiap motor lewat dibanderol Rp2.000 dan pejalan kaki Rp1.000.
Berikut videonya.
View this post on Instagram