Curigai Penyusupan PKI, Gatot Ungkap Tiga Patung Jenderal Hilang di Markas Kostrad
Gatot Nurmantyo curigai adanya penyusupan PKI di tubuh TNI menyusul hilangnya tiga patung Jenderal di Markas Kostrad.
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmatyo, mencurigai adanya penyusupan pendukung Partai Komunis Indonesia (PKI) di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Tudingan adanya penyusupan paham komunis di institusi TNI itu, dilontarkan Gatot menyusul hilangnya tiga patung Jenderal TNI yang ada di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Bagaimana TNI AU mengebom Purwodadi yang dikuasai PKI? TNI AU Mengebom Purwodadi yang dikuasai PKI. Serangan udara itu berhasil membuat pasukan PKI kocar-kacir dan batal melakukan eksekusi pada sejumlah tawanan. Kadet Udara I Aryono menerbangkan pesawat, sementara Kapten Mardanus duduk di belakangnya menjadi observer udara. Mereka terbang rendah kemudian menjatuhkan bom di komplek kantor kabupaten. Misi itu sukses.
-
Apa yang berhasil diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia. Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
Sebab, barang-barang yang hilang itu disebut berkaitan dengan peristiwa penumpasan komunisme di Tanah Air pada era Orde Lama. Simak ulasan selengkapnya:
Tiga Patung Jenderal di Markas Kostrad Disebut Hilang
Dalam acara webinar berjudul 'TNI vs PKI' yang dilaksanakan pada Minggu (26/9) lalu, Gatot mengatakan, bahwa menghilangnya patung beberapa Jenderal di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad itu menjadi salah satu tanda adanya penyusupan kembali paham komunisme di tubuh TNI.
Adapun patung yang hilang di antaranya patung Presiden ke-2 RI Soeharto, Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo, dan Jenderal AH Nasution. Ketiga patung Jenderal tersebut dibuat untuk merekonstruksikan sejarah saat mengatasi pemberontakan G30SPKI.
Youtube/Kang Jana Tea ©2021 Merdeka.com
Menurut Gatot, hilangnya patung-patung penumpas PKI dari Museum Dharma Bakti itu menjadi bukti nyata jurang kehancuran berada di depan mata. Ia juga meyakini adanya indikasi upaya menghilangkan sejarah bagaimana para pemimpin saat itu melawan pemberontak PKI.
"Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata, baru saja terjadi adalah museum Kostrad dalam ruang kerja pak Harto (Soeharto) ada patung yang menggambarkan (sejarah penumpasan PKI)," ungkap Gatot pada acara webinar.
Youtube/Kang Jana Tea ©2021 Merdeka.com
Potret Patung Sudah Tidak Ada di Ruangan
Dalam cuplikan video yang dibagikan di acara webinar tersebut, membagikan potret suasana salah satu ruangan di museum Dharma Bhakti yang ada di Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
Youtube/Kang Jana Tea ©2021 Merdeka.com
Di ruangan yang digambarkan sebagai ruang kerja Presiden ke-2 RI, diceritakan momen pertemuan antara Soeharto, Sarwo Edhie, dan Jenderal Nasution. Patung-Patung itu disebut sebagai saksi sejarah bagaimana mengatasi pemberontakan G30SPKI. Namun, patung tersebut kini dikatakan sudah tidak ada di ruangan itu.
"Ini menunjukkan bahwa mau tidak mau kita harus akui, dalam menghadapi pemberontakan G30SPKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus yang dulu Resimen Para Komando dan Sarwo Edhie, dan peran Jenderal Nasution, peran KKO jelas akan dihapuskan dan (tiga) patung itu sekarang tidak ada, sudah bersih," kata Gatot.
Youtube/Kang Jana Tea ©2021 Merdeka.com
Tanggapan Kostrad
Menimpali polemik tersebut, Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Inf Haryantana membantah keras pernyataan Gatot. Ia mengatakan, Kostrad tidak pernah membongkar atau menghilangkan patung sejarah (penumpasan G30S/PKI) Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad. Namun, Haryantana menyebut, pembongkaran patung-patung itu murni permintaan dari sosok pembuat patung itu sendiri.
"Pembongkaran patung-patung tersebut murni permintaan Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide dan untuk ketenangan lahir dan batin," kata Haryantana, Senin (27/9).
Menurut Haryantana, Azmyn Yusri sendirilah yang meminta langsung kepada Pangkostrad Letjen TNI Dudung untuk dapat menyerahkan patung-patung tersebut kepadanya.
"Patung itu yang membuat Letjen TNI (Purn) AY (Azmyn Yusri) Nasution saat beliau menjabat Pangkostrad, kemudian pada tanggal 30 Agustus 2021 Pak AY (Azmyn Yusri) Nasution meminta kepada Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurrahman untuk diserahkan kembali pada Letjen TNI Purn AY (Azmyn Yusri) Nasution," ujarnya, seperti diberitakan Antara.