Dikonsumsi Paling Besar, Mungkinkah Premium dan Pertalite Tak Dijual di Indonesia?
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menyebut BBM (Bahan Bakar Minyak) jenis premium dan pertalite seharusnya tak boleh lagi dijual di Indonesia.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menyebut BBM (Bahan Bakar Minyak) jenis premium dan pertalite seharusnya tak boleh lagi dijual di Indonesia. Kedua jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) tersebut diketahui memiliki nilai research octane number (RON) di bawah 91.
Menurutnya, upaya tersebut dilakukan demi menekan emisi gas rumah kaca dan mendorong masyarakat menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.
-
Siapa yang mengungkapkan wacana pembatasan pembelian BBM subsidi? Dilansir dari Antara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pernah mengungkapkan wacana pembatasan pembelian BBM bersubsidi.
-
Apa yang ingin dicapai dengan mengalihkan subsidi BBM? Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya," tegasnya di Jakarta, Senin (5/8)."Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan," kata Rachmat.
-
Bagaimana cara untuk mencegah penyalahgunaan BBM subsidi dalam kelompok kolektif? “Kalaupun pada saat melakukan transaksi pembelian ini diwakilkan kepada satu orang dalam anggota tersebut, maka anggota konsumen pengguna yang lain wajib melampirkan surat rekomendasi kepemilikan masing-masing,” tegas Harya.
-
Kenapa pemerintah mau mengalihkan anggaran subsidi BBM? Melalui opsi tersebut, pemerintah bakal mengalihkan anggaran subsidi untuk membiayai kenaikan kualitas BBM melalui pembatasan subsidi bagi sebagian jenis kendaraan.
-
Bagaimana cara Pertamina memastikan penyaluran BBM subsidi tepat sasaran? ia menambahkan, Pertamina Patra Niaga terus mendukung upaya pemerintah agar penyaluran BBM subsidi tepat sasaran. Dengan cara melakukan pendataan pengguna BBM Subsidi melalui pendaftaran QR Code pada laman www.subsiditepat.mypertamina.id.
-
Bagaimana cara pemerintah untuk mengalihkan subsidi BBM? Implementasinya menunggu revisi Peraturan Pemerintah (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak rampung.
Sejalan dengan Permen LHK Nomor 20 Tahun 2017
Pernyataan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) itu sejalan dengan Permen LHK Nomor 20 Tahun 2017. Di mana mensyaratkan gasoline yang dijual minimum harus mempunyai nilai research octane number (RON) 91.
©Liputan6.com/Bawono Yadika
Sedangkan, untuk premium memiliki nilai research octane number (RON) 88. Untuk pertalite memiliki nilai research octane number (RON) 90.
Tidak Boleh Dijual di Pasar
Nicke Widyawati lebih lanjut mengatakan, jika mengikuti aturan tersebut itu berarti kedua jenis BBM tersebut tak bisa dijual di pasaran.
"Artinya ada dua produk yang kemudian tidak boleh lagi dijual di pasar kalau mengikuti aturan tersebut yaitu premium dan pertalite," ujar Nicke saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan DPR, Jakarta, Senin (31/8).
Konsumsi Paling Besar
Kendati begitu, Nicke tak menampik bila kedua jenis BBM tersebut memiliki porsi konsumsi yang paling besar. Tercatat pada 22 Agustus 2020, penjualan BBM jenis premium mencapai 24.000 kiloliter (KL). Sedangkan, BBM jenis pertalite terjual sebesar 515.000 KL.
©2020 Merdeka.com/Arie Basuki
Kemudian, untuk penjualan BBM dengan RON di atas 91 yakni pertamax dengan RON 92 penjualan tercatat sebesar 10.000 KL. Dan untuk pertamax Turbo dengan RON 98 terjual sebesar 700 KL.
Coba Lakukan Pengelolaan
Melihat indeks penjualan tersebut, Nicke Widyawati tak bisa langsung menghentikan produksi dan distribusi BBM jenis premium dan pertalite. Pihaknya akan mencoba berupaya melakukan pengelolaan dengan benar.
"Namun demikian kita akan mencoba melakukan pengelolaan hal ini karena premium dan pertalite ini porsi konsumsi paling besar. Karena itu kita segera mendorong bagaimana konsumen mampu untuk beralih ke BBM lebih ramah lingkungan," tandasnya.
Mulan Jameela Minta Pertamina Kaji Kembali
Mulan Jameela, salah satu anggota DPR meminta PT Pertamina (Persero) untuk melakukan pengkajian secara menyeluruh. Kajian tersebut sebaiknya dilakukan sebelum pihaknya memutuskan untuk menghapus premium dan pertalite di pasaran. Apalagi, keduanya jenis BBM tersebut cukup tinggi dikonsumsi oleh warga Indonesia.
©Kapanlagi
"Ada beberapa yang perlu diperhatikan pertamina dalam rencana penghapusan premium dan pertalite ini, yang pertama kami ingin menanyakan sejauh mana Pertamina sudah melakukan kajian yang mendalam dan lebih luas lagi terhadap masyarakat terkait rencana penghapusan premium dan pertalite ini," ujarnya dalam Raker di DPR, Jakarta, Senin (31/8).
Kaji Dampak di Tengah Pandemi Covid-19
Mulan juga meminta PT Pertamina (Persero) pertimbangkan secara matang mengingat saat ini masyarakat masih berada dan menghadapi pandemi Covid-19. Menurutnya, jangan sampai nantinya kebijakan tersebut justru memberikan kesulitan baru masyarakat.
"Kedua, apakah Pertamina sudah memikirkan dampaknya terhadap masyarakat mengingat saat ini sedang mengalami ujian pandemi Covid. Karena apabila premium dan pertalite dihapus tentu akan berdampak tidak baik bagi masyarakat," paparnya.
Harga Premium dan Pertamax Disetarakan
Untuk mengurangi ketergantungan atas premium dan pertalite, Mulan menyarankan perusahaan pelat merah itu menyetarakan harga premium dengan pertamax. Dengan begitu, masyarakat bisa beralih menggunakan BBM jenis pertamax.
©2020 Liputan6.com/Helmi Fithriansyah
"Sekedar masukan saja apabila akan dihapus, apa memungkinkan harga pertamax bisa diturunkan mungkin bisa jadi sama dengan harga premium? Mungkin itu bisa jadi solusi," tandasnya.