Dokter Forensik ini Ungkap Kasus Pembunuhan Bayi dari Belatung, Sosoknya Dulu Ramai Disorot di Kasus Kopi Sianida Mirna
Cerita ahli forensik Indonesia pernah ungkap kasus pembunuhan dari hasil otopsi.
Cerita ahli forensik Indonesia pernah ungkap kasus pembunuhan dari hasil otopsi.
Dokter Forensik ini Ungkap Kasus Pembunuhan Bayi dari Belatung, Sosoknya Dulu Ramai Disorot di Kasus Kopi Sianida Mirna
Kasus tersebut terungkap berkat hasil otopsi yang dilakukan olehnya. Hal itu ia sampaikan ketika menjadi bintang tamu di kanal Youtube X-UNDERCOVER.
Sosok dokter forensik satu ini sebelumnya pernah jadi sorotan saat ia terlibat dalam penanganan kasus kopi sianida. Simak ulasannya:
Cerita Dokter Djaja Atmadja
Dalam video yang diunggah, Dokter Djaja membagikan pengalamannya ketika diminta untuk melakukan otopsi terhadap dua mayat ibu dan anak.
- Bukan Diperkosa, Hasil Autopsi Balita Tewas di Pasar Rebo Jakarta Timur Akibat Sakit Infeksi Paru-Paru
- Dokter Forensik Ungkap Fakta Penyebab Jurnalis Rico Sempurna Tewas Terbakar di Karo
- Ini Bukti Temuan Dokter Forensik saat Rontgen Kepala Polisi yang Diduga Bunuh Diri di Mampang
- Kronologi Santri di Jambi Tewas Penuh Luka: Telepon Ibu Mau Kasih Kejutan, 2 Jam Kemudian Meninggal
Pada saat itu, Djaja disebut masih bekerja di Rumah Sakit PMI Bogor, Jawa Barat.
"Kasus ini menarik, jadi (dulu) pernah polisi mengirim seorang ibu dengan anak yang kondisinya sudah membusuk & penuh belatung," kata Djaja.
Djaja diminta melakukan otopsi terhadap dua mayat ibu dan anak.
Pada saat itu, kasus tersebut sulit diungkap oleh polisi karena tidak ada jejak ataupun saksi di lokasi penemuan mayat.
Djaja kemudian meyakini jika wanita tersebut tewas lantaran luka pukul di kepala setelah melakukan pemeriksaan.
"Diperiksa ibunya ternyata kepalanya pecah, dia sudah busuk tapi kepalanya pecah. Batok kepalanya itu sudah retak-retak dan saya tahu itu retaknya sebelum mati," kata Djaja.
"Karena di pecahan itu ada darah seperti cincau nempel, itu berarti artinya pukulan itu (dilakukan) pada saat dia masih hidup," tambahnya.
Saat memeriksa mayat si anak, Djaja mengaku jika dia sempat mengalami kesulitan.
Sebab jaringan lunak pada tubuh anak berusia 5 tahun itu sudah hancur. Namun, ada satu hal yang membuat Djaja curiga.
"Pada waktu itu enggak ada petunjuk lain. Jadi saya panggil polisinya saya bilang, 'pak ibunya ini digebuk orang bukan jatuh, jadi ada tersangkanya'," kata Djaja.
"Kalau untuk (mayat) anaknya saya enggak dapat apa-apa terus terang. Tapi ada petunjuk anak ini kemungkinan besar digorok lehernya dan selangkangannya," tambahnya.
Dia menyebut, ditemukannya belatung di area selangkangan dengan kondisi tanpa luka merupakan hal yang mencurigakan.
"Saya ngomong gitu, logika saya aja. Karena kalau dia tidak ada luka maka (belatung) akan ada di mulut, hidung, telinga, anus aja. Bukan di selangkangan," tegas Djaja.
Setelah diselidiki, polisi akhirnya berhasil menemukan pelaku pembunuhan yang ternyata merupakan suami dari mayat perempuan.
"Nah saya rasa itu adalah naluri seorang dokter, padahal tadinya tidak ada clue sama sekali.
Dan di situ kita lihat tersangka dari kasus pembunuhan biasanya adalah orang yang paling dekat," pungkasnya.
Sosok Dokter Djaja Surya Atmadja
Dokter Djaja Surya Atmadja sempat ramai diperbincangkan usai muncul dalam film dokumenter.
Film berjudul Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso itu membahas kasus Pembunuhan Wayan Mirna Salihin.
Djaja sebagai dokter yang sempat ikut melakukan otopsi menyatakan jika Mirna bukan meninggal karena sianida.
Pernyataan kontroversional itupun langsung ramai jadi sorotan.
Djaja Atmadja sendiri merupakan ahli forensik sekaligus dokter forensik DNA pertama di Indonesia.
Dia banyak terlibat dalam penyelidikan kasus kriminal yang memerlukan analisis forensik.