Dua Cara Bersedekah yang Salah, Pahalanya jadi Sia-Sia
Ada beberapa kesalahan dalam bersedekah yang sering kali tidak disadari.
Islam mendorong umatnya untuk melakukan berbagai amalan sunnah, salah satunya adalah sedekah. Sedekah tidak diukur dari seberapa banyak yang diberikan, karena dengan izin Allah, setiap sedekah akan mendatangkan berkah baik bagi si pemberi maupun penerima. Dalam Al-Qur'an, tepatnya dalam QS. Saba' ayat 39, Allah SWT memberikan jaminan bagi harta yang disedekahkan.
Artinya: "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya."
- Mengapa Kita Merasa Waktu Lebih Cepat Berlalu Seiring Bertambahnya Usia
- Tak Semangat Jalani Sahur, Pria Ini Sedih saat Dengar Pesan Sang Nenek: 'Belum Pasti Tahun Depan Bisa Puasa Bareng'
- Kata Selalu Salah yang Ungkapkan Kekesalan, Luapkan Perasaan
- Ini Alasan Mengapa Penting untuk Beristirahat Sehari di Tengah Kesibukan
Selain itu, Allah SWT juga menjanjikan perlindungan dari berbagai marabahaya dan kesengsaraan bagi hamba-Nya yang dengan tulus melakukan bersedekah. Namun, dalam praktiknya, kita sering melihat banyak sedekah yang dilakukan dengan cara yang tidak tepat, sehingga pahalanya menjadi hilang. Apa saja kesalahan tersebut? Berikut adalah penjelasannya yang diambil dari dream.co.id.
Sedekah Disertai Kata-Kata Menyakitkan
Terdapat beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan dalam beramal, seperti memberikan sedekah sambil melontarkan kata-kata yang menyakitkan. Misalnya, ada yang suka menonjolkan kebaikan diri sendiri di hadapan orang yang menerima sedekah, atau bahkan menyindir penerima sedekah tersebut. Praktik sedekah semacam ini tidak akan mendatangkan pahala. Hal ini disebabkan karena sedekah tersebut tidak dilakukan dengan tulus, melainkan dengan niat untuk pamer.
Allah SWT telah mengingatkan kita dalam firman-Nya yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah ayat 262: "Orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkankannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan tidak dengan menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka".
Oleh karena itu, penting untuk memahami makna sedekah yang sesungguhnya. Sedekah harus dilakukan dengan niat yang murni dan tanpa mengharapkan imbalan atau pengakuan dari orang lain. Dengan demikian, kita dapat meraih pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT. Selain itu, kita juga harus menjaga perasaan orang yang menerima sedekah agar tidak merasa tertekan atau tersakiti. Dengan cara ini, sedekah yang kita berikan akan menjadi berkah dan bermanfaat bagi semua pihak.
Sedekah Barang Tidak Halal dan Tidak Layak Digunakan
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyedekahkan barang-barang yang diperoleh dengan cara yang tidak halal, baik dari segi sifat maupun cara mendapatkannya. Barang-barang yang dihasilkan dari tindakan mencuri atau menipu tidak layak untuk disedekahkan. Selain itu, sering kali kualitas barang yang disedekahkan tidak menjadi perhatian. Misalnya, saat terjadi bencana, banyak orang yang menyedekahkan pakaian bekas yang sebenarnya sudah tidak layak digunakan. Akibatnya, pakaian tersebut menumpuk dan terlihat seperti sampah.
Dalam konteks ini, penting untuk menyadari bahwa sedekah seharusnya dilakukan dengan barang yang baik dan bermanfaat. Allah SWT mengingatkan kita dalam Surah Al-Baqarah ayat 267: "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi ini untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk, lalu kamu sendiri tidak mau mengambilnya, melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan, ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
Pesan ini menekankan pentingnya memilih barang yang berkualitas untuk disedekahkan, agar manfaatnya dapat dirasakan oleh orang-orang yang membutuhkan.