Dulu Sembunyikan Teroris Kelas Kakap, Mantan Napiter Hidupnya Berubah Kini Sukses
Ternyata ada peran dari Sri Puji Siswanto. Mantan napi terorisme yang kini menekuni budidaya ikan lele di Genuk, Kota Semarang. Ia bertugas menyembunyikan kedua tokoh tersebut dengan begitu apik, termasuk teroris Abu Tholut. Kini ia telah kembali ke masyarakat, mengaku ingin mengabdi pada masyarakat dan negara.
Indonesia sempat digemparkan dengan rentetan kasus pengeboman di berbagai kota-kota besar oleh kelompok terorisme. Teroris kelas kakap Noordin M Top asal Malaysia dan Dr. Azahari terlibat dalam aksi tersebut.
Keduanya tergabung dalam Jemaah Islamiyah (JI) yang menginduk pada Al-Qaeda. Mengingat kasus terbesarnya, peledakan World Trade Center, New York 2001. Selama sekian tahun mereka menjadi buronan yang sulit ditangkap.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Apa yang dirayakan di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme? Tujuan diadakannya peringatan ini untuk menghormati serta mendukung para korban terorisme serta melindungi hak asasi manusia.
-
Kapan Tania Nadira dilantik? Pada saat pelantikannya, Tania tampil cantik dengan mengenakan kerudung. Ia menutupi rambutnya dengan kerudung, meskipun tidak mengenakan hijab sepenuhnya.
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
Ternyata ada peran dari Sri Puji Siswanto. Mantan napi terorisme yang bertugas menyembunyikan kedua orang tersebut termasuk teroris Abu Tholut.
Kini ia telah kembali ke masyarakat, Sri mengaku ingin mengabdi demi Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI). Demikian dilansir melalui unggahan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Penasaran dengan sosok terbaru mantan narapidana terorisme ini? Simak informasinya berikut ini.
Dulu Perakit Bom Kini Budidaya Lele
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertandang ke rumah budidaya lele di Genuk, Kota Semarang.
Instagram @ganjar_pranowo ©2020 Merdeka.com
"Minggu jam 07.45 ini saya di Kecamatan Genuk. Ini saya bertemu dengan kawan-kawan pengusaha. Ini sahabat-sahabat saya, saudara-saudara ini sedang melakukan proses reintegrasi sosial," kata Ganjar Pranowo.
Siapa sangka, ternyata bisnis tersebut merupakan rintisan seorang mantan narapidana terorisme atau biasa disebut eks napiter. Ganjar mengaku salut dengan perubahan seorang perakit bom, banting setir menjadi pebisnis lele.
"Ini contoh yang bagus, bagaimana eks napiter bisa kembali diterima di tengah-tengah masyarakat," tulisnya dalam caption.
Saling Membantu dengan Masyarakat
Keberadaan lingkungan yang bisa menerima dengan baik, tentu menjadi pendorong. Termasuk yang dirasakan oleh Sri Puji Siswanto. Ia bersama para rekan sesama eks napiter, begitu dirangkul oleh warga. Sampai bisa membangun bisnis yang mulai besar dan sukses.
"Pak RT mendukung, pengusaha dan masyarakat mendukung, akhirnya mereka diterima, saling bantu bahkan bisnis bareng. Narasi-narasi positif inilah yang harus kita gaungkan. Lancar terus ya Mas Puji untuk usahanya," tulis Ganjar dalam keterangan video.
Peluang Ekonomi Bersama
Instagram @ganjar_pranowo ©2020 Merdeka.com
Budidaya lele yang kini ikut menopang ekonomi masyarakat. Bukan hanya bagi para mantan narapidana terorisme tersebut. Pria yang akrab disapa Puji itu juga telah benar-benar ingin kembali mengabdi pada negara. Melalui perannya di lingkungan dan bermanfaat bagi orang lain.
"Jadi ada satu wadah, sebagai komunitas eks narapidana terorisme yang segera kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Kemudian kita bersama-sama, berkontribusi untuk negeri," ungkap Mahmudi atau yang juga disapa Yusuf.
Dulu Sembunyikan Teroris Kelas Kakap
Instagram @ganjar_pranowo ©2020 Merdeka.com
Puji merupakan eks napiter terkait kasus penyembunyian Noordin M Top dan dokter Azhari tahun 2005. Selanjutnya di 2010 ia sempat menyembunyikan juga teroris Abu Tholut.
"Kalau saya dulu pernah menyembunyikan DPO. Terutama dokter Azhari sama Noordin M Top itu tahun 2005. Terus kemudia Abu Tholut yang di Aceh," papar Puji.
"Jadi, sampeyan tukang ndelikke? (kamu tukang menyembunyikan) haha," canda Ganjar bertanya.
"Njih (iya)," jawabnya tertawa kecil.
Bisnis Ternak Lele
Merangkul orang sekitar, Puji memulai dengan menebar 7500 bibit ikan lele. Meski masih terbilang sederhana, namun bisnis itu sudah bisa memberi manfaat ekonomi. Baik bagi para eks napiter, serta warga setempat yang membutuhkan pekerjaan.
Tak disangka, di balik perjuangan membangun bisnis dengan sebutan teroris yang pernah tersemat pada dirinya. Tentu masih ada yang memandang negatif. Meski begitu, para tetangga dinilai baik dan masih banyak yang mau bangkit bersama.
"Saya sebagai tetangga dari pak Puji dan kebetulan non muslim juga dari etnis Tionghoa, kami bisa bersinergi untuk memajukan kampung kami dengan melakukan usaha lele tersebut. Yang kedepannya akan dibuat saung-saung untuk bisa makan ditempat dari hasil budi daya lele tersebut," tulis @an_chandra_wibowo.
Pesan Supaya Tidak Terjerumus
Instagram @ganjar_pranowo ©2020 Merdeka.com
Mengenang masa lalu Puji yang cukup mengerikan, ia sampai berpesan supaya orang lain tidak terjerumus seperti dirinya.
"Kami berpesan pada masyarakat. Pada umumnya, untuk bagaimana kita agar tidak terpapar atau tidak terbawa dengan paham-paham yang intoleransi, radikalisme dan terorisme. Perbanyaklah pergaulan, bukalah pintu komunikasi, bukalah pintu dialog," ujar Puji.
Termasuk juga untuk tidak tersulut dengan provokasi. Alangkah baiknya menimbang segala informasi terlebih dahulu.
"Sehingga kita banyak pembanding-pembanding. Ajakan-ajakan yang selalu membenturkan. Kemudian selalu mencoba untuk membeda-bedakan sesuatu yang sebenarnya itu belum tentu beda," imbuhnya.
Hikmah Tersendiri
Instagram @ganjar_pranowo ©2020 Merdeka.com
Setiap orang pasti memiliki pengalaman pahitnya masing-masing. Taraf ujian Tuhan berbeda. Meski semua diberi kesempatan untuk berubah. Ganjar sekian kali salut pada sang mantan napiter, yang kini mau memulai bisnis dan berperan di masyarakat.
"Jadi ini pengalaman saudara-saudara kita yang sudah pernah melakukan sesuatu. Ya setidaknya ketika orang berjalan, pernah tersesat. Sekarang Insyaa Allah kembali ke jalan yang benar dan jadi pengusaha lele. Kamu harus ke sini makan lele. Matur nuwun ya mas ya," tutup Ganjar berpamitan.
Komentar Para Netizen
Tak sedikit warganet yang memuji cara Puji memilih jalan kebaikannya. Mereka menyematkan doa dan bentuk salut di kolom komentar.
Instagram @ganjar_pranowo ©2020 Merdeka.com
"Alhamdulillah, karena dr dasarnya,didunia ini Ndak manusia yang sempurna, semua punya kekurangan masing-masing 🙏🙏," tulis @6endarlanjari.
"Bukti nyata 'dimanapun kapanpun kita berada ketika kita punya skill(jiwa terampil) -> gk akan ada matinya," tulis @irwan_ananta27.
"Wouw hebat ya, jika mereka dapat berkarya dan menjadi pelopor utk yg lainnya 👍👍👍," tulis @tiensal2020.
Video
Berikut video kunjungan Ganjar Pranowo ke lahan bisnis ternak lele milik para eks narapidana terorisme.
View this post on Instagram