Dulu Tukang Angkut Galon Air, Kini Anak Pedagang Pasar ini jadi Jenderal TNI
Simak pengalaman sosok Jenderal TNI berikut ini. Siapa sangka dulu pernah angkut galon setiap hari demi raih cita-cita jadi tentara.
Simak pengalaman sosok Jenderal TNI berikut ini. Siapa sangka dulu pernah angkut galon setiap hari demi raih cita-cita jadi tentara.
Dulu Tukang Angkut Galon Air, Kini Anak Pedagang Pasar ini jadi Jenderal TNI
"Setiap langkah besar dimulai dengan mimpi. Ikuti cerita saya tentang bagaimana saya memilih jalan menjadi tentara.
Keputusan ini didorong oleh keinginan sederhana: untuk tidak membebani orang tua."
Tulis unggahan sang jenderal anak pedagang via Instagram @faridmakrufma
Pengalaman hidup yang penuh keprihatinan tak membuat sosok ini patah semangat dalam mengejar cita-citanya menjadi tentara.
Terinspirasi dari film perang, siapa yang menyangka bocah anak pedagang pasar ini bisa masuk dalam jajaran jenderal bintang dua TNI.
Berkat kerja keras dan tekad yang kuat, dia mampu menembus ketatnya pendidikan Akmil hingga mampu mewujudkan cita-citanya menjadi seorang Perwira TNI.
Siapa sosok yang dimaksud? Dilansir dari akun Instagram @faridmakrufma, Kamis (7/12) berikut kisah masa kecil sang jenderal.
Ingin Jadi Tentara Karena Film Perang
Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kakostrad) Mayjen TNI Farid Makruf merupakan sosok anak pedagang yang dimaksud.
Obsesinya untuk menjadi tentara sudah ada sejak dia masih kecil. Farid Makruf mengaku bahwa ia terinspirasi dari film perang 'Combat' karena strategi perangnya.
"Saya itu dari kecil suka perang-perangan, terinspirasi dulu nonton film perang combat. Bintang filmnyaa tuh Rick Jason namanya."
"Perang antara Indian ngelawan koboi. Film perang kaya gitu itu saya suka karena ada strategi di dalamnya. Bagaimana kalau Indian menyerang Koboi dan Koboi menyerang Indian," kata Farid Makruf.
Melihat keinginan besar anaknya untuk menjadi seorang tentara, ayah Farid Makruf waktu itu membawakan koran berisi informasi pendaftaran Taruna TNI.
Farid waktu itu tidak tahu menahu apa yang dimaksud Taruna dan seperti apa pendidikannya.
"Terus suatu sore bapak saya bawa koran Tempo. Ini loh nak kalau kamu mau jadi Taruna, 'apa itu Taruna?', 'pendidikan tentara yang tertinggi', ya udah saya mau," tambahnya.
Terbiasa Angkut Galon Setiap Hari
Mental baja Farid Makruf sudah tumbuh sejak masih usia sekolah. Saat masih duduk di SMA, keseharian Farid kerap kali dilakukan dengan mengantre air di sumur.
Farid harus mengangkut 30 air galon untuk diletakkan di rumah kakek dan neneknya serta rumahnya sendiri. Rutinitas itu selalu dilakukannya setiap hari.
"Nah karena saya terbiasa ditempa dengan pekerjaan yang keras, saya biasa ngantre air sepulang sekolah itu untuk mencukupi kebutuhan air di rumah nenek yang dari ibu, terus di rumah saya sendiri dan rumah yang dari kakek."
"Galon air itu jadi 30 air galon itu setiap hari saya bawa. Itu waktu kecil. SMA kelas satu sampai kelas tiga. Jadi selama tiga tahun saya ngelakoni ngangkat air itu," ujar Farid.
Jadi Tentara demi Tidak Bebani Orang Tua
Cita-cita Farid menjadi tentara bukan hanya karena keinginan masa kecilnya saja, namun ia mengaku tidak ingin membebani orang tuanya.
Demi bisa masuk ke Akabri, Farid sampai rela menyambi belajar di sela mengantre mengambil air.
Kebiasaan itu yang membuat orang di sekitarnya salut dan menyanjungnya hingga layak bila kini mampu menjadi seorang Perwira TNI.
"Di sela menunggu giliran air itu diisi, dulu ngantre kami di sumur itu saya sambil belajar. Makanya waktu saya masuk itu Akabri namanya. Orang kampung bilang ya gak heran Farid itu kerjanya belajar sama ngangkutin air, dia orang kuat. Saya dengarnya waktu itu gitu," kata Farid.
Harapan besar digantungkannya demi bisa menjadi tentara karena tidak ingin membebani orang tuanya karena harus masuk ke universitas.
Terlebih waktu itu kedua orang tuanya hanya bekerja sebagai pedagang dan ia sering membantu merea mengantarkan barang.
"Orang tua saya kan bukan orang yang mampu. Saya tidak ingin memberatkan mereka dengan saya bersekolah di universitas yang tinggi, dengan biaya yang besar.
Kan bapak ibu saya itu pedagang di pasar yang kadang-kadang saya ikut membantu mereka untuk mengantarkan barang."
tambahnya via Instagram @faridmakrufma
Profil Mayjen TNI Farid Makruf
Mayjen TNI Farid Makruf perwira tinggi TNI AD yang kini menjabat sebagai Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kakostrad).
Alumni Akmil 1991 ini sebelumnya menjabat sebagai Pangdam V/Brawijaya sejak tahun 2022 lalu.
Farid merupakan Perwira Kopassus dengan segudang pengalaman operasi di tingkat nasional maupun internasional.
Pada tahun 2003, dirinya sempat ditugaskan untuk bergabung dengan UNAMSIL (United Nation Mission in Sierra Leone) untuk mengakhiri perang saudara Sierra Leone.
Sosoknya semakin dikenal waktu menjabat Komandan Korem 132/Tadulako yang berada di bawah naungan Kodam XIII/Merdeka.
Kala itu Farid memimpin anggotanya memburu Ali Kora dan sisa-sisa anggota Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) Poso.